To realize the target production of 1.9 million barrels of oil equivalent per day (boepd) in 2025, PT Pertamina will intensify the acquisition of oil and gas assets at home and abroad. In fact, the acquisition of assets from abroad (overseas) relied upon to contribute 33% of the production target, PT Pertamina Upstream Director Syamsu Alam said it would manage the termination blocks. Pertamina is preparing eight blocks termination management in 2018 have been submitted by the government to Pertamina, including Sanga Sanga.
Block in East Kalimantan was owned by BP East Kalimantan at 26.250 / 0, Lasmo Sanga-Sanga 26.25%, Virginia Indonesia Co. LLC 7.5%, the OPI-COIL Houston Inc. by 20%, Universe Gas 86 Oil company 4.37%, and Virginia International Co. LLC 15.63%
In the country, Pertamina also optimize the assets owned by berhagai projects, such as the WMO Integration Project, Nunukan Parang drilling projects, drilling projects Randugunting, also optimization of EOR in old wells and others. The asset optimization intended to increase oil and gas production for the target companies in the upstream sector is reached.
As for the three blocks that have already been produced, namely Algeria, Iraq and Malaysia, Pertamina now has an additional three blocks that are already in production in Nigeria, Tanzania, and Gabon.
"So now we are grateful to Pertamina in 12 countries," said Syamsu Alam. A number of steps Pertamina do not get out of the SOE attempts to make a significant contribution in supporting the national economy. Indonesia, which now includes countries with economic strength is rated 16 in 2050 is estimated to be the fourth-highest economy after China, USA, and India, with a GDP of US $ 15.432 billion.
With that kind of economic growth, Indonesia needs the support of energy to the maximum. In national energy needs today are much more than adequate. In 2015, the national energy production amounted to 354 million tons.
IN INDONESIAN
Pertamina akan Akuisisi Sejumlah Blok Luar Negeri
Untuk merealisasikan target produksi 1,9 juta barrel oil equivalent per day (boepd) pada 2025, PT Pertamina akan menggencarkan akusisi aset migas di dalam dan di luar negeri. Bahkan, akuisisi aset dari luar negeri (overseas) diandalkan mampu menyumbang 33% target produksi tersebut, Direktur Hulu PT Pertamina Syamsu Alam menyatakan pihaknya akan mengelola blok-blok terminasi. Pertamina sedang menyiapkan pengelolaan delapan blok terminasi di 2018 yang telah diserahkan pemerintah kepada Pertamina, termasuk di dalamnya Blok Sanga Sanga.
Blok di Kalimantan Timur itu dimiliki BP East Kalimantan sebesar 26,250/0, Lasmo Sanga-Sanga 26,25%, Virginia Indonesia Co LLC 7,5%, OPI-COIL Houston Inc sebesar 20%, Universe Gas 86 Oil Company 4,37%, dan Virginia International Co LLC 15,63%
Di dalam negeri, Pertamina juga mengoptimalisasikan aset-aset yang dimiliki dengan berhagai proyek, seperti PHE WMO Integration Project, proyek pengeboran Parang Nunukan, proyek pengeboran Randugunting, juga optimalisasi EOR di sumur-sumur tua dan lainya. Optimalisasi aset tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan produksi migas agar target perusahaan di sektor hulu tercapai.
Adapun dari tiga blok yang telah berproduksi, yaitu Aljazair, Irak, dan Malaysia, Pertamina kini memiliki tambahan tiga blok yang sudah berproduksi di Nigeria, Tanzania, dan Gabon.
“Jadi sekarang kita bersyukur Pertamina ada di 12 negara,” kata Syamsu Alam. Sejumlah langkah yang dilakukan Pertamina tidak lepas dari upaya BUMN tersebut untuk memberikan kontribusi yang nyata dalam mendukung perekonomian nasional. Indonesia yang kini termasuk negara dengan kekuatan ekonomi berperingkat 16, pada 2050 diperkirakan menjadi negara dengan perekonomian keempat tertinggi setelah Tiongkok, Amerika Serikat, dan India, dengan GDP US$15,432 miliar.
Dengan pertumbuhan ekonomi semacam itu, Indonesia membutuhkan dukungan energi secara maksimal. Secara nasional kebutuhan energi saat ini jauh lebih dari cukup. Pada 2015 produksi energi nasional sebesar 354 juta ton.
Media Indonesia, Page-18, Tuesday, April, 11, 2017
No comments:
Post a Comment