google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Pertamina profit RP. 42 Trillion - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Saturday, March 18, 2017

Pertamina profit RP. 42 Trillion



GMS Raising Elijah Massa Manik Become Director

PT Pertamina had net profit of 3.15 billion US dollars or equivalent to Rp 42 trillion for the whole year 2016. The achievement of the performance is higher than the acquisition in 2015 were only 1.42 billion US dollars, or
around Rp 18.9 trillion.

This statement was made Pertamina Finance Director Arif Budiman in a press conference after the General Meeting of Shareholders (AGM) of Pertamina in Jakarta, Thursday (16/3). Marketing innovation will be key in the future. Pertamina posted revenue of 36.49 billion US dollars, or about Rp 486.6 trillion.

Revenues declined since 2014 that as many as 70 billion US dollars, and in 2015 that as many as 41.76 billion US dollars. World oil prices slumped into a major cause of declining revenues.

"In addition, the efficiency becomes the largest cantilever, where throughout 2016 totaled 2.67 billion US dollars. This year, the efficiency target of 1 billion dollars for an estimated price of oil is relatively stable, "said Arif.

On the production side, along the 2016 Pertamina produces oil and natural gas amounted to 650,000 barrels of oil equivalent per day (BOEPD). The achievement was better than 2015 and only 610,000 BOEPD. In 2025, the company targets oil and gas production of 1.85 million BOEPD.

Pertamina Gas Director Yenni Andayani added, innovation and marketing will play an important role for the company's performance in the coming years. Pertamina has launched three new product types were able to get the attention of consumers, namely fuel types pertalite (RON 90), dexlite (diesel), and LPG measuring 5.5 kilograms were sold under the brand Bright Gas.

"Pertamina is also committed to build two new refineries and increase the capacity of four existing refineries, capital needed to reach 34 billion US dollars or equivalent to Rp 453 trillion until 2024 to come," said Yenni.

The new Managing Director

In the AGM, the shareholders decided to appoint and Elia Massa Manik became CEO respectively. Elijah, who previously served as Director of PT Perkebunan Nusantara Holding to that position was vacant and filled Yenni Andayani as acting since 3 February.

Elia said the first duty as President Director of Pertamina is managing human resources inside the company. According to him, the challenge of Pertamina becoming increasingly heavier. Superior human resources is the key to win the competition.

"I'll be professional. Transparency will be one key to managing this company. I will start from myself. If I stray, I will resign. If need be fired, "said Elia

Deputy of Financial Services, Survey Services, and Consulting SOE Ministry Gatot Trihargo that shareholders assess Elia with all of its track record of competence and ability to become Managing Director of PT Pertamina.

Elia proven track record. In the period 2011-2014, Elijah became President Director of PT Elnusa Tbk and successfully restructure the company. In addition, Elia has also been included in the leadership ranks of BNI and help restructure the loans at state banks.

IN INDONESIAN

Laba Pertamina RP. 42 Triliun


RUPS Mengangkat Elia Massa Manik Jadi Direktur Utama

PT Pertamina meraih laba bersih 3,15 miliar dollar AS atau setara Rp 42 triliun untuk kinerja sepanjang tahun 2016. Pencapaian tersebut lebih tinggi daripada perolehan tahun 2015 yang hanya 1,42 miliar dollar AS atau
sekitar Rp 18,9 triliun.

Demikian dikemukakan Direktur Keuangan Pertamina Arif Budiman dalam konferensi pers seusai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Pertamina di Jakarta, Kamis (16/3). Inovasi pemasaran akan menjadi kunci perusahaan di masa mendatang. Pertamina membukukan pendapatan 36,49 miliar dollar AS atau sekitar Rp 486,6 triliun.

Pendapatan menurun sejak tahun 2014 yang sebanyak 70 miliar dollar AS, dan di tahun 2015 yang sebanyak 41,76 miliar dollar AS. Harga minyak dunia yang merosot menjadi penyebab utama menurunnya pendapatan perusahaan.

”Selain itu, efisiensi menjadi penopang terbesar, di mana sepanjang tahun 2016 tercatat sebanyak 2,67 miliar dollar AS. Tahun ini, target efisiensi sebesar 1 miliar dollar AS karena diperkirakan harga minyak relatif sudah stabil,” kata Arif.

Dari sisi produksi, sepanjang 2016 Pertamina menghasilkan minyak dan gas bumi sebesar 650.000 barrel setara minyak per hari (BOEPD). Capaian itu lebih baik daripada 2015 yang hanya 610.000 BOEPD. Tahun 2025, perusahaan menargetkan produksi migas sebanyak 1,85 juta BOEPD.

Direktur Gas Pertamina Yenni Andayani menambahkan, inovasi dan pemasaran akan berperan penting bagi kinerja perusahaan di tahun-tahun mendatang. Pertamina telah meluncurkan tiga jenis produk baru yang mampu mendapatkan perhatian konsumen, yaitu BBM jenis pertalite (RON 90), dexlite (solar), dan elpiji berukuran 5,5 kilogram yang dijual dengan merek Bright Gas.

”Pertamina juga berkomitmen membangun dua kilang baru dan meningkatkan kapasitas empat kilang yang ada, Modal yang dibutuhkan mencapai 34 miliar dollar AS atau setara Rp 453 triliun hingga 2024 mendatang,” ujar Yenni.

Dirut baru

Dalam RUPS, pemegang saham memutuskan menunjuk dan mengangkat Elia Massa Manik menjadi Direktur Utama Pertamina. Elia yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara Holding menduduki jabatan yang sempat kosong dan diisi Yenni Andayani sebagai pelaksana tugas sejak 3 Februari lalu.

Elia mengatakan, tugas pertama sebagai Direktur Utama Pertamina adalah menata sumber daya manusia di tubuh perusahaan. Menurut dia, tantangan Pertamina kian lama semakin lebih berat. Sumber daya manusia yang unggul adalah kunci memenangi persaingan.

”Saya akan bersikap profesional. Transparansi akan menjadi salah satu kunci mengelola perusahaan ini. Saya akan memulai dari diri saya sendiri. Kalau saya melenceng, saya akan mundur. Bila perlu dipecat,” ujar Elia

Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot Trihargo mengatakan, pemegang saham menilai Elia dengan semua rekam jejaknya memiliki kompetensi dan kemampuan menjadi Dirut PT Pertamina.

Rekam jejak Elia sudah teruji. Pada periode 2011-2014, Elia pernah menjadi Presiden Direktur PT Elnusa Tbk dan berhasil merestrukturisasi perusahaan tersebut. Selain itu, Elia juga pernah masuk dalam jajaran pimpinan BNI dan membantu restrukturisasi pinjaman pada bank BUMN tersebut.

Kompas, Page-18, Friday, March, 17, 2017

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel