PT PLN targets auction of LNG gas procurement for power plants in central Indonesia, completed later this year. PLN requires contractors to supply and prepare gas infrastructure with a total volume of 200 million standard cubic feet per day / mmscfd.
Director of Procurement PLN Supangkat Iwan Santosa said the gas procurement auction is now underway. It is still waiting for the bid proposal from the auction participants. The auction is due to be completed this year.
Based on the record, the auction of supply procurement and gas infrastructure for Central Indonesia has been started by PLN since last year. PLN targeted the auction last year. So that gas supply can be realized starting 2019.
Iwan admitted, the auction was delayed due to changes in the project. Initially, PLN sought 230 mmscfd of gas supply for several clusters in East Kalimantan and South Kalimantan. There were 8 power plants with 50 mmscfd, Sulawesi 14 power plants with 120 mmscfd and Nusa Tenggara 10 power plants where the gas requirement amounted to 60 mmscfd.
However, it later separated gas supplies for Bali, Gorontalo, and Pontianak from this project. Thus, the required gas supply is not as big as the original plan. Reduced approximately 30 mmscfd.
In addition, the Asian Development Bank (ADB) as a funder requests for changes to make the project more effective and efficient. Among them, ADB requested that the period of built-operate-transfer (BOT) schemes be changed to 10 years. Then also direct storage and regasification facilities diverted, BOT PLN.
As is known, in this auction, potential investors should be able to guarantee gas supply while providing infrastructure and transportation. This scheme was taken because to supply Central Indonesia with small and dispersed generators, the required gas supply must be entirely in the form of LNG.
Later, investors have to build LNG Hub to accommodate LNG on a medium scale, providing ships that will distribute it to PLN plants, including building regasification facilities near power stations. This method makes LNG project becomes more economical because the volume is not too small.
For its infrastructure, PLN will use a built-operate-transfer (BOT) scheme in which after a certain period will belong to the company. While the gas supply contract remains the same as the usual contract. PLN will not limit the LNG to be domestic, which is important the price offered is competitive.
Meanwhile, despite a change of auction schedule, Head of Oil and Gas Division of PLN Chairani confirmed that the project completion target has not changed, it is targeted to be completed by 2019.
So far, PLN has set 11 consortiums of companies that have passed prequalification. The 11 participants who passed the prequalification were PT Pertamina, Osaka Gas Co Ltd, PT Medco Energi International Tbk, Natural Gas Fenosa SDG SA, Marubeni Corporation, and Socar Petroleum SA consortium, PT Humpuss Transportasi Kimia, PT PP Tbk and Pl Toba Prosperous.
The other participants included the consortium of PT Bukaka Teknik Utama Tbk, Tokyo Gas Co Ltd and Mitsui Co Ltd, a consortium of PT Perusahaan Gas Negara and International Power Ltd, a consortium of Itochu Corporation and PT Energasindo Heksa Karya, a consortium of Shell Gas & Power Development BV and PT Energi Dian Kemala, and a consortium of Mitsubishi Corporation, Brunei National Petroleum Company Sdn Bhd and Diamond Gas International Pte Ltd.
IN INDONESIAN
PLN Lelang Pengadaan Gas untuk Pembangkit 200 MMSCFD
PT PLN menargetkan Ielang pengadaan gas alam cair/LNG untuk pembangkit di Indonesia bagian tengah, selesai akhir tahun ini. PLN membutuhkan kontraktor yang akan memasok dan menyiapkan infrastruktur gas dengan total volume 200 million standard cubic feet per day/mmscfd.
Direktur Pengadaan PLN Supangkat Iwan Santosa mengatakan, lelang pengadaan gas tersebut kini sedang berlangsung. Pihaknya kini masih menunggu proposal penawaran dari para peserta lelang. Sedianya lelang akan diselesaikan tahun ini juga.
Berdasarkan catatan, lelang pengadaan pasokan dan infrastruktur gas untuk Indonesia Tengah ini sudah dimulai PLN sejak tahun lalu. PLN sempat menargetkan lelang selesai tahun lalu. sehingga pasokan gas dapat direalisasikan mulai 2019.
Iwan mengakui, lelang tertunda karena ada perubahan dalam proyeknya. Awalnya, PLN mencari pasokan gas sebesar 230 mmscfd untuk beberapa kluster yang dalam wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan terdapat 8 unit pembangkit dengan kebutuhan 50 mmscfd, Sulawesi 14 unit pembangkit, dengan kebutuhan 120 mmscfd, dan Nusa Tenggara 10 unit pembangkit di mana kebutuhan gasnya sebesar 60 mmscfd.
Namun, pihaknya kemudian memisahkan pasokan gas untuk Bali, Gorontalo, dan Pontianak dari proyek ini. Sehingga, pasokan gas yang dibutuhkan tidak sebesar rencana awal. Berkurang kira-kira 30 mmscfd.
Selain itu, Asian Development Bank (ADB) sebagai penyandang dana meminta untuk dilakukan perubahan supaya proyek lebih efektif dan efisien. Diantaranya, ADB meminta jangka waktu skema built-operate-transfer (BOT) diubah menjadi 10 tahun. Kemudian juga fasilitas storage dan regasifikasi langsung dialihkan, BOT PLN.
Seperti diketahui, dalam lelang ini, calon investor harus bisa menjamin pasokan gas sekaligus menyediakan infrastruktur dan transportasinya. Skema ini diambil karena untuk memasok Indonesia Tengah yang pembangkitnya kecil-kecil dan tersebar, pasokan gas yang dibutuhkan seluruhnya harus dalam bentuk LNG.
Nantinya, investor harus membangun LNG Hub untuk menampung LNG dalam skala menengah, menyediakan kapal yang akan mendistribusikannya ke pembangkit-pembangkit PLN, termasuk membangun fasilitas regasifikasi di dekat pembangkit. Metode ini membuat proyek LNG menjadi lebih ekonomis karena volumenya tidak terlalu kecil.
Untuk infrastrukturnya, PLN akan menggunakan skema built-operate-transfer (BOT) di mana setelah periode tertentu akan menjadi milik perseroan. Sementara kontrak pasokan gas tetap seperti kontrak biasanya. PLN tidak akan membatasi LNG harus dalam negeri, yang penting harga yang ditawarkan cukup kompetitif.
Sementara itu, meski terjadi perubahan jadwal lelang, Kepala Divisi BBM dan Gas PLN Chairani menegaskan target penyelesaian proyek tidak berubah, tetap ditargetkan selesai pada 2019.
Sejauh ini, PLN telah menetapkan 11 konsorsium perusahaan yang lolos prakualifikasi. Ke-11 peserta yang lolos prakualifikasi ini adalah PT Pertamina, Osaka Gas Co Ltd, PT Medco Energi Internasional Tbk, Gas Natural Fenosa SDG SA, Marubeni Corporation, dan konsorsium Socar Petroleum SA, PT Humpuss Transportasi Kimia, PT PP Tbk, dan Pl Toba Sejahtera.
Selanjutnya peserta lain yang lolos yakni konsorsium PT Bukaka Teknik Utama Tbk, Tokyo Gas Co Ltd, dan Mitsui Co Ltd, konsorsium PT Perusahaan Gas Negara dan International Power Ltd, konsorsium Itochu Corporation dan PT Energasindo Heksa Karya, konsorsium Shell Gas & Power Development BV dan PT Energi Dian Kemala, serta konsorsium Mitsubishi Corporation, Brunei National Petroleum Company Sdn Bhd, dan Diamond Gas International Pte Ltd.
Investor Daily, Page-9, Friday, May, 5, 2017
No comments:
Post a Comment