PT Pertamina, through its subsidiary, PT Pertamina EP Cepu (PEPC), expects to take over the rights of participation in the Project ExxonMobil Jambaran Tiung Blue in May. The acquisition is to ensure the project can begin to produce oil and gas (on stream) in 2020
This is a follow-up letter of the Minister of Energy and Mineral Resources No. 9/13 / MEM.M / 2017 dated January 3, 2017 ordered Pertamina to develop a full and complete discussion ITB field with ExxonMobil through business scheme (business to business / b to b). Pertamina has started this business negotiations step by ExxonMobil.
Director of PEPC Adriansyah said, through negotiations, ExxonMobil's management rights Jambaran-Tiung Blue will be transferred to it. In March, the company and ExxonMobil have signed an Interim Agreement, which agreed that both must harmonize technical matters relating to the acquisition of participation rights. "May we are targeting the negotiation has been completed, the existing settlement agreement," he said.
The scheme will be carried out by Pertamina, the sole permanent risk. This means the right of participation will be appreciated commercially ExxonMobil suit prevailing business practices. Furthermore, so no compensation or payment, ExxonMobil will no longer have the right to re-engage in the management of project-Tiung Jambaran Blue.
Adriansyah explained, of negotiations that has been running, the company and ExxonMobil have synchronized several economic parameters as the basis of calculation of the value of the participation rights. While some things that have not been agreed that the discount rate and interpretations about taxation. These are things that must be resolved so that existing participation rights takeover decision in May.
"May need to be completed for the Project Blue Jambaran-Tiung should begin later this year in order to be on stream in 2020. If not, then the project will change the economic profile, as well as the price of gas. So that could be an even longer process, "said Adriansyah. Each one-year production schedule delays resulting IRR called down the value of more than 2%.
This is because of his cooperation contract expires in 2035. Jambaran Field is part of the Cepu Block operated by ExxonMobil. However, for Jambaran-Tiung Project Blue, PEPC is the operator for most field Tiung Fields connected with Blue PT Pertamina EP. Currently, the ownership rights to participation in Cepu itself that PEPC 45%, Ampolex 24.5%, ExxonMobil 20.5%, and ROE 10%.
Senior Vice President Upstream Business Development Denie S Tampubolon PT Pertamina said, the company has a budget for the acquisition of upstream oil and gas assets, including rights to take over ExxonMobil's participation in Jambaran Field. "If it is a strategic project, the budget must have prepared," he said.
Meanwhile, related to the sale of gas produced from the Project Jambaran-Tiung Blue, will be finalized once an agreement is reached with ExxonMobil. According Ardiansyah. it had obtained a letter allocations to gas-Tiung Jambaran Project Blue of PT Pupuk Kujang Cikampek to Pertamina.
Thus, the gas produced by 172 million standard cubic feet per day / MMSCFD. It also has set up a gas sales agreement (GSA) with the company. "Finalization of the GSA, we are targeting in the second quarter in 2017," he said.
This year, Pertamina EP Cepu has to spend approximately US $ 100 million to continue construction projects Jambaran Field unitization-Tiung Blue. Budget is not too large because of the activities carried out this year has not been a lot of construction activity.
Activities conducted the engineering construction (engineering), preparation, and the release of a small portion of land required. Field development is currently under implementation EPC ITB Early Civil Work (ECW). "If all is ok, we are committed to complete as soon as possible because the contract with the EPC contractor has been prepared," said Ardiansyah.
Blue-Tiung Jambaran field can produce gas for up to 320 million standard cubic feet per day / MMSCFD. However, the carbon dioxide content of 30%, a clean gas which can be used is only about 180-185 MMSCFD.
IN INDONESIAN
Mei, Pertamina Ambil Alih Saham ExxonMobil di Tiung Biru
PT Pertamina melalui anak usahanya, PT Pertamina EP Cepu (PEPC), menargetkan dapat mengambilalih hak partisipasi ExxonMobil di Proyek Jambaran Tiung Biru pada Mei nanti. Akuisisi ini untuk memastikan proyek tersebut dapat mulai menghasilkan migas (on stream) pada 2020
Hal ini adalah sebagai tindak lanjut Surat Menteri ESDM No 9/13/ MEM.M/ 2017 tertanggal 3 Januari 2017 yang memerintahkan Pertamina untuk mengembangkan secara penuh lapangan ITB dan menyelesaikan pembahasan dengan ExxonMobil melalui skema bisnis (business to business/b to b). Pertamina telah memulai langkah negosiasi bisnis ini dengan ExxonMobil.
Direktur Utama PEPC Adriansyah menuturkan, melalui negosiasi tersebut, hak kelola ExxonMobil untuk Jambaran-Tiung Biru akan dialihkan ke pihaknya. Pada Maret lalu, pihaknya dan ExxonMobil telah meneken Interim Agreement yang menyepakati bahwa keduanya harus menyelaraskan hal-hal teknis berkaitan dengan pengambilalihan hak partisipasi ini. “Mei nanti kami targetkan negosiasi sudah selesai, sudah ada settlement agreement,” kata dia
Skema yang akan dilakukan Pertamina, yakni permanent sole risk. Hal ini berarti hak partisipasi ExxonMobil akan dihargai secara komersil sesuai praktik bisnis yang berlaku. Selanjutnya, begitu ada kompensasi atau pembayaran, ExxonMobil tidak lagi memiliki hak untuk kembali terlibat dalam pengelolaan Proyek Jambaran-Tiung Biru.
Adriansyah menjelaskan, dari negosiasi yang telah berjalan, pihaknya dan ExxonMobil telah menyelaraskan beberapa parameter keekonomian yang dijadikan dasar perhitungan nilai hak partisipasi tersebut. Sementara beberapa hal yang belum disepakati yakni soal discount rate dan interpretasi perpajakan. Hal-hal inilah yang harus diselesaikan sehingga sudah ada keputusan pengambilalihan hak partisipasi pada Mei.
“Mei harus selesai karena Proyek jambaran-Tiung Biru harus di mulai tahun ini juga supaya on stream pada 2020. Jika tidak, maka profil keekonomian proyek akan berubah, demikian juga harga gasnya. Sehingga bisa jadi lebih panjang lagi prosesnya,” kata Adriansyah. Setiap penundaan jadwal produksi satu tahun disebutnya mengakibatkan IRR turun nilai lebih dari 2%.
Hal ini lantaran kontrak kerja samanya berakhir pada 2035. Lapangan Jambaran merupakan bagian dari Blok Cepu yang di operasikan oleh ExxonMobil. Namun, untuk Proyek Jambaran-Tiung Biru, PEPC menjadi operator karena sebagian lapangannya terhubung dengan Lapangan Tiung Biru milik PT Pertamina EP. Saat ini, untuk kepemilikan hak partisipasi di Blok Cepu sendiri yakni PEPC 45%, Ampolex 24,5%, ExxonMobil 20,5%, dan BUMD 10%.
Senior Vice President Upstream Business Development Denie S Tampubolon PT Pertamina menuturkan, perseroan memiliki anggaran untuk akuisisi aset hulu migas, termasuk untuk mengambilalih hak partisipasi ExxonMobil di Lapangan jambaran. “Kalau memang proyeknya strategis, anggarannya pasti disiapkan,” ujar dia.
Sementara itu, terkait penjualan gas yang dihasilkan dari Proyek Jambaran-Tiung Biru, akan diselesaikan begitu tercapai kesepakatan dengan ExxonMobil. Menurut Ardiansyah. pihaknya sudah memperoleh surat yang mengalihkan alokasi gas Proyek Jambaran-Tiung Biru dari PT Pupuk Kujang Cikampek ke Pertamina.
Sehingga, gas yang diproduksikan sebesar 172 million standard cubic feet per day/mmscfd. Pihaknya juga sudah menyiapkan perjanjian jual beli gas (PJBG) dengan perseroan. “Finalisasi PJBG kami targetkan di kuartal kedua di 2017,” ujar dia.
Tahun ini, Pertamina EP Cepu telah menyiapkan dana sekitar US$ 100 juta untuk melanjutkan pengerjaan Proyek Unitisasi Lapangan Jambaran-Tiung Biru. Anggaran tidak terlalu besar lantaran kegiatan yang dilakukan pada tahun ini belum banyak kegiatan konstruksi.
Aktifitas yang dilakukan yakni pengerjaan rekayasa (engineering), persiapan, dan pembebasan sebagian kecil lahan yang dibutuhkan. Saat ini pengembangan Lapangan ITB sedang dalam pelaksanaan EPC Early Civil Work (ECW). “Kalau semua sudah ok, kami berkomitmen selesaikan secepatnya karena kontrak dengan kontraktor EPC sudah disiapkan,” kata Ardiansyah.
Lapangan Jambaran-Tiung Biru bisa menghasilkan gas hingga 320 million standard cubic feet per day/ mmscfd. Namun dengan kandungan karbondioksida sebesar 30%, gas bersih yang bisa digunakan hanya sekitar 180-185 mmscfd.
Investor Daily, Page-9, Wednesday, April, 12, 2017
No comments:
Post a Comment