Special Unit of Upstream Oil and Gas (SKK Migas) noted that oil production sold (lifting) up to the end of March 31, 2017 reached 787 800 barrels per day (bpd). Achieving that approximately 96.7 percent of the target State Budget (APBN) in 2017 amounted to 815 600 bpd.
"We are optimistic that the target could be achieved, the positive signals seen from Banyu Urip that at the end of March the number of production per day has reached 205 119 bpd, or above the target of 201 155 bpd," said Secretary of SKK Migas Budi Agustyono.
Budi said that in terms of gas, the actual lifting until the end Mareti already above the target. In Budget, gas lifting target is 6,440 MMSCFD, while the realization reached 6503 MMSCFD or 101 percent of the target. "SKK Migas along the PSC continued to pursue a variety of ways so that the target of lifting both for oil and gas can be achieved," he said.
He said that until the end of February 2017, PSC has been the realization of a production area drill 19 development wells, 119 rework activities, and 4,350 wells maintenance. As for the PSC exploration, the activities already carried out a seismic survey is 1, 2 non-seismik surveys, drilling five exploration wells and one re-entry activities of exploration wells.
Up to 31 Maret 2017, investments that have been issued by the PSC amounted to US $ 1.9 billion. The details consist of US $ 1.8 billion of blocks production and the balance of US $ 0.1 billion from oil and gas production is targeted block capable of reaching up to US $ 25.2 billion. Of this amount coming into the state treasury only US $ 10.9 billion. Then the cost recovery of $ 10.5 billion and the remainder being part of the contractor.
He also stated that there are six projects in upstream oil and gas has started production in the first quarter of 2017. These projects are Ario Damar-Sriwijaya Project Contractor Cooperation Contract (PSC) Tropik Energy Pandan, orioles Phase II with Petronas Carigali Muriah PSC Ltd, Ridho KKKS Odira Energy Karang Agung, Cikarang Tegal Pacing (Pertamina EP), PHE 12 (WMO), and CPP 2 (WMO).
Agustyono Budi said the six project is currently still in the initial stages so that production is still small onstream. "From onstream between January to March. Over time, we expect production will continue to increase as targeted, "said Budi.
Budi said the Phase II Kepodang no additional production due to the project is a modification of the facility to maintain production-in order to remain at current levels.
Outside of the six projects, two other projects expected to be onstream in April, the East and Paku Musi SKG Elephant. Two projects are operated by Pertamina EP, a gas project with a capacity of 150 MMSCFD production facilities to Eastern Musi SKG and 45 MMSCFD to Paku Elephant. "The support of all parties is needed so that the target onstream in April of two of the project will not be missed," he said.
IN INDONESIAN
6 PROYEK MULAI PRODUKSI
SKK Migas Optimistis Target Produksi Migas Tercapai
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat produksi minyak yang terjual (lifting) sampai dengan akhir 31 Maret 2017 mencapai 787.800 barel per hari (bph). Pencapaian itu sekitar 96,7 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 sebesar 815.600 bph.
"Kami optimistis target bisa tercapai. Sinyal positif terlihat dari Lapangan Banyu Urip yang pada akhir Maret angka produksi per harinya sudah mencapai 205.119 bph, atau di atas target sebesar 201.155 bph,” kata Sekretaris SKK Migas Budi Agustyono.
Budi menuturkan dari sisi gas, realisasi lifting sampai akhir Mareti sudah di atas target. Dalam APBN, lifting gas ditargetkan sebesar 6.440 MMSCFD, sedangkan realisasinya mencapai 6.503 MMSCFD atau 101persen dari target. “SKK Migas bersama Kontraktor KKS tetap mengupayakan berbagai cara supaya target lifting baik untuk minyak maupun gas dapat tercapai," ujarnya.
Dikatakanya sampai dengan akhir Februari 2017, KKKS wilayah produksi sudah merealisasikan pengeboran 19 sumur pengembangan, 119 kegiatan kerja ulang, dan 4.350 perawatan sumur. Sedangkan untuk KKKS eksplorasi, kegiatan yang sudah dilakukan adalah 1 survei seismik, 2 survei nonseismik, 5 pengeboran sumur eksplorasi, dan 1 kegiatan re-entry sumur eksplorasi.
Sampai dengan 31 Maret 2017, investasi yang sudah dikeluarkan oleh KKKS adalah sebesar US$ 1,9 miliar. Adapun rinciannya terdiri dari US$ 1,8 miliar dari blok produksi dan sisanya sebesar US$ 0,1 miliar dari blok ini ditargetkan produksi migas mampu meraih hingga US$ 25,2 miliar. Dari jumlah tersebut yang masuk ke kas negara hanya sebesar US$ 10,9 miliar. Kemudian cost recovery sebesar US$ 10,5 miliar dan sisanya menjadi bagian kontraktor.
Dia juga menyatakan bahwa terdapat enam proyek hulu migas telah mulai berproduksi pada kuartal pertama 2017. Proyek-proyek tersebut adalah Proyek Ario Damar-Sriwijaya dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Tropik Energi Pandan, Kepodang Phase II dengan KKKS Petronas Carigali Muriah Ltd, Ridho dengan KKKS Odira Energy Karang Agung, Cikarang Tegal Pacing (Pertamina EP), PHE 12 (PHE WMO), dan CPP 2 (PHE WMO).
Budi Agustyono mengatakan enam proyek tersebut saat ini masih berada dalam tahap-tahap awal onstream sehingga produksinya masih kecil. “Mulai onstream antara Januari sampai Maret. Seiring berjalannya waktu, kita berharap produksinya akan terus meningkat sesuai yang ditargetkan,” kata Budi.
Budi menuturkan pada Kepodang Phase II tidak ada penambahan produksi karena proyek tersebut merupakan modifikasi fasilitas untuk mempertahankan produksi- supaya tetap berada pada level saat ini.
Di luar enam proyek tersebut, dua proyek lain diharapkan akan segera onstream di April ini, yaitu SKG Musi Timur dan Paku Gajah. Dua proyek yang dioperasikan oleh Pertamina EP ini merupakan proyek gas dengan kapasitas fasilitas produksi sebesar 150 MMSCFD untuk SKG Musi Timur dan 45 MMSCFD untuk Paku Gajah. “Dukungan semua pihak sangat diperlukan supaya target onstream bulan April dari dua proyek tersebut tidak meleset,” ujarnya.
Investor Daily, Page-9, Saturday, April, 8, 2017
No comments:
Post a Comment