google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Muara Bakau Production Could Gas This Year - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Wednesday, March 22, 2017

Muara Bakau Production Could Gas This Year



    Crickets name is taken from the gas field natural gas resources Muara Bakau block, which will be processed using FPU ship.

Gas Muara Bakau block, East Kalimantan, has been able to start producing gas in mid 2017. This was in line with the completion of the floating production unit ships floating production unit / FPU) that it can be operational no later than May 2017. "The production of gas from the Muara Bakau can already conducted in mid this year. It's faster than the estimates contained in the Strategic Plan of the Ministry of Energy and Mineral Resources In 2015-2018, the first production in 2018, "said Minister of Energy and Mineral Resources (ESDM) Ignatius Jonan on FPU's naming ceremony, in Saipem Karimun Yard, Tanjung Balai, Riau islands.

Jonan give crickets name for FPU size of 46 x 192 meters. The name is taken from the location field crickets gas source natural gas Muara Bakau block, which will be processed using the FPU ship. The location name is Cricket Square. Crickets FPU ship will operate in the Muara Bakau block located in the Kutai Basin, off the coast of the Strait of Makassar, which is about 70 km from the coastline of East Kalimantan.

The vessel is designed for the processing of gas with a capacity of up to 450 million standard cubic feet per day (MMSCFD). A total of 10 subsea gas production wells that have been compressed and ready to be produced will be linked with the FPU which then process and deliver gas by using a subsea pipeline along 79 km.

Furthermore, the gas will be piped ashore, namely to network gas producer in East Kalimantan and ends on domestic user in East Kalimantan and the Bontang LNG plant.

According Jonan, FPU Cricket also serves as distillation and can stabilize the condensate and distribute it to the ground through a local distribution network and ended in Senipah condensate refinery. More than 50% of production Cricket Field will be used to meet domestic gas demand. Hopefully, it can make a significant contribution to the national energy needs and economic development.

FPU crickets also serves as refining and stabilize the condensate and distribute it to the ground through a distribution network and ends at the refinery Senipah. Muara Bakau block dioperatori ENI Muara Bakau BV since 2002 with a stake of 55% and their partners, engie E & P, 33.30 / 0, and PT Saka Energi 11.7%. Special oil government immediately announced a Work Area (WK) gas phase one in May.

Special sign the convention circuit and the Indonesian Petroleum Association (IPA), 2017. Director of Upstream Oil and Gas Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM), Single, said the government was preparing 10 WK conventional oil and gas that will be offered this year. Of these, 7 WK is a joint study, while 3 WK offered through regular auctions. All 10 WK WK oil and gas is a gas that is newly offered.

Meanwhile, if the results of the evaluation of oil and gas which turns WK unsold in previous deals may be eligible for re-tendered, the government will offer it back. "It is possible (WK offered) increases. From the evaluation results kaIau allows, (can) grow "Tunggal said.

IN INDONESIAN

Muara Bakau Bisa Produksi Gas Tahun lni


Nama Jangkrik diambil dari lapangan gas sumber gas alam Blok Muara Bakau, yang akan diolah dengan menggunakan kapal FPU.

Blok Gas Muara Bakau, Kalimantan Timur, sudah bisa mulai memproduksi gas pada pertengahan 2017. Hal itu seiring dengan rampungnya kapal unit produksi terapung floating production unit/FPU) yang sudah bisa beroperasi paling lambat pada Mei 2017. “Produksi gas dari Muara Bakau sudah bisa dilakukan pada pertengahan tahun ini. Ini lebih cepat daripada perkiraan yang tercantum dalam Rencana Strategis Kementerian ESDM Tahun 2015-2018, yaitu produksi pertama pada 2018,” kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan pada upacara penamaan FPU itu, di Saipem Karimun Yard, Tanjung Balai, Kepulauan Riau.

Jonan memberikan nama jangkrik untuk FPU berukuran 46 x 192 meter itu. Nama jangkrik diambil dari lokasi lapangan gas Sumber gas alam Blok Muara Bakau, yang akan diolah dengan menggunakan kapal FPU itu. Nama lokasi itu ialah Lapangan Jangkrik. Kapal FPU Jangkrik akan beroperasi di Blok Muara Bakau yang berlokasi di Cekungan Kutai, lepas pantai Selat Makassar, yakni sekitar 70 km dari garis pantai Kalimantan Timur. 

Kapal tersebut dirancang untuk pengolahan gas dengan kapasitas hingga 450 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd). Sebanyak 10 sumur produksi gas bawah laut yang telah dikompresi dan siap diproduksi akan dihubungkan dengan FPU yang kemudian mengolah dan menyalurkan gas dengan menggunakan pipa bawah laut sepanjang 79 km.

Selanjutnya, gas akan disalurkan ke darat, yaitu ke jaringan produsen gas Kalimantan Timur dan berakhir pada pemakai dalam negeri di Kalimantan Timur dan kilang LNG Bontang.

Menurut Jonan, FPU Jangkrik juga berfungsi sebagai penyulingan dan dapat menstabilkan kondensat serta menyalurkannya ke darat melalui jaringan distribusi setempat dan berakhir di kilang kondensat Senipah. Lebih dari 50% produksi Lapangan Jangkrik akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan gas domestik. Diharapkan, itu dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap kebutuhan energi nasional dan pembangunan ekonomi.

FPU jangkrik juga berfungsi sebagai penyulingan dan menstabilkan kondensat serta menyalurkannya ke darat melalui jaringan distribusi dan berakhir di kilang Senipah. Blok Muara Bakau dioperasikan ENI Muara Bakau BV sejak 2002 dengan kepemilikan saham 55% dan mitra mereka, Engie E&P, 33,30/0, serta PT Saka Energi 11,7%. Penawaran migas Pemerintah segera mengumumkan penawaran Wilayah Kerja (WK) migas tahap satu pada Mei mendatang.

Penawaran masuk rangkaian acara konvensi dan konferensi Indonesian Petroleum Association (IPA) 2017. Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tunggal, menyatakan pemerintah sedang menyiapkan 10 WK migas konvensional yang akan ditawarkan pada tahun ini. Dari jumlah tersebut, 7 WK merupakan joint study, sedangkan 3 WK ditawarkan melalui lelang reguler. Ke-10 WK migas tersebut merupakan WK migas yang memang baru saja ditawarkan.

Sementara itu, apabila dari hasil evaluasi ternyata WK migas yang belum laku pada penawaran sebelumnya dapat memenuhi persyaratan untuk dilelang ulang, pemerintah akan menawarkannya kembali. “Ada kemungkinan (WK yang ditawarkan) bertambah. Dari hasil evaluasi kaIau memungkinkan, (bisa) bertambah" kata Tunggal.

Media Indonesia, Page-18, Wednesday, March, 22, 2017

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel