google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Regional participation encouraged - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Thursday, March 30, 2017

Regional participation encouraged


Oil Upstream Industry

Special Unit of Upstream Oil and Gas or SKK Migas continues to spur the region's involvement in industrial activity upstream oil and gas so that it can provide added value to the area, the location of the operation.

SKK Migas head Amien Sunaryadi said it continued to encourage cooperation contract (PSC) to make room for local governments to be involved in activities in their respective area of ​​operation.

So far, one form of support will be the participation of Local Government has been realized with the release of Energy and Mineral Resources Regulation 37/2016 on Special Participating Interest (PI) to the Regional Government through the Regional Owned Enterprises. The contractor must offer a maximum of 10% PI project of the new contract signed.

Central and local government collaboration is the key to boosting economic growth, particularly in the operation. Local Government not only be the recipients of revenue-sharing (DBH) of oil and gas production, but is actively involved in the operations. The involvement of local governments is expected to not be a burden for upstream investors but mutually supportive partners.

"The area is not a business object, but were pushed into the subject in order to grow and be independent," he said in the Upstream Oil and Gas Gathering with Gas Users in Luwuk Banggai, Central Sulawesi

Central Sulawesi Governor Longki Djanggola hope the district into the first consumer can enjoy the oil and gas production. As an illustration, the current Central Sulawesi electrification ratio remained at 75%, whereas in Baggai Sea is only 50%. Supposedly, he considered, the electrification ratio can be increased by optimizing the absorption of oil and gas production to the area of ​​operation.

Based on data from SKK Migas, gas supply in Banggai reach 415 million standardization cubic feet per day / MMSCFD until 2027. The volume of gas flowing from the Senoro field and Field Cendanapura (JOB Pertamina-Medco E & P Tomori) amounted to 310 MMSCFD of gas and Field Matindok (Pertamina EP) 105 MMSCFD.

The gas is allocated 33 5 MMscfd for liquefied natural gas refinery / LNG Donggi Senoro, 55 MMSCFD to PT Panca Amara Utama to support the need for fertilizers, 55 MMSCFD to supply power to Banggai and 20 MMSCFD to PT PLN.

Besides Banggai, Central Sulawesi also has Tiaka Fields, who dioperatori JOB Pertamina-Medco E & P Tomori with the production of gas flare (flare gas) for 3 to 6 MMSCFD which is now utilized Morowali enterprises for the electricity sector

IN INDONESIAN

Partisipasi Daerah Digenjot


Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas terus memacu keterlibatan daerah dalam kegiatan industri hulu minyak dan gas sehingga bisa memberikan nilai tambah bagi daerah yang menjadi lokasi operasi. 

Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengatakan pihaknya terus mendorong kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) agar memberi ruang kepada pemerintah daerah untuk turut terlibat dalam kegiatan di masing-masing daerah operasi.

Sejauh ini, salah satu bentuk dukungan akan partisipasi Pemerintah Daerah telah diwujudkan dengan keluarnya Peraturan Menteri ESDM No.37 / 2016 tentang Penawaran Participating Interest (PI) kepada Pemerintah Daerah melalui Badan Usaha Milik Daerah. Kontraktor harus menawarkan PI maksimal hingga 10% proyek dari kontrak baru yang diteken.

Kolaborasi pemerintah pusat dan daerah menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya di lokasi operasi. Pemerintah Daerah bukan hanya menjadi penerima dana bagi hasil (DBH) dari hasil produksi migas, melainkan terlibat secara aktif dalam kegiatan operasi. Keterlibatan pemerintah daerah diharapkan bukan menjadi beban bagi investor hulu melainkan mitra yang saling mendukung.

“Daerah bukan menjadi obyek bisnis, melainkan didorong menjadi subyek agar tumbuh dan mandiri,” ujarnya dalam acara Temu Usaha Hulu Migas dengan Para Pengguna Gas di Luwuk Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah

Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola berharap daerahnya menjadi konsumen pertama yang bisa menikmati produksi migas. Sebagai gambaran, saat ini rasio elektrifikasi Sulawesi Tengah masih berada di level 75 % , sedangkan di Baggai Laut hanya 50%. Seharusnya, dia menilai, rasio elektrifikasi bisa meningkat dengan optimalisasi penyerapan produksi migas ke daerah operasi.

Berdasarkan data SKK Migas, pasokan gas di Kabupaten Banggai mencapai 415 million standardisasi cubic feet per day/MMscfd hingga 2027. Volume gas tersebut mengalir dari Lapangan Senoro dan Lapangan Cendanapura (JOB Pertamina-Medco E&P Tomori) sebesar 310 MMscfd gas dan Lapangan Matindok (Pertamina EP) sebanyak 105 MMscfd.

Gas tersebut dialokasikan sebesar 33 5 MMscfd untuk Kilang gas alam cair/LNG Donggi Senoro, 55 MMscfd untuk PT Panca Amara Utama guna mendukung kebutuhan pupuk, 55 MMscfd untuk mengalirkan listrik ke Kabupaten Banggai dan 20 MMscfd untuk PT PLN.

Selain Banggai, Sulawesi Tengah juga memiliki Lapangan Tiaka, yang dioperatori JOB Pertamina-Medco E&P Tomori dengan produksi gas suar (flare gas) sebesar 3 hingga 6 MMscfd yang kini dimanfaatkan BUMD Kabupaten Morowali untuk sektor ketenagalistrikan

Bisnis Indonesia, Page-30, Thursday, March, 30, 2017

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel