After participating in the Arun gas liquefaction project, Dongi Senoro, and Tangguh Train III, PT General Electric Indonesia is targeting the Masela Block LNG project. President Director of GE Oil & Gas Indonesia lwan Chandra said GE has been involved in three LNG plant projects. The Arun LNG plant is built with a capacity of 12.5 million tons per year (MTPA). Donggi Senoro 2.1 MTPA and Tangguh Train 111 3.8 MTPA.
Iwan mentioned that GE supplies turbines and compressors at Tangguh Train III. The physical construction process of the Tangguh Train Ill LNG plant is still running. The project is targeted to start producing LNG by 2020. After that, it is still targeting another LNG plant project in the Masela Block, Maluku which is still in the process of feasibility study.
GE is aggressively looking for projects because the decline in oil prices has affected the company's performance. Quoted from the GE report, I / 2017 quarterly revenue fell 9% from US $ 3.31 billion to US $ 3.00 billion in the same period last year.
PT InPex Masela Limited as the operator and the government is still discussing to determine the capacity of LNG plant that is 7.5 MTPA or 9.5 MTPA. Both options, depending on the readiness of buyers of gas pipelines. "Currently, [the prospect] is for LNG, it seems only to be in the Masela Lnpex because it can be big," he said after attending the Decoding the Oil & Gas Industry event on Tuesday (9/5).
In addition to large-scale LNG refinery projects, Iwan assessed, with merger activities with Baker Hughes targeted for completion in July 2017, the company's portfolio expanded. The reason, Baker Hughes is a service provider in the form of drilling services to the manufacture of oil and gas wells.
He said the construction of a small-scale LNG plant with a capacity below 50 million barrels per day (MMScfd) could be economical by setting up an appropriate business model. By providing liquefaction technology, regasification, storage, transportation to its power plant units using gas as electricity, the construction of small-scale LNG refineries can work. According to him, it is in accordance with the government's desire to utilize gas in areas far from the market.
IN INDONESIAN
GE Bidik Kilang Masela
Setelah turut terlibat dalam proyek kilang gas alam cair/LNG Arun, Dongi Senoro, dan Tangguh Train III, PT General Electric Indonesia mengincar proyek Kilang LNG Blok Masela. Presiden Direktur GE Oil & Gas Indonesia lwan Chandra mengatakan, GE telah terlibat pada tiga proyek kilang LNG. Kilang LNG Arun dibangun dengan kapasitas 12,5 juta ton per tahun (MTPA). Donggi Senoro 2,1 MTPA dan Tangguh Train 111 3,8 MTPA.
Iwan menyebut, GE menyuplai turbin dan kompresor di Tangguh Train III. Proses konstruksi fisik Kilang LNG Tangguh Train Ill masih berjalan. Proyek itu ditargetkan mulai menghasilkan LNG pada 2020. Setelah itu, pihaknya masih mengincar proyek kilang LNG lain yakni di Blok Masela, Maluku yang masih dalam proses studi kelayakan.
GE gencar mencari proyek karena penurunan harga minyak telah mempengaruhi kinerja perusahaan itu. Dikutip dari laporan GE, pendapatan kuartal I/2017 turun 9% dari US$3,31 miliar menjadi US$ 3,00 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
PT lnpex Masela Limited sebagai operator dan pemerintah masih melakukan diskusi untuk menetapkan kapasitas kilang LNG yakni 7,5 MTPA atau 9,5 MTPA. Kedua opsi tersebut, tergantung pada kesiapan pembeli gas pipa. “Kalau saat ini, [prospeknya] untuk LNG, kelihatannya hanya untuk di lnpex Masela karena bisa besar," ujarnya usai menghadiri acara Decoding the Oil&Gas lndustry, Selasa (9/5).
Selain proyek kilang LNG skala besar, Iwan menilai, dengan kegiatan merger dengan Baker Hughes yang ditarget selesai Juli 2017, portofolio perusahaan semakin luas. Pasalnya, Baker Hughes merupakan penyedia layanan berupa jasa pengeboran hingga pembuatan sumur minyak dan gas bumi.
Dia menyebut pembangunan kilang LNG skala kecil dengan kapasitas di bawah 50 juta barel kubik per hari (MMScfd) bisa ekonomis dengan menyiapkan model bisnis yang sesuai. Caranya, dengan menyediakan teknologi pencairan, regasifikasi, penyimpanan, transportasi hingga unit pembangkit listriknya yang menggunakan gas sebagai tenaga listrik, pembangunan kilang LNG skala kecil bisa berjalan. Menurutnya, hal itu sesuai dengan keinginan pemerintah untuk memanfaatkan gas di wilayah yang jauh dari pasar.
Bisnis Indonesia, Page-30, Wednesday, May, 10, 2017
No comments:
Post a Comment