google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Chevron Commitment Apply the Latest Technology - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

MARKET

Wednesday, May 24, 2017

Chevron Commitment Apply the Latest Technology



93 years Chevron, one of the world's leading integrated energy companies, operates in Indonesia. For almost a century Chevron has been a key partner in meeting Indonesia's energy needs, driving economic growth and supporting community development in the region of operations in the country. This is evidenced by Chevron's ability to become the largest national crude producer.

We produce more than 12 billion barrels of oil from field oil fields in Riau, Sumatra and offshore fields in East Kalimantan to meet energy demand for Indonesia's economic growth, said Yanto Sianipar, Senior Vice President, Policy, Government and Public Affairs of Chevron IndoAsia Business Unit , Parent company of PT Chevron Pacific Indonesia.

In operating the oil and gas blocks, Chevron and its joint venture partners work under the supervision and control of SKK Migas under a Production Sharing Contract (PSC). According to Yanto, Chevron is committed to developing the latest technology and leading in oil and gas development.

Moreover Chevron is a pioneer in the application of advanced technology Enhanced Oil Recovery (EOR) the world's largest surfactant in the field of Minas and Duri in Riau. EOR surfactants are carried out by injection of surfactants in oil wells. This technology is used to increase oil production in the field because the oil reserves in the old oil and gas fields continue to decline.

The EOR technology process is very complex and is usually applied when the field has entered the final stage of primary and secondary oil acquisition. This technology can be described as a method for extracting hydrocarbons from reservoirs containing large amounts of residual oil that can no longer be produced in primary and secondary ways. However, each field has its own uniqueness and characteristics.

This led to differences in EOR technology being applied to provide a challenge and opportunities for Chevron professionals to learn and apply diverse technologies. In the application of EOR technology, there are several types of injectables or methods that can be used, namely water injection for Minas Field and steam injections for Duri Field.

     Because the oil in Duri Field is heavy crude oil with a high degree of viscosity. Chevron has always made sure that the EOR technology implementation plan is executed carefully considering the enormous scale of the field.

Use of the latest technology is also done by Chevron Indonesia Company Ltd., a subsidiary of Chevron IndoAsia Bussiness Unit, in the development of Indonesia Deepwater Development (IDD) Chevron project. For example Bangka Field project in East Kalimantan.

This represents the application of Chevron's latest technology in the first phase of the IDD project to support the government in achieving the national oil lifting target. Bangka Field began producing its first natural gas at the end of August 2016.

The first gas of the Bangka Project is an important achievement to continue supporting the government in delivering energy safely, efficiently and reliably for Indonesia, said Managing Director of Chevron IndoAsia Business Unit Chuck Taylor.

According to Taylor, the project demonstrates Chevron's commitment to bringing global capabilities and cutting-edge technology to Indonesia and applying best practices and expertise from marine development projects within companies around the world. The Bangka project has an installed gas capacity of 110 million cubic feet per day (MMSCFD) and 4,000 barrels of condensate per day. Chevron holds a 62% stake in Project Bangka with another partner, ENI 20% and Tip Top remaining at 18%.

Arcandra Tahar, Deputy Minister of Energy and Mineral Resources, acknowledged the use of new technology to increase oil and gas production is necessary because the characteristics of existing oil and gas fields in Indonesia have changed. The era of oil and gas fields that have large reserves is gone. 

     Findings are also nothing great. If you continue to rely on old technology, then the production has decreased will decrease Let's try new technology. If you just say the new technology is risky and does not try the risky thing, when will we get something better, says Arcandra.

IN INDONESIAN

Komitmen Chevron Terapkan Teknologi Termutakhir


Sudah 93 tahun Chevron, salah satu perusahaan energi terintegrasi terdepan di dunia, beroperasi di Indonesia. Selama hampir satu abad Chevron menjadi mitra utama dalam memenuhi kebutuhan energi Indonesia, menggerakkan pertumbuhan ekonomi dan mendukung pengembangan masyarakat di wilayah operasi di Tanah Air. Ini dibuktikan dengan kemampuan Chevron menjadi produsen minyak mentah terbesar nasional.

Kami memproduksi lebih dari 12 miliar barel minyak dari lapangan minyak darat di Riau, Sumatera dan lapangan lepas pantai di Kalimantan Timur untuk memenuhi kebutuhan energi untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia, kata Yanto Sianipar, Senior Vice President, Policy, Government and Public Affairs Chevron IndoAsia Business Unit, induk usaha PT Chevron Pacific Indonesia. 

Dalam mengoperasikan blok migas, Chevron bersama para mitra joint venture bekerja di bawah pengawasan dan pengendalian SKK Migas berdasarkan kontrak bagi hasil atau Production Sharing Contract (PSC). Menurut Yanto, Chevron berkomitmen mengembangkan teknologi terkini dan terdepan dalam pengembangan migas. 

Apalagi Chevron adalah pionir dalam penerapan teknologi lanjutan Enhanced Oil Recovery (EOR) surfaktan terbesar di dunia di lapangan Minas dan Duri di Riau. EOR surfaktan dilakukan dengan melakukan injeksi surfaktan pada sumur-sumur minyak. Teknologi ini digunakan untuk meningkatkan produksi minyak di lapangan tersebut karena cadangan minyak bumi pada lapangan migas tua terus menurun.

Proses teknologi EOR sangat rumit dan biasanya diterapkan ketika Iapangan telah memasuki tahap akhir perolehan minyak primer dan sekunder. Teknologi ini dapat dijelaskan sebagai metode untuk mengekstrak hidrokarbon dari reservoar yang mengandung sejumlah besar sisa minyak yang tidak bisa lagi diproduksi dengan cara primer dan sekunder. Akan tetapi, tiap Iapangan memiliki keunikan dan karakteristik tersendiri.

Ini menyebabkan perbedaan teknologi EOR yang diterapkan sehingga memberi tantangan tersendiri dan kesempatan bagi para profesional Chevron mempelajari dan menerapkan teknologi yang beragam. Pada penerapan teknologi EOR, ada beberapa jenis injeksi atau metode yang dapat digunakan, yaitu injeksi air untuk Lapangan Minas dan injeksi uap untuk Lapangan Duri. 

     Pasalnya, minyak di Lapangan Duri merupakan minyak mentah berat dengan tingkat kekentalan yang tinggi. Chevron selalu memastikan bahwa rencana penerapan teknologi EOR dijalankan secara teliti mengingat skala lapangan yang sangat besar.

Penggunaan teknologi termutakhir juga dilakukan oleh Chevron Indonesia Company Ltd, anak usaha Chevron IndoAsia Bussiness Unit, dalam pengembangan proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) Chevron. Contohnya proyek Lapangan Bangka di Kalimantan Timur. 

Ini merupakan representasi penerapan teknologi terkini Chevron pada tahap pertama proyek IDD demi mendukung pemerintah dalam mencapai target lifting migas nasional. Lapangan Bangka mulai memproduksi gas alam pertamanya pada akhir Agustus 2016.

Gas pertama Proyek Bangka ini merupakan pencapaian penting untuk terus mendukung pemerintah menghasilkan energi secara selamat, efisien, dan handal bagi Indonesia, kata Managing Director Chevron IndoAsia Business Unit Chuck Taylor.

Menurut Taylor proyek ini menunjukkan komitmen Chevron membawa kemampuan global dan teknologi terkini bagi Indonesia serta menerapkan praktik terbaik dan keahlian dari proyek-proyek pengembangan laut dalam perusahaan di seluruh dunia. Proyek Bangka memiliki kapasitas terpasang gas sebesar 110 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan 4.000 barel kondensat per hari.  Chevron memegang 62% saham kepemilikan di Proyek Bangka dengan mitra lainnya, yaitu ENI 20% dan sisanya Tip Top sebesar 18%. 

Arcandra Tahar, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, mengakui penggunaan teknologi baru untuk meningkatkan produksi migas diperlukan karena karakteristik lapangan migas yang ada di Indonesia sudah berubah. Era lapangan minyak dan gas yang memiliki cadangan besar itu sudah tidak ada. 

   Temuan juga tidak ada yang besar. Jika terus mengandalkan teknologi lama, maka produksi yang sudah menurun akan semakin menurun. Mari kita coba teknologi baru. Kalau hanya bilang teknologi baru riskan dan tidak mencoba hal yang penuh risiko,  kapan kita akan mendapat sesuatu lebih baik, kata Arcandra.

Investor Daily, Page-9, Thursday, May, 4, 2017

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel