PT Pertamina has set up a process of transition or transition above the top eight oil and gas blocks. As for the oil and gas blocks awarded to the full Pertamina is B Block, NSO / NSO Ext, Tuban, Ogan Ogan, Attaka, Sanga-Sanga, Southest Sumatra, Central and East Kalimantan. There will be incentives for existing operators so that production does not decrease.
President Director of Pertamina Hulu Energi (PHE) R Mountains Sardjono Hadi revealed that of the eight blocks of termination, only six blocks which will be managed by the PHE. And two of the six blocks that have not been operated by PHE, requiring a transition. "We've set up a process of transition," said Mount.
The two blocks, will be managed by PT Pertamina Hulu Mahakam. This operator also manages the Mahakam block. Pertamina Upstream Director Syamsu Alam added, Pertamina team is already preparing the things required by the transition experience Mahakam. When referring to the transition Mahakam Block, Pertamina must invest in the block before the operator. The goal, when a change of operator, production in eight oil and gas block has not decreased.
Pertamina will also implement this scheme in some Region kerka (WK) termination of oil and gas. Alam said, Pertamina open the option of investing in the transition period. "Most likely it could have been. But not until all matters related to the investment," he said.
Deputy Minister of Energy and Mineral Resources (ESDM) Arcandra Tahar explained, this incentive in the form of unrecovered cost. The costs are usually needed to increase production before the contract expires.
Director General of Oil and Gas Ministry of Energy and Mineral IGN Wiratmaja Puja said the government will also issue special ministerial regulations on depreciation in gross scheme split. These schemes will be used in the production sharing contract termination had eight blocks.
IN INDONESIAN
Pertamina Siapkan Transisi 8 Blok Migas
PT Pertamina sudah menyiapkan proses peralihan atau masa transisi atas atas delapan blok migas. Adapun blok migas yang diberikan penuh tersebut ke Pertamina adalah B Block, NSO/ NSO Ext, Tuban, Ogan Komering, Attaka, Sanga-Sanga, Southest Sumatra, Tengah dan East Kalimantan. Akan ada insentif bagi operator lama agar produksi tidak menurun.
Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE) R Gunung Sardjono Hadi mengungkapkan, dari delapan blok terminasi, hanya enam blok yang akan dikelola oleh PHE. Dan dua dari enam blok tersebut belum dioperasikan oleh PHE, sehingga memerlukan transisi. "Kami sudah menyiapkan proses transisinya," kata Gunung.
Adapun dua blok lagi, akan dikelola oleh PT Pertamina Hulu Mahakam. Operator ini juga mengelola Blok Mahakam. Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam menambahkan, tim Pertamina sudah menyiapkan hal-hal yang diperlukan berdasarkan pengalaman transisi Mahakam. Jika merujuk pada transisi Blok Mahakam, Pertamina harus melakukan investasi di blok tersebut terlebih dahulu sebelum menjadi operator. Tujuannya, ketika terjadi pergantian operator, produksi di delapan blok migas tersebut tidak menurun.
Pertamina juga akan menerapkan skema ini di beberapa Wilayah kerka (WK) migas terminasi. Alam bilang, Pertamina membuka opsi melakukan investasi pada masa transisi. "Kemungkinan itu bisa saja. Namun belum sampai ke hal-hal terkait investasi," katanya.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menjelaskan, insentif ini berupa unrecovered cost. Biaya yang dikeluarkan ini biasanya dibutuhkan untuk meningkatkan produksi sebelum kontrak berakhir.
Dirjen Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja menyebutkan, pemerintah juga akan mengeluarkan peraturan menteri khusus tentang depresiasi dalam skema gross split. Ini akan digunakan dalam skema kontrak bagi hasil delapan blok terminasi tadi.
Kontan, Page-14, Wednesday, March, 8, 2017
No comments:
Post a Comment