German Companies Interested in Investing in Smelter and Gas

Two German companies have expressed a desire to invest in Indonesia. One company interested in cooperation with Indonesian state mining company to invest US $ 800 million (Rp 10.4 trillion) in the nickel smelter project. Meanwhile, the other companies in the field of gas sector enterprises not mention the amount of the investment value.

Head of the Investment Coordinating Board (BKPM) Thomas Lembong said it gained during a working visit to several countries in Europe on March 15 to 22 last. Furthermore, Thomas delivered the visit was aimed at promoting Indonesia as one of the attractive investment destination for European companies. Not only that, a visit to Europe is also part of marketing efforts to support the achievement of this year's investment is targeted at the figure of Rp 678.8 trillion.

"The opportunity is utilized working visit to meet with German companies interested in investing in Indonesia," he said in an official statement, yesterday (20/3)

According to Thomas, the work done visit was also used to meet some fund managers and banks in Germany. "Germany is one of the important countries in Europe which is also a major contributor to investment in Indonesia," he explained.

Thomas added the Indonesian economy is relatively stable, coupled with solid macroeconomic fundamentals and supported the flow of foreign direct investment (FDI) is high, the main investment attractiveness for German companies. "Last year, FDI in Indonesia reached US $ 28.9 billion, up 8.4% compared with the previous year. Germany contributed US $ 133 million of the total value of the PDI, "he said.

BKPM also noted investment from Europe in the past five years to Indonesia reached US $ 13.3 billion, or equal to Rp 172.9 trillion. "Five of Europe's major investment into Indonesia is from the Netherlands, Britain, France, Luxembourg, and Germany," said Thomas.

IN INDONESIAN

Perusahaan Jerman Minati Investasi di Smelter dan Gas

Dua perusahaan asal Jerman telah menyatakan keinginan untuk menanamkan modal di Indonesia. Satu perusahaan berminat bekerja sama dengan BUMN pertambangan Indonesia untuk menanamkan modal US$ 800 juta (Rp 10,4 triliun) di proyek smelter nickel. Sementara itu, satu perusahaan lain di bidang usaha sektor gas belum menyebutkan besaran nilai investasi.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengatakan hal itu diperolehnya saat kunjungan kerja ke beberapa negara di Eropa pada 15-22 Maret lalu. Lebih lanjut, Thomas menyampaikan kunjungan itu bertujuan mempromosikan Indonesia sebagai salah satu destinasi investasi yang atraktif bagi perusahaan Eropa. Tidak hanya itu, kunjungan ke Eropa juga merupakan bagian dari upaya pemasaran untuk mendukung pencapaian target investasi tahun ini yang ditargetkan pada angka Rp 678,8 triliun.

“Kesempatan kunjungan kerja tersebut dimanfaatkan untuk bertemu dengan perusahaan-perusahaan Jerman yang berminat menanamkan modal di Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi, kemarin (20/3)

Menurut Thomas, kunjungan kerja yang dilakukan juga dimanfaatkan untuk bertemu dengan beberapa pengelola dana dan perbankan di Jerman. “Jerman merupakan salah satu negara penting di Eropa yang juga merupakan kontributor utama investasi di Indonesia,” jelasnya.

Thomas menambahkan kondisi perekonomian Indonesia yang relatif stabil, ditambah dengan fundamen makro ekonomi yang solid dan didukung arus penanaman modal langsung (FDI) yang tinggi, merupakan daya tarik investasi utama bagi perusahaan Jerman. “Tahun lalu FDI yang masuk ke Indonesia mencapai US$ 28,9 miliar, naik 8,4% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jerman menyumbang US$ 133 juta dari total nilai PDI tersebut,” ungkapnya.

BKPM juga mencatat penanaman modal dari Eropa dalam lima tahun terakhir ini ke Indonesia mencapai US$13,3 miliar atau sama dengan Rp 172,9 triliun. “Lima besar investasi dari Eropa yang masuk ke Indonesia ialah dari Belanda, Inggris, Prancis, Luksemburg, dan Jerman,” kata Thomas.

 Media Indonesia, Page-18, Tuesday, March, 21, 2017