google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Chevron Still Working on Project Review IDD - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Saturday, May 27, 2017

Chevron Still Working on Project Review IDD



Chevron Indonesia said that it has not submitted a revision of the plan of development (POD) for Indonesia Deepwater Development Project (IDD) in Makassar Strait. The oil and gas company from the United States is still working on the study of the project.

Senior Vice President of Policy, Government, and Public Affair Yanto Sianipar said the work of the IDD Project is divided into two stages. The first phase which includes the development of Bangka Field has been completed and has produced 100 million cubic feet per day (mmscfd) of gas and condensate / 1,000 barrels per day (bph). For the second phase, his side is finalizing the study.

"The second phase for Gendalo and Gehem Field is in the process of being reviewed because there is a new opportunity to create an economical project with oil prices now," he told a media briefing in Jakarta on Tuesday (16/5).

Unfortunately, Yanto did not confirm what new opportunities Chevron found that could change the economy of this IDD Project. He only mentioned this opportunity can be from various aspects, ranging from changes in the size of oil and gas reserves, cost efficiency, usable technology, and the shared use of existing facilities.

Chevron IDD project combines four contracts of cooperation namely Ganal, Rapak, Makassar Strait, and Muara Bakau. In the five concessions there are five fields namely Bangka Field, Gehem, Gendalo, Maha and Gandang. Bangka Field has operated first in August 2016 ago. As for Gendalo and Gehem will operate after Bangka.

Yanto said that he has not been able to detail Chevron's plans to work on IDD Projects, including production volumes and project on-stream targets. The reason, it needs to complete the study first before setting a target. However, he also can not confirm when this study is completed. "Hopefully finish in the near future," he said.

He emphasized that all the plans Chevron declared in the early POD could no longer be used as a reference. In this early POD, Gehem Field is expected to produce 420 mmscfd of gas and 27,000 bpd of oil. While Gendalo Field is projected to produce gas up to 700 mmscfd and 25,000 bpd of oil. Both fields are targeted to start production in 2018. Chevron has actually obtained POD IDD Project in 2008 Ialu.

However, after a detailed design (front end engineering design / FEED), the cost required to work on this project has doubled. Furthermore, Chevron re-submit POD revision by the end of 2015. Unfortunately, this POD is returned by the government because it is incomplete.

POD is what the government is waiting for so the IDD Project can start again. In POD submitted at the end of 2015, the fundamental changes are related to on-stream production and project investment values. Gendalo and Gehem fields are scheduled to begin production in 2022 and 2023 respectively, retreating from the beginning by 2020. While the investment is estimated at around US $ 10 billion. Investment IDD Project was soaring up to US $ 12 billion because of the high price of crude oil at the time

IN INDONESIAN

Chevron Masih Garap Kajian Proyek IDD


Chevron Indonesia mengaku belum menyerahkan revisi rencana pengembangan (plan of development/ POD) untuk Proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) di Selat Makassar. Perusahaan migas asal Amerika Serikat ini masih menggarap kajian proyek tersebut.

Senior Vice President Policy, Government, and Public Affair Yanto Sianipar mengatakan, pengerjaan Proyek IDD terbagi dalam dua tahap. Untuk tahap pertama yang mencakup pengembangan Lapangan Bangka, sudah diselesaikan dan telah menghasilkan gas sebesar 100 juta kaki kubik per hari (million standard cnbie feet per day/mmscfd) dan kondensat/1.000 barel per hari (bph). Untuk tahap kedua, pihaknya tengah merampungkan kajiannya.

“Tahap kedua untuk Lapangan Gendalo dan Gehem sedang dalam proses di-review karena ada opportunity baru untuk membuat proyek ekonomis dengan harga minyak sekarang,” kata dia dalam pertemuan dengan media di Jakarta, Selasa (16/5).

Sayangnya, Yanto tidak memastikan peluang baru apa yang ditemukan Chevron yang dapat mengubah keekonomian Proyek IDD ini. Dia hanya menyebut peluang ini bisa dari berbagai aspek, mulai perubahan besaran cadangan migas, efisiensi biaya, teknologi yang dapat dipakai, serta pemanfaatan bersama fasilitas yang ada.

Proyek IDD Chevron ini menggabungkan empat kontrak kerja sama yaitu Ganal, Rapak, Makassar Strait, dan Muara Bakau. Dalam keernpat konsesi tersebut terdapat lima lapangan yaitu Lapangan Bangka, Gehem, Gendalo, Maha dan Gandang. Lapangan Bangka telah beroperasi terlebih dahulu pada Agustus 2016 lalu. Sementara untuk Gendalo dan Gehem akan beroperasi setelah Bangka.

Yanto menyatakan belum dapat merinci rencana Chevron dalam mengerjakan Proyek IDD, termasuk untuk volume produksi dan target operasi (on stream) proyek. Pasalnya, pihaknya perlu merampungkan kajian terlebih dahulu sebelum menetapkan target. Namun, dia juga tidak dapat memastikan kapan kajian ini rampung. “Mudah-mudahan selesai dalam waktu dekat,” ujarnya.

Ditegaskannya, seluruh perencanaan yang dinyatakan Chevron dalam POD awal tidak dapat lagi dijadikan acuan. Dalam POD awal ini, Lapangan Gehem diharapkan bisa menghasilkan gas 420 mmscfd dan minyak 27.000 bph. Sementara Lapangan Gendalo diproyeksi akan menghasilkan gas hingga 700 mmscfd dan minyak 25.000 bph. Kedua lapangan tersebut ditargetkan bisa mulai berproduksi pada 2018. Chevron sebenarnya telah memperoleh POD Proyek IDD pada 2008 Ialu. 

Namun, setelah dilakukan pengerjaan desain rinci (front end engineering design/FEED), biaya yang dibutuhkan untuk menggarap proyek ini naik dua kali Iipat. Selanjutnya, Chevron kembali menyerahkan revisi POD pada akhir 2015. Sayangnya, POD ini dikembalikan oleh pemerintah karena tidak lengkap. 

POD inilah yang kini ditunggu pemerintah sehingga Proyek IDD bisa kembali dimulai. Dalam POD yang diajukan pada akhir 2015, perubahan yang mendasar yakni terkait jadwal produksi (onstream) dan nilai investasi proyek. Lapangan Gendalo dan Gehem dijadwalkan akan mulai produksi masing-masing pada 2022 dan 2023, mundur dari awalnya pada 2020. Sementara investasinya diperkirakan sekitar US$ 10 miliar. Investasi Proyek IDD ini sempat melonjak sampai US$ 12 miliar karena tingginya harga minyak mentah pada saat itu.

Investor Daily, Page-9, Thursday, May 18, 2017

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel