Cepu Block Development
ExxonMobil Cepu Limited, a subsidiary of ExxonMobil, which has a stake in Cepu, is developing the field and other structures on the block of oil and gas are located in East Java and Central Java.
Vice President of Public and Government Affairs ExxonMobil Indonesia Erwin Maryoto said, now that he is undergoing the process of commercial negotiations to take off 45% stake in Gas Fields participation Jambaran-Tiung Blue, Cepu PT Pertamina EP Cepu.
Jambaran-Tiung Blue is a gas field between Jambaran Fields (Cepu) and Field Tiung Blue (block PT Pertamina EP). In the project, Pertamina EP Cepu as the operator controls the shares of participation of 45%, while the remaining 10% owned by entities owned cooperation area.
Based on the letter from the Minister of Energy and Mineral Resources (ESDM) No. 9/13 / MEM / 2017 on January 3, 2017, the government commissioned Pertamina to develop the full-Tiung Jambaran Blue for quick operation. Because, since the field development plan (POD) was signed in 2015, the field can not be developed because there are differences in the economic standard between Exxon and Pertamina projects.
"To JTB [Jambaran-Tiung Blue], at this time I can not comment because it is negotiating with Pertamina commercial. We want to get the best solution for all parties, "he said
Meanwhile, ExxonMobil still has some structure which may be developed further in Cepu. This time, it was still a high rate well test or tests to achieve the production of over 200,000 barrels per day (bpd). Because the oil production will be increased from the original 165,000 bpd to 200,000 bpd.
However, the revision of the environmental impact assessment (EIA) has not been obtained from the Ministry of Forestry and the Environment in order to perform daily production of 200,000 bpd. Other structures are also being developed which Kedung Courses planned Keris produce 10,000 bpd in 2019. "To Kedung Keris, we are currently in the preparation stage for development activities," he said.
Earlier, President Director of PT Pertamina EP Cepu Adriansyah said, in the development phase 1, will be carried out geological and geophysical studies, the proposed delineation and exploration drilling for structure, Alas Alas Tua Tua West and East.
In the second phase of development for 2019 until 2022, PoD Iapangan Iapangan Cendana and Alas Tua East is targeted to be delivered in 2018. In addition, exploration drilling and Pilang Giyanti structure and advanced dewatering activities (od enhanced recovery / EOR) Iapangan Banyu Urip also performed.
In the third phase of development in 2022 to 2035, Pertamina to drill wells in the Field Kalisari verification, preparation of PoD for four structures (Giyanti, Kalisari, Alas Tua East and Pilang) also pilot EOR-Banyu Urip. There are plans to develop Cendana and Alas Tua West, "he said.
IN INDONESIAN
Exxon Mencari Sumber Lain
ExxonMobil Cepu Limited, anak usaha ExxonMobil yang memiliki saham di Blok Cepu, sedang mengembangkan lapangan dan struktur lain di blok minyak dan gas bumi yang berlokasi di Jawa Timur dan Jawa Tengah tersebut.
Vice President Public & Government Affairs ExxonMobil Indonesia Erwin Maryoto mengatakan, saat ini pihaknya menjalani proses negosiasi komersial untuk melepas 45% saham partisipasi Lapangan Gas Jambaran-Tiung Biru, Blok Cepu kepada PT Pertamina EP Cepu.
Jambaran-Tiung Biru merupakan lapangan gas antara Lapangan Jambaran (Blok Cepu) dan Lapangan Tiung Biru (blok PT Pertamina EP). Pada proyek tersebut, Pertamina EP Cepu sebagai operator menguasai saham partisipasi 45%, sedangkan sisanya 10% dimiliki oleh badan kerja sama badan usaha milik daerah.
Berdasarkan surat dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No. 9/13/MEM/2017 pada 3 Januari 2017, pemerintah menugaskan Pertamina untuk mengembangkan secara penuh Jambaran-Tiung Biru agar cepat beroperasi. Pasalnya, sejak rencana pengembangan lapangan (POD) diteken pada 2015, lapangan belum bisa dikembangkan karena terdapat perbedaan standar keekonomian proyek antara Exxon dan Pertamina.
“Untuk JTB [Jambaran-Tiung Biru], saat ini saya belum bisa memberikan komentar karena sedang melakukan negosiasi komersial dengan Pertamina. Kami ingin mendapatkan solusi yang terbaik bagi semua pihak,” ujarnya
Sementara itu, ExxonMobil masih memiliki beberapa struktur yang mungkin bisa dikembangkan lebih lanjut di Blok Cepu. Saat ini, pihaknya masih melakukan uji sumur atau high rate test untuk mencapai produksi lebih dari 200.000 barel per hari (bph). Pasalnya, produksi minyak akan dinaikkan dari semula 165.000 bph menjadi 200.000 bph.
Namun, revisi analisis dampak lingkungan (Amdal) belum diperoleh dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup agar bisa melakukan produksi harian 200.000 bph. Struktur lainnya yang juga sedang dikembangkan yakni Lapangan Kedung Keris yang direncanakan menghasilkan 10.000 bph pada 2019. “Untuk Kedung Keris, kami sedang dalam tahap persiapan untuk kegiatan pengembangannya,” katanya.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina EP Cepu Adriansyah mengatakan, pada pengembangan tahap 1, akan dilakukan kajian geologi dan geofisika, usulan pengeboran sumur delineasi dan eksplorasi untuk stuktur, Alas Tua West dan Alas Tua East.
Pada pengembangan tahap 2 untuk 2019 hingga 2022, PoD Iapangan Cendana dan Iapangan Alas Tua East ditargetkan bisa disampaikan pada 2018. Selain itu, pengeboran eksplorasi struktur Giyanti dan Pilang serta kegiatan pengurasan lanjutan (enhanced od recovery/EOR) Iapangan Banyu Urip juga dilakukan.
Dalam pengembangan tahap 3 pada 2022-2035, Pertamina akan mengebor sumur pembuktian di Lapangan Kalisari, penyusunan PoD untuk empat struktur (Giyanti, Kalisari, Alas Tua East dan Pilang) juga uji coba EOR-Banyu Urip. Ada rencana untuk kembangkan Cendana dan Alas Tua West,” katanya.
Bisnis Indonesia, Page-30, Wednesday, April, 12, 2017
No comments:
Post a Comment