google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Saka Energy and PGN Synergy - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

MARKET

Tuesday, April 18, 2017

Saka Energy and PGN Synergy



PT Saka Energi Indonesia strengthen gas supply, while PT Perusahaan Gas Negara Tbk to build a pipeline.

While spur drilling at existing oil and gas fields, PT Saka Energi Indonesia to seek opportunities bam gas source. The plan they synergize with the agenda of gas downstream holding company of PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk.

Saka Energi Indonesia has a duty to supply gas, while PGN build a gas pipeline. "So PGN can build infrastructure, so they build a gas pipeline, we set up the gas," said Tumbur Parlindungan, Director of Operations of PT Saka Energi Indonesia.

Target Saka Energi Indonesia this year gas production of 50,000 barrels of oil equivalent per day (boepd). The target is 31.58% higher than last year's actual production of gas, which is 38,000 boepd. Plan Saka Energi Indonesia gas production is located in South Sesulu Block, East Kalimantan and gas field Sedayu, Pangkah block, East Java.

They had to drill two wells in Block South Sesulu. While the development plan alias plan of development (POD) Pangkah block is still in the preparation stage.

According to the Saka Energi Indonesia, both oil and gas fields are still highly economical. Thus, the increase in production is still a great opportunity. Only, they are not detailing the investment value of the field development.

While other production resources development plan is still under consideration. References Saka Energi Indonesia is a market demand and the economic value of oil and gas fields. Construction of gas pipeline one of these plans PGN gas pipeline this year ie from West Natuna to Batam. The total length is 10 kilometers (km).

Through the pipe., PGN will utilize gas West Natuna for the domestic market. During this time they are exporting many West Natuna gas due to lack of infrastructure. But keep in mind, PGN infrastructure development not only in the form of a pipe.

PGN shares coded company in Indonesia Stock Exchange also make hubs, terminals and other infrastructure gas downstream. Through. pipe line or virtual terminal, PGN gas supply will be more flexible because it does not rely on oil and gas field connections. Later, the gas supply can be in the form of liquefied natural gas from domestic or imported.

When relying on domestic production, logistics costs them more competitive. "It's hard to imagine cheaper imports, except in the spot market was only once or twice, but if mid term and long term it production in the country certainly compete, "said Hendi Prio Santoso, President Director of PT Perusahaan Gas Negara Tbk, Tuesday (11/4).

Furthermore PGN count, to achieve the target mix of renewable energy (EBT) of 22.6% in 2025, the government needed the gas volume two times larger than the current realization. Estimates, 400 million tons of oil equivalent.

It also requires a pipeline of 25,000 km. So far, the length of the gas pipeline built 9,000 km. The total investment cost for developing the infrastructure reaches US $ 25 billion.

Just so you know, PGN is not only aiming for distribution of gas to the industrial sector. The government-owned company also wants to strengthen the gas supply to the household sector. Last year, PGN distribute 1,599 MMSCFD of natural gas. While the addition of reaching 252 Km long pipeline. By the end of 2016, the total length of 7278 Km pipeline.

IN INDONESIAN

Saka Energi dan PGN Bersinergi


PT Saka Energi Indonesia memperkuat suplai gas, sedangkan PT Perusahaan Gas Negara Tbk membangun jaringan pipa.

Sembari memacu pengeboran di lapangan minyak dan gas eksisting, PT Saka Energi Indonesia mencari peluang sumber gas bam. Rencana itu mereka sinergikan dengan agenda hilirisasi gas induk usaha, PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk.

Saka Energi Indonesia bertugas menyuplai gas, sedangkan PGN membangun jaringan pipa gas. "Supaya PGN bisa membangun infrastruktur, jadi mereka membangun jaringan pipa gas, kami menyiapkan gasnya," kata Tumbur Parlindungan, Direktur Operasi PT Saka Energi Indonesia.

Target Saka Energi Indonesia tahun ini memproduksi gas sebanyak 50.000 barel setara minyak per hari (boepd). Target tersebut 31,58% lebih tinggi ketimbang realisasi produksi gas tahun lalu, yakni 38.000 boepd. Rencana produksi gas Saka Energi Indonesia berada di Blok South Sesulu, Kalimantan Timur dan lapangan gas Sedayu, Blok Pangkah, Jawa Timur. 

Mereka telah mengebor dua sumur di Blok South Sesulu. Sementara rencana pengembangan alias plan of development (POD) Blok Pangkah masih dalam tahap persiapan. 

    Menurut catatan Saka Energi Indonesia, kedua lapangan migas tadi masih sangat ekonomis. Dus, peluang peningkatan produksinya masih besar. Hanya saja, mereka tidak mendetailkan nilai investasi pengembangan lapangan.

Sementara rencana pengembangan sumber produksi lain masih dalam pertimbangan. Acuan Saka Energi Indonesia adalah permintaan pasar dan nilai keekonomian lapangan migas. Pembangunan pipa gas salah satu rencana rute pembangunan pipa gas PGN tahun ini yakni dari West Natuna ke Batam. Total panjangnya 10 kilometer (km).

Lewat pipa tersebut, PGN akan memanfaatkan gas West, Natuna untuk pasar dalam negeri. Selama ini mereka banyak mengekspor gas West Natuna karena kurangnya infrastruktur. Namun perlu diketahui, pembangunan infrastruktur PGN tidak hanya dalam bentuk pipa. 

Perusahaan berkode saham PGAS di Bursa Efek Indonesia tersebut juga membikin hub, terminal dan prasarana hilirisasi gas yang lain. Lewat. terminal atau virtual pipe line, suplai gas PGN akan lebih fleksibel karena tidak hanya mengandalkan koneksi lapangan migas. Nanti, suplai gas bisa dalam bentuk gas alam cair dari domestik maupun impor.

Kalau mengandalkan produksi dalam negeri, biaya logistik mereka bisa lebih kompetitif. "Sulit membayangkan impor lebih murah, kecuali di pasar spot itu hanya sekali dua kali, tetapi kalau mid term dan long term itu produksi dalam negeri pasti bersaing," ujar Hendi Prio Santoso, Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk, Selasa (11/4).

Lebih jauh PGN menghitung, untuk mencapai target bauran energi baru terbarukan (EBT) 22,6% pada tahun 2025, pemerintah membutuhkan volume gas dua kali lebih besar dari realisasi saat ini. Perkiraannya, mencapai 400 juta ton setara minyak.

Selain itu juga membutuhkan pipa sepanjang 25.000 km. Sejauh ini, panjang pipa gas terpasang mencapai 9.000 km. Adapun total biaya investasi untuk mengembangkan infrastruktur tersebut mencapai US$ 25 miliar.

Asal tahu, PGN tidak hanya membidik penyaluran gas ke sektor industri. Perusahaan milik pemerintah itu juga ingin memperkuat penyaluran gas ke sektor rumah tangga. Tahun lalu, PGN menyalurkan 1.599 mmscfd gas bumi. Sementara penambahan panjang pipa mencapai 252 Km. Hingga akhir tahun 2016, total panjang pipa 7.278 Km.

Kontan, Page-13, Wednesday, April, 12, 2017

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel