google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Crickets Field Operates Faster - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Wednesday, March 22, 2017

Crickets Field Operates Faster


Oil Block Development

Crickets Field development project, Muara Bakau block in the Makassar Strait along with the floating production facility with a total value of US $ 4.2 billion immediately to operate in June 2017. Initially, the project of oil and gas field located offshore East Kalimantan, is targeted to start operating in early 2018, with an estimated cost of US $ 4.5 billion.

EMR Minister Ignatius Jonan appreciate the acceleration of the Cricket Field development, including the construction of floating production facility. Jonan said, the acceleration of the contribution of local governments that simplify the whole licensing process.

"I think it is expected of us, because if licensing slowly, investing too slow," he said at the naming ceremony Boats floating production unit (FPU) Crickets in Saipem Karimun Yard, Riau Islands, on Tuesday (21/3).

Muara Bakau block operated by ENI (Italy) Muara Bakau BV since 2002 with a stake of 55% and its partners engie E & P 33.3%, as well as PT Saka Energi Muara Bakau 11.7%. Field crickets are structures found gas in 2009. After that, about 20 km to the east found Crickets North East in 2011. ITALY ENI as operator approved development plan Iapangan Crickets in 2011 and approval of development Crickets Filed North East in 2013.

These fields will be operated in an integrated manner due to its proximity. Crickets FPU ship is designed with a processing capacity of gas to 450 million cubic feet per day (MMSCFD). Production comes from 10 wells that will drain gas through a subsea pipeline along 79 km. Gas will be brought to the Bontang LNG plant.

Jonan claim gas investment as one of the biggest this year. This year there are 16 other oil and gas production facilities which will also operate with a total volume of 858.2 MMSCFD of gas and 37 280 barrels of oil per day (bpd).

The government is targeting upstream oil and gas investment this year amounted to US $ 13 billion, up 7% compared with last year. Director General of Oil and Gas Ministry of Energy and Mineral Resources said IGN Wiratmaja Puja FPU ship will be brought to the project site is located in the Makassar Strait. According to the plan, the ship began to depart this week. The journey from the Riau Islands to the Strait of Makassar, estimated to take 1-2 weeks.

Head of the Special Working Upstream Oil and Gas (SKK Migas) Amien Sunaryadi add about 52% of gas production from Crickets Filed will be sold to Pertamina for the purposes of generating electricity, 38% purchased by ENI Midstream, and 10% are sold to the industry in East Kalimantan.

IN INDONESIAN
PENGEMBANGN BLOK MIGAS

Lapangan Jangkrik Beroperasi Lebih Cepat


Proyek pengembangan Lapangan Jangkrik, Blok Muara Bakau di Selat Makassar beserta fasilitas produksi terapung dengan nilai total US$4,2 miliar segera beroperasi pada Juni 2017. Semula, proyek lapangan minyak dan gas bumi yang berlokasi di lepas pantai Kalimantan Timur itu ditargetkan beroperasi awal 2018, dengan perkiraan biaya US$4,5 miliar.

Menteri ESDM Ignasius Jonan mengapresiasi percepatan proses pengembangan Lapangan Jangkrik, termasuk pembangunan fasilitas produksi terapung. Jonan menyebut, percepatan tersebut terhadap kontribusi pemerintah daerah yang mempermudah seluruh proses perizinan. 

“Saya kira, ini yang diharapkan kita semua, karena kalau perizinan pelan, investasi juga lambat,” ujarnya saat upacara penamaan Kapal floating production unit (FPU) Jangkrik di Saipem Karimun Yard, Kepulauan Riau, Selasa (21/3).

Blok Muara Bakau dioperasikan oleh ENI (Italia) Muara Bakau BV sejak 2002 dengan kepemilikan saham 55% dan mitranya Engie E&P 33,3%, Serta PT Saka Energi Muara Bakau 11,7%. Lapangan Jangkrik merupakan struktur gas yang ditemukan pada 2009. Setelah itu, sekitar 20 km ke arah timur ditemukan Jangkrik North East pada 2011. ENI ITALY sebagai operator mendapatkan persetujuan rencana pengembangan Lapangan Jangkrik pada 2011 dan persetujuan pengembangan Lapangan Jangkrik North East pada 2013.

Kedua lapangan gas tersebut akan dioperasikan secara terintegrasi karena lokasinya yang berdekatan. Kapal FPU Jangkrik dirancang dengan kapasitas pengolahan gas hingga 450 juta kaki kubik per hari (MMscfd). Produksi berasal dari 10 sumur yang nantinya akan mengalirkan gas melalui pipa bawah laut sepanjang 79 km. Gas akan dibawa ke Kilang LNG Bontang.

Jonan mengklaim investasi gas tersebut sebagai salah satu yang terbesar tahun ini. Pada tahun ini terdapat 16 fasilitas produksi migas lainnya yang juga akan beroperasi dengan volume total 858,2 MMscfd gas dan minyak 37.280 barel per hari (bph).

Pemerintah menargetkan investasi hulu migas pada tahun ini sebesar US$13 miliar atau naik 7% dibandingkan dengan tahun lalu. Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja mengatakan kapal FPU nantinya akan dibawa ke lokasi proyek yang berada di Selat Makassar. Rencananya, kapal mulai diberangkatkan pada pekan ini. Perjalanan dari Kepulauan Riau ke Selat Makassar diperkirakan membutuhkan waktu 1-2 pekan.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi menambahkan sekitar 52% produksi gas dari Lapangan Jangkrik akan dijual ke Pertamina untuk keperluan pembangkit listrik, 38% dibeli oleh ENI Midstream, dan 10% dijual ke industri di Kalimantan Timur.

Bisnis Indonesia, Page-1, Wednesday, March, 22, 2017

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel