Total investment of upstream oil and gas (oil and gas) Indonesia in 2015 amounted to 15.4 billion US fell by 27 percent in 2016 to 11.15 billion US dollars. The decline in world crude oil prices that occurred since mid-2014 caused oil and gas contractors to make efficiency, including reducing investment spending. As a result, national oil and gas reserves decline due to lack of exploration.
The decline in oil and gas investment has certainly resulted in slowing regional economies. Though this sector is a major contributor to economic growth in the region. Slowing economic growth in some areas, but also cessation of oil and gas supporting industries, reducing labor, to other social impacts in society.
The Government and all relevant parties have an important role to take immediate action so that Indonesia can avoid a wider and prolonged energy crisis. Complete and long-term solutions that begin with goal-oriented policy reform are essential.
According to Executive Director of Indonesian Petroleum Association (IPA) Marjolijn Wajong, the current condition is very urgent. The absence of new oilfield discoveries due to low exploration activities will hit Indonesia's oil and gas production capability in the future. "The decline in production will get worse if we only depend on the existing production areas, we need to find new oil and gas reserves in new locations," he said.
IPA President Christina Verchere
IPA President Christina Verchere said Indonesia must compete regionally and globally to get funding for investment today. Therefore, industrial conditions should be attractive for investors to want to invest in Indonesia.
With that spirit, IPA as a place for oil and gas companies operating in Indonesia, held the 41st IPA Convention and Exhibition on 17-19 May 2017 at the Jakarta Convention Center. This event is the theme of Accelerating Reform to Re-Attract Investment to Meet the Economic Growth Target.
"The 41st IPA Convex is a place that will bring together industry leaders, implementers and policy makers, governments and experts related to the oil and gas industry, Both from within and from abroad, to jointly seek solutions that can be done to encourage growth in the industry so as to encourage economic growth in various sectors in Indonesia.
Multiple effects
According to IPA Director of Tumbur Parlindungan, Indonesia's upstream oil and gas sector, along with all its supporting sectors, has a large multiplier effect for the Indonesian economy. Any investment in the upstream sector of oil and gas worth US $ 1 million will create an added value of 1.6 million US dollars, contributing to GDP of 700 thousand US dollars, and create employment for more than 100 people of Indonesia.
Unfortunately, the above contribution is hampered by the challenges currently faced by the Indonesian oil and gas industry, including legal certainty, competitive financing schemes, regulatory reform (revision of Government Regulation No. 79 of 2014 and economic calculation of Gross Split scheme) investation.
These challenges resulted in declining oil production, low oil replacement ratios, slow domestic gas infrastructure investment and low investor interest in new blocs offered by the government.
In this case, according to Marjolijn, IPA is keen to actively contribute to the policy-making process to increase investment and upstream oil and gas productivity in Indonesia.
Quick solution
Without significant investment, exploration activities will continue to decline and the potential of Indonesia's oil and gas will not bring any added value and benefits to the country and society. In this case, IPA believes that building a positive oil and gas investment climate should be a top priority of the Indonesian government to push back investment in this sector.
IPA Convex is the largest convention and exhibition event in Asia Pacific that will bring together industry leaders, implementers and policy makers, governments and experts associated with the oil and gas industry, both from within and from abroad, to work together and seek solutions On the problem of oil and gas industry of the country.
The three plenary sessions, namely "Re-Attracting Upstream Oil and Gas Investment Amidst the Global Capital Efficiency Drive"; "Beyond Revenues: The Indispensable Contribution of the Upstream Industry to Local Industry and Economic Growth"; And "Priority Reforms to Re-Attract Investment", is expected to dissect the challenges facing the industry from multiple perspectives and then provide a comprehensive, immediate recommendation to withdraw investment into Indonesia.
A special session will be held to discuss the human resources aspects of Indonesia's oil and gas industry. The topic entitled "Investing in Indonesians: Impact of the Current Landscape" will be discussed by representatives of various oil and gas associations in Indonesia.
The event was attended by more than 100 exhibitors from the oil and gas industry and various related sectors including service companies, contractors, government organizations, media, chambers of commerce and so on. In this event, they will show the latest technology and best practice from each organization. In addition, there will be 110 scientific papers and 60 posters that will show the achievements and innovations in the oil and gas industry that will be presented in technical sessions and poster sessions.
As important as discussions on policy, IPA Convex will also organize science transfer events in which Indonesian students participate in various technical sessions.
Over the years, Convex IPA has garnered more than 3,400 international technical papers and this year IPA Convex held a business case competition for the first time as part of a series of programs. The industry is facing more and more technical and non-technical challenges and IPA Convex is keen to see young Indonesians participating and preparing to face the challenge.
In this competition, more than 200 participants took part and tested their business skills to solve complex commercial, political, and societal problems.
IN INDONESIAN
Upaya Menarik Kembali lnvestasi ke Indonesia
Total investasi hulu minyak dan gas bumi (migas) Indonesia pada 2015 sebesar 15,4 Miliar AS turun sebanyak 27 persen pada 2016 menjadi 11,15 Miliar dollar AS. Turunnya harga minyak mentah dunia yang terjadi sejak pertengahan 2014 menyebabkan kontraktor migas melakukan efisiensi, termasuk mengurangi belanja investasi. Akibatnya, cadangan migas nasional menurun lantaran minimnya eksplorasi.
Menurunnya investasi migas tentu saja mengakibatkan ekonomi daerah melambat. Padahal sektor ini merupakan kontributor utama pertumbuhan ekonomi di daerah. Melambatnya pertumbuhan ekonomi di sejumlah daerah, tetapi juga berhentinya industri penunjang migas, pengurangan tenaga kerja, hingga dampak-dampak sosial lainnya dalam masyarakat.
Pemerintah dan semua pihak terkait memiliki peran penting untu segera mengambil tindakan yang tepat sehingga Indonesia dapat terhindar dari krisis energi yang lebih luas dan berkepanjangan. Solusi yang lengkap dan jangka panjang yang dimulai dengan reformasi kebijakan yang sesuai tujuan sangat diperlukan.
Menurut Direktur Eksekutif Indonesian Petroleum Association (IPA) Marjolijn Wajong, kondisi saat ini sangat mendesak. Ketiadaan penemuan ladang minyak baru yang disebabkan rendahnya aktivitas eksplorasi akan memukul kemampuan produksi migas Indonesia pada masa mendatang.
"Penurunan produksi akan bertambah buruk bila kita hanya bergantung pada daerah produksi yang sudah berjalan. Kita perlu menemukan cadangan migas baru di lokasi baru. Untuk itu, kita membutuhkan investasi yang sangat besar," ujar Marjolijn.
Presiden IPA Christina Verchere mengatakan, Indonesia harus bersaing secara regional dan global untuk mendapatkan pendanaan untuk investasi saat ini. Oleh karena itu, kondisi industri harus menarik bagi investor untuk mau berinvestasi di Indonesia.
Dengan semangat tersebut, IPA sebagai tempat untuk perusahaan migas yang beroperasi di Indonesia, mengadakan Konvensi dan Pameran IPA ke-41 pada 17-19 Mei 2017 di Jakarta Convention Center. Kegiatan ini mengangkat tema Accelerating Reform to Re-Attract Investment to Meet the Economic Growth Target".
Kegiatan ke-41 IPA Convex ini merupakan tempat yang akan mempertemukan pemimpin industri, pelaksana dan pengambil kebijakan, pemerintah dan para tenaga ahli yang berhubungan dengan industri migas, baik dari dalam maupun dari luar negeri, untuk bersama-sama mencari solusi yang dapat dilakukan untuk mendorong pertumbuhan dalam industri sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dalam berbagai sektor di Indonesia.
Efek berganda
Menurut Direktur IPA Tumbur Parlindungan, sektor hulu migas Indonesia, beserta semua sektor pendukungnya, memiliki efek berganda yang besar bagi perekonomian Indonesia. Setiap investasi di sektor hulu migas senilai 1 juta dollar AS akan menciptakan nilai tambah sebesar 1,6 juta dollar AS, memberikan kontribusi atas PDB sebesar 700 ribu dollar AS, serta menciptakan lapangan kerja bagi lebih dari 100 orang Indonesia.
Sayangnya, besarnya kontribusi di atas terhambat oleh berbagai tantangan yang saat ini dihadapi oleh industri migas Indonesia, antara lain kepastian hukum, skema pembiayaan yang kompetitif, reformasi regulasi (revisi dari Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 dan perhitungan keekonomian skema Gross Split), serta biaya investasi.
Berbagai tantangan tersebut mengakibatkan produksi minyak yang terus menurun, rasio penggantian cadangan minyak yang rendah, investasi infrastruktur gas domestik yang lambat serta rendahnya ketertarikan investor pada blok baru yang ditawarkan oleh pemerintah.
Dalam hal ini, menurut Marjolijn, IPA sangat ingin secara aktif berkontribusi pada proses pembuatan kebijakan untuk meningkatkan investasi dan produktivitas hulu migas di Indonesia.
Solusi yang cepat
Tanpa investasi yang signifikan, aktivitas eksplorasi akan terus menurun dan potensi migas Indonesia tidak akan membawa nilai tambah serta manfaat apapun pada negara dan masyarakat. Dalam hal ini, IPA meyakini bahwa membangun iklim investasi migas yang positif harus menjadi prioritas utama pemerintah Indonesia untuk mendorong kembali investasi di sektor ini.
IPA Convex merupakan ajang konvensi dan pameran terbesar di Asia Pasifik yang akan mempertemukan pemimpin industri, pelaksana dan pengambil kebijakan, pemerintah, dan para tenaga ahli yang berhubungan dengan industri migas, baik dari dalam maupun dari luar negeri, untuk bersinergi dan bersama-sama mencari solusi atas permasalahan industri migas Tanah Air.
Ketiga sesi plenary, yaitu "Re-Attracting Upstream Oil and Gas Investment amidst the Global Capital Efficiency Drive"; "Beyond Revenues: The Indispensable Contribution ofthe Upstream Industry to Local Industry and Economic Growth"; dan "Priority Reforms to Re-Attract Investment", diharapkan dapat membedah tantangan-tantangan yang dihadapi industri dari berbagai sudut pandang lalu memberikan rekomendasi komprehensif yang dapat segera diterapkan untuk menarik kembali investasi ke Indonesia.
Sesi spesial akan dilakukan untuk mendiskusikan aspek sumber daya manusia dalam industri migas Indonesia. Topik bertajuk "Investing in Indonesians: Impact ofthe Current Landscape" akan didiskusikan oleh perwakilan dari berbagai asosiasi minyak dan gas di Indonesia.
Acara ini di ikuti oleh lebih dari 100 peserta pameran dari industri minyak dan gas dan beragam sektor terkait termasuk perusahaan jasa, kontraktor, organisasi pemerintah, media, kamar dagang dan seterusnya. Dalam acara ini, mereka akan menunjukkan teknologi terkini serta best practice dari masing-masing organisasi. Selain itu, akan ditampilkan 110 karya tulis ilmiah dan 60 poster yang akan memperlihatkan pencapaian dan inovasi dalam industri migas yang akan disampaikan dalam technical sessions dan poster sessions.
Sama pentingnya dengan diskusi mengenai kebijakan, IPA Convex juga akan mengadakan ajang transfer ilmu pengetahuan di mana kalangan mahasiswa di Indonesia berpartisipasi dalam berbagai technical sessions.
Selama bertahun-tahun, IPA Convex telah mengumpulkan lebih dari 3.400 karya tulis teknis bertaraf internasional dan tahun ini IPA Convex mengadakan business case competition untuk pertama kalinya sehagai bagian dari rangkaian program. industri ini menghadapi semakin banyak tantangan teknis maupun nonteknis dan IPA Convex sangat ingin melihat para kaum muda Indonesia berpartisipasi dan bersiap untuk menghadapi tantangan tersebut.
Dalam kompetisi ini, lebih dari 200 peserta ikut ambil bagian dan menguji kemampuan bisnis mereka untuk memecahkan masalah komersial, politik, dan kemasyarakatan yang kompleks.
Kompas, Page-19, Wednesday, May, 17, 2017
Of what use is the kitchen's feel on the off chance that it turns out poorly with the kitchen's usefulness or your family's solace. Best oil making machine for home in India
ReplyDeleteOn the off chance that such confirmation is absent case isn't paid.buy modafinil cheap with free shipping,buy modvigil in australia
ReplyDeleteI am appreciative st 바카라
ReplyDelete