The Ministry of Energy will implement enhanced oi / recovery (EOR) in oil and gas fields
Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM) is trying to boost national oil production. One way is to require Contractor Employment Contract (PSC) uses technology Enhanced Oil Recovery (EOR) or technology that could lift more oil out of the earth.
According to the Director General of Oil and Gas Ministry of Energy, I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja, the Ministry of Energy and Mineral are drafting rules on the use of EOR technology. Because, the maximum yield of the reservoir can be produced from the earth is only 30%. "There are still 70% that can not be taken. With EOR, we hope to be raised (reservoir) more," he said, Wednesday (6/4).
Because, if not done quickly put on the injection technology, oil production in Indonesia in 2024-2025 will only reach 300,000 barrels per day. Unfortunately, the results of the application of EOR technology can only be seen eight years later.
Thus, the government wants to accelerate the use of these technologies. If it can be in this year. According to data from the Directorate General of Oil and Gas, when the national oil exploration has been using EOR technology with chemicals, then Indonesia's oil production could reach 600,000 barrels of oil per day in 2032.
When not wearing this teknoIogi, then direct the national oil production dropped to 200,000 barrels per day. "We must immediately provide legal protection for doing so. If not, SKK Migas could be moved to a shop," said Wiratmaja.
In the rules being drafted, the government will regulate the amount of incentives for EOR PSC in order to be able to walk. The shape of the incentive itself is still under discussion. But one of the proposals, according to Wiratmaja, is in the form of profit sharing (split).
In addition, the government will include a requirement already using EOR technology for the PSC after it gets. Newer work area. This means, the government requires contractors to enter EOR in the business proposal. This condition has been carried out in Norway.
Later, this regulation directly applicable in existing oil fields. Although there are also oil fields are already using EOR. One is Minas Duri managed by Chevron. Not only that, the government will also require Pertamina wear and EOR technology in the field of oil and gas blocks that do need to be pumped more.
According, Syamsu Alam, Director of PT Pertamina Hulu, EOR methods can be effectively applied in the field or existing oil and gas blocks. Pertamina actually own Iapangan implementing EOR. For those who still exploratory stage or a new contract, he suggested, could be included in the planning EOR business development.
IN INDONESIAN
Strategi Baru Memompa Aliran Produksi Minyak
Kementerian ESDM akan menerapkan enhanced oi/ recovery (EOR) di lapangan migas
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sedang berupaya menggenjot produksi minyak nasional. Salah satu cara adalah mewajibkan Kontraktor Kontrak Kerja (KKKS) memakai teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) atau teknologi yang bisa mengangkat lebih banyak minyak dari dalam bumi.
Menurut Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja, saat ini Kementerian ESDM sedang menyusun aturan mengenai penggunaan teknologi EOR. Karena, hasil maksimum reservoir yang bisa diproduksi dari dalam bumi hanya 30%. "Masih ada 70% yang belum bisa di ambil. Dengan EOR, kami berharap bisa terangkat (reservoir) lebih banyak lagi,” katanya, Rabu (6/4).
Sebab, bila tidak dilakukan dengan cepat memakai teknologi injeksi tersebut, produksi minyak Indonesia pada tahun 2024-2025 nanti hanya bisa mencapai 300.000 barel per hari. Celakanya, hasil dari penerapan teknologi EOR ini hanya bisa terlihat delapan tahun kemudian.
Maka, pemerintah ingin mempercepat penggunaan teknologi tersebut. Kalau bisa dalam tahun ini. Menurut data Ditjen Migas, bila dalam eksplorasi minyak nasional sudah memakai teknologi EOR dengan bahan kimia, maka produksi minyak Indonesia bisa mencapai 600.000 barel minyak per hari pada tahun 2032.
Bila tidak memakai teknoIogi ini, maka produksi minyak nasional langsung turun drastis menjadi 200.000 barel per hari. "Kami harus segera berikan perlindungan hukum untuk melaksanakan hal itu. Jika tidak, SKK Migas bisa pindah ke ruko," kata Wiratmaja.
Dalam aturan yang sedang dirancang tersebut, pemerintah akan mengatur besaran insentif bagi KKKS supaya EOR bisa berjalan. Bentuk insentifnya sendiri masih dalam pembahasan. Namun salah satu usulan, menurut Wiratmaja, adalah berbentuk bagi hasil (split).
Selain itu, pemerintah akan memasukkan keharusan sudah memakai teknologi EOR bagi KKKS setelah mendapat. wilayah kerja yang anyar. Ini artinya, pemerintah mewajibkan kontraktor memasukkan EOR dalam proposal bisnisnya. Kondisi ini sudah dilakukan di Norwegia.
Nanti, peraturan ini langsung diberlakukan di lapangan minyak yang sudah ada. Meski ada juga lapangan minyak yang sudah memakai EOR. Salah satunya adalah Minas Duri yang dikelola oleh Chevron. Tidak hanya itu, pemerintah juga akan mewajibkan Pertamina memakai teknologi EOR di lapangan dan blok migas yang memang butuh dipompa lebih banyak.
Menurut, Syamsu Alam, Direktur Hulu PT Pertamina, metode EOR bisa efektif diterapkan di lapangan atau blok migas yang sudah beroperasi. Pertamina sebenarnya sudah memiliki Iapangan yang menerapkan EOR. Bagi yang masih tahap eksplorasi atau kontrak baru, ia menyarankan, EOR bisa masuk dalam perencanaan pengembangan bisnis.
Kontan, Page-14, Friday, Apr, 7, 2017
No comments:
Post a Comment