JAMBARAN-TIUNG BUIRU PROJECT
PT Pertamina is still awaiting the results of the gas price negotiation with PT PLN before continuing the share transaction transaction talks with ExxonMobil. Pertamina, through its subsidiary, PT Pertamina EP Cepu (PEPC), intends to take over ExxonMobil's participation in the Tiung Biru Jambaran Project to ensure that the project can start generating oil and gas (on stream) by 2020.
This is a follow up letter of the Minister of Energy and Mineral Resources No. 9/13 / MEM.M / 2017 dated January 3, 2017 which instructs Pertamina to fully develop the JTB field and complete the discussion with ExxonMobil through a business to business / b to b scheme.
Upstream Director of Pertamina Syamsu Alam said that gas price agreement with PLN will be used for economic calculation from the Jambaran-Tiung Biru Project. If the company has obtained the results of this calculation, then the discussion about the transfer of shares of participation with ExxonMobil will continue.
"Whether ExxonMobil wants to come or not. If ExxonMobil does not want to come along, then there will be a b to b with them perhaps they want to shareown and we take 100% Project Jambaran-Tiung Biru, "he said in Jakarta, Thursday (18/5).
He explained, without agreement with PLN, it can not continue the development of the Project Jambaran-Tiung Biru. It has started negotiating gas prices with PLN. Next week, the president director of each company will meet to discuss this matter.
Related to the beleid regulating the selling price of gas to PLN, Alam said, not necessarily the gas price of Project Jambaran-Tiung Biru will be the same as this beleid. It will negotiate with PLN in order to obtain a price appropriate to the project's economy.
"Follow the rules if not fly, how to start its development," he said.
Until there is clarity on this matter, it is not certain that the right of participation of ExxonMobil in Lapangan Jambaran-Tiung Biru field will be taken by Pertamina. "Do not know yet (ExxonMobil is releasing shares of participation or not)," Alam said.
Pertamina EP President Director Cepu Adriansyah said, based on the calculation, the appropriate gas price for the project is economical ie US $ 7 per million british thermal unit (mmbtu) with escalation of 2% per year.
However, about the price agreement later with PLN, it will follow Pertamina. It only heard that PLN wants the gas price of US $ 7 per mmbtu at its plant. "While from us the price is US $ 7 per mmbtu and there is a toll fee fee so that approximately US $ 8.5 per mmbtu," he explained.
Meanwhile, Vice President of Public and Government Affairs of ExxonMobil Erwin Marwoto declined to comment about the transfer of shares of participation of oil and gas companies from the United States in Jambaran Field to Pertamina.
Similarly, it revealed that they are still discussing with Pertamina. However, ExxonMobil is still supporting the development of this project. "So the project preparation is still running, commercial problems are also running, parallel. So (discussion) will not disrupt the preparation of Project Jambaran-Tiung Biru, "he said.
IN INDONESIAN
PROYEK JAMBARAN-TIUNG BIRU
Pertamina Tunggu Hasil Negosiasi dengan PLN
PT Pertamina masih menunggu hasil negosiasi harga gas dengan PT PLN sebelum melanjutkan pembicaraan transaksi saham partisipasi dengan ExxonMobil. Seperti diketahui, Pertamina melalui anak usahanya, PT Pertamina EP Cepu (PEPC), berniat mengambilalih hak partisipasi ExxonMobil di Proyek Jambaran Tiung Biru untuk memastikan proyek tersebut dapat mulai menghasilkan migas (on stream) pada 2020.
Hal ini adalah sebagai tindak lanjut Surat Menteri ESDM No 9/13/MEM.M/2017 tertanggal 3 Januari 2017 yang memerintahkan Pertamina untuk mengembangkan secara penuh lapangan JTB dan menyelesaikan pembahasan dengan ExxonMobil melalui skema bisnis (business to business/ b to b).
Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam menuturkan, kesepakatan harga gas dengan PLN akan dipakai dasar perhitungan keekonomian dari Proyek Jambaran-Tiung Biru. Jika perseroan sudah memperoleh hasil perhitungan ini, baru pembicaraan soal pengalihan saham partisipasi dengan ExxonMobil akan dilanjutkan.
“Apakah ExxonMobil mau ikut atau tidak. Kalau ExxonMobil tidak mau ikut, berarti nanti akan ada b to b dengan mereka barangkali mereka mau sharedown dan kami ambil 100% Proyek Jambaran-Tiung Biru ini,” kata dia di Jakarta, Kamis (18/5).
Dia menjelaskan, tanpa kesepakatan dengan PLN, pihaknya tidak bisa melanjutkan pengembangan Proyek Jambaran-Tiung Biru. Pihaknya sudah mulai negosiasi harga gas ini dengan PLN. Pekan depan, sedianya direktur utama masing-masing perseroan akan bertemu guna membahas hal ini.
Terkait adanya beleid yang mengatur harga jual gas ke PLN, Alam mengatakan, belum tentu harga gas Proyek Jambaran-Tiung Biru akan sama dengan beleid ini. Pihaknya akan negosiasi dengan PLN supaya memperoleh harga yang sesuai dengan keekonomian proyek.
“Ikut peraturan kalau tidak fly, bagaimana mau mulai development-nya,” ujarnya.
Sampai ada kejelasan soal hal ini, tidak dapat dipastikan bahwa hak partisipasi ExxonMobil di Lapangan Jambaran-Tiung Biru akan diambil Pertamina. “Belum tahu (ExxonMobil melepas saham partisipasi atau tidak),” kata Alam.
Presiden Direktur Pertamina EP Cepu Adriansyah menuturkan, berdasarkan hitungannya, harga gas yang cocok agar proyek ini ekonomis yakni US$ 7 per juta british thermal unit (mmbtu) dengan eskalasi 2% per tahun.
Namun, soal kesepakatan harga nantinya dengan PLN, pihaknya akan mengikuti Pertamina. Pihaknya hanya mendengar bahwa PLN menginginkan harga gas US$ 7 per mmbtu di pembangkit miliknya. “Sementara dari kami harga sudah US$ 7 per mmbtu dan ada biaya toll fee jadi kira-kira US$ 8,5 per mmbtu,” jelasnya.
Sementara itu, Vice President Public and Government Affair ExxonMobil Erwin Marwoto enggan berkomentar soal pengalihan saham partisipasi milik perusahaan migas asal Amerika Serikat di Lapangan Jambaran ke Pertamina.
Senada, pihaknya mengungkapkan masih terus berdiskusi dengan Pertamina. Meski demikian, ExxonMobil sampai saat ini masih mendukung pengembangan proyek ini. “Jadi persiapan proyek tetap berjalan, masalah komersial juga berjalan, paralel. Jadi (diskusi) tidak akan mengganggu persiapan Proyek Jambaran-Tiung Biru,” ujarnya.
Investor Daily, Page-9, Saturday, May 20, 2017
No comments:
Post a Comment