google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Pertamina Get Gas Allocation Masela - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Wednesday, March 8, 2017

Pertamina Get Gas Allocation Masela



Companies are required to develop the petrochemical industry.

The Ministry of Industry is reviewing the company that will absorb compressed natural gas (compressed natural gas / CNG) from Masela amounted to 200 million standard cubic feet per day (MMSCFD). One gets a small gas PT Pertamina.

According to Director of Upstream Chemical Industry Ministry Muhammad Khayam, the government allocated in accordance with the proposed gas company. He hopes to use it to develop Pertamina petrochemical products. Alternatively, the company could process gas into a fuel substitute for LPG (liquefied petroleum gas).

Vice President Petrochemical Project Coordinator Dhani Prasetyawan Pertamina claimed not to know the information. "Maybe at the top level is already decided," he said.

Khayam continue, in addition to Pertamina, there are four companies Iain requesting Masela gas ration with total needs 474 MMSCFD. They are PT Pupuk Indonesia, which asked 214 MMSCFD gas to be processed into methanol, polypropylene, to fertilizer. PT Kaltim Methanol Industry asked for 100 MMSCFD create processed into methanol well as PT Elsoro Multi Pratama asked for 160 MMSCFD to be processed into methanol, propylene, and gasoline. Another potential consumers is Chandra Asri, will also produce methanol.

They plan to build a factory worth a total of US $ 4.5 billion. According Khayam, the four companies will form a joint venture to manage the petrochemical industrial area near Masela gas refineries. Ministry promises, before July 2017, the four companies and Pertamina signed a memorandum of cooperation with Inpex.

If the government approves the proposal Pertamina, Khayam said the allocation of gas to the four investors was reduced to 150 MMSCFD. Then the total use of the proposed gas pipeline later the Ministry of Industry of 350 MMSCFD.

But he is still hoping the government and Inpex agreed volume of 474 MMSCFD gas processing for gas pipelines and 7, 5 million metric tonnes per annum (MTPA) of liquefied natural gas (liquefied natural gas / LNG). Alternatively, the development of gas pipelines shrink by about 150 MMSCFD (1 MTPA). Instead, the production is directed mostly to the 9.5 MTPA LNG.

Deputy Minister of Energy and Mineral Resources Arcandra Tahar tend to choose the first scheme so that the petrochemical industry is likely to grow. Energy Minister Ignatius Jonan expect Inpex immediately resolve the preliminary technical studies this year.

Inpex spokesman, Usman Slamet, said the company is waiting for the government's response. Inpex last letter sent to the Ministry of Energy on January 6, 2017

IN INDONESIAN

Pertamina Mendapat Alokasi Gas Masela


Perusahaan diminta mengembangkan industri petrokimia.

Kementerian Perindustrian sedang mengkaji perusahaan yang akan menyerap gas alam terkompresi (compressed natural gas/CNG) dari Blok Masela sebesar 200 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd). Salah satu yang mendapat jatah gas adalah PT Pertamina.

Menurut Direktur Kimia Hulu Kementerian Perindustrian Muhammad Khayam, pemerintah mengalokasikan gas sesuai dengan usul perusahaan. Dia berharap Pertamina memanfaatkannya untuk mengembangkan produk petrokimia. Alternatifnya, perseroan bisa mengolah gas menjadi bahan bakar pengganti elpiji (liquefied petroleum gas).

Vice President Petrochemical Project Coordinator Pertamina Dhani Prasetyawan mengaku belum mengetahui informasi tersebut. “Mungkin di level atas yang sudah memutuskan,” ujarnya.

Khayam melanjutkan, selain Pertamina, ada empat perusahaan Iain yang meminta jatah gas Masela dengan kebutuhan total 474 mmscfd. Mereka adalah PT Pupuk Indonesia, yang meminta gas 214 mmscfd untuk diolah menjadi metanol, polypropylene, hingga pupuk. PT Kaltim Metanol Industri meminta 100 mmscfd buat diolah menjadi metanol Serta PT Elsoro Multi Pratama meminta 160, mmscfd untuk diolah menjadi metanol, propylene, dan gasoline.  Calon konsumen lain adalah Chandra Asri, juga akan memproduksi metanol.

Mereka berencana membangun pabrik senilai total US$ 4,5 miliar. Menurut Khayam, keempat perusahaan akan membentuk perusahaan patungan untuk mengelola kawasan industri petrokimia di dekat kilang gas Masela. Kementerian menjanjikan, sebelum Juli 2017, keempat perusahaan dan Pertamina bisa menandatangani nota kerja sama dengan Inpex.

Jika pemerintah menyetujui usul Pertamina, Khayam mengatakan, alokasi gas untuk empat investor itu berkurang sampai 150 mmscfd. Maka total penggunaan gas pipa yang diusulkan Kementerian Perindustrian nantinya sebesar 350 mmscfd.

Namun dia masih berharap pemerintah dan Inpex menyepakati volume pengolahan gas sebesar 474 mmscfd untuk gas pipa dan 7 ,5 juta metrik ton per tahun (MTPA) untuk gas alam cair (liquefied natural gas/LNG). Alternatifnya, pengembangan gas pipa menyusut sekitar 150 mmscfd (1 MTPA). Sebagai gantinya, produksi diarahkan sebagian besar ke LNG sebanyak 9,5 MTPA.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar cenderung memilih pada skema pertama agar industri petrokimia lebih berpeluang tumbuh. Menteri Energi Ignasius Jonan berharap Inpex segera menyelesaikan studi teknis pendahuluan tahun ini.

Juru bicara Inpex, Usman Slamet, mengatakan perusahaan menunggu jawaban pemerintah. Surat terakhir dikirimkan Inpex kepada Kementerian Energi pada 6 Januari 2017

Koran Tempo Page-20, Wednesday, March, 8, 2017

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel