PT Saka Energi Indonesia, a subsidiary of PT Perusahaan Gas Negara Tbk. Which is engaged in the upstream sector targeting oil and gas production in 5 years could touch 100,000 barrels of oil equivalent per day or increase 100%.
President Director of Saka Energi Tumbur Parlindungan said, although the target has been set, this year production relies on existing assets. According to him, there is no plan to acquire assets or acquisitions to increase production capacity as last year in Sanga-Sanga Block, East Kalimantan.
Currently, the company's production is at the level of 50,000 barrels of oil equivalent per day / boepd with 60% of which is gas and 40% is oil. Additional production will come from assets under exploration and development such as Pangkah and South Sesulu.
PGN has allocated this year's capital expenditure of US $ 500 million with US $ 300 million for upstream business activities through Saka Energy. "Saka Energi's oil and gas production can reach up to 100,000 boepd within the next 5 years," he said.
Saka controls 100% of several working areas, namely South Sesulu, East Kalimantan; Wokam Il, Papua, and Pangkah, East Java. Meanwhile, Saka controls the shares of participation in several blocks, namely West Bangkanai, Central Kalimantan; Bangkanai, Central Kalimantan; Ketapang, East Java; Southeast Sumatra, South Sumatra; Muriah, Java Sea; Muara Bakau, Makassar Strait; And Sanga-Sanga, East Kalimantan.
Some assets such as Muara Bakau, will produce optimum this year with capacity of 450 million standart cubic feet per day / MMscfd and Sedayu field is planned to start in 2019.
"The early 2019 Sedayu Field started production, which South First Recovery field used to be," he said,
In 2017, drilling was conducted on six wells. With the addition of six new wells, production is targeted to rise to around 190 MMscfd to 200 MMscfd. Tumbur mentioned that drilling for each well is estimated at US $ 51.50 million to US $ 1.70 million with a depth of 17,000 feet.
In the field, Saka controls 36% participation stake and Swift Energy 64%, and acts as operator. Saka has a stake in the field since July 2014.
It is estimated that by the end of 2014, the shale gas reserves in the field located south of Texas will amount to 64 million barrels of oil equivalent / MMboe. Tumbur hopes that with these activities, Saka can get 72 MMscfd from additional production targets in accordance with the share of participation owned.
IN INDONESIAN
Saka Energi Targetkan Produksi Naik 100%
PT Saka Energi Indonesia, anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk. yang bergerak di sektor hulu menargetkan produksi minyak dan gas bumi dalam 5 tahun bisa menyentuh 100.000 barel setara minyak per hari atau meningkat 100%.
Presiden Direktur Saka Energi Tumbur Parlindungan mengatakan, kendati target telah ditetapkan, tahun ini produksi mengandalkan aset-aset yang ada. Menurutnya, belum ada rencana untuk melakukan akuisisi aset atau akuisisi perusahaan untuk menambah kemampuan produksi seperti yang dilakukan tahun lalu di Blok Sanga-Sanga, Kalimantan Timur.
Saat ini, produksi perusahaan berada di level 50.000 barel oil equivalent per day/boepd dengan 60% di antaranya gas dan 40% berupa minyak. Tambahan produksi akan berasal dari aset yang masih dalam tahap eksplorasi dan pengembangan seperti Pangkah dan South Sesulu.
PGN telah mengalokasikan belanja modal tahun ini sebesar US$500 juta dengan US$300 juta di antaranya untuk kegiatan usaha hulu melalui Saka Energi. “Produksi migas Saka Energi bisa sampai 100.000 boepd dalam 5 tahun ke depan,” katanya.
Saka menguasai 100% beberapa wilayah kerja yakni South Sesulu, Kalimantan Timur; Wokam Il, Papua, dan Pangkah, Jawa Timur. Sementara itu, Saka menguasai saham partisipasi di beberapa blok yaitu West Bangkanai, Kalimantan Tengah; Bangkanai, Kalimantan Tengah; Ketapang, Jawa Timur; Southeast Sumatra, Sumatra Selatan; Muriah, Laut Jawa; Muara Bakau, Selat Makassar; dan Sanga-Sanga, Kalimantan Timur.
Beberapa aset seperti Muara Bakau, akan berproduksi optimal pada tahun ini dengan kapasitas 450 million standart cubic feet per day/MMscfd dan lapangan Sedayu rencananya berproduksi mulai 2019.
“Yang Lapangan Sedayu 2019 awal mulai berproduksi, yang lapangan South Sesulu recovery dulu," katanya,
Pada 2017, dilakukan pengeboran atas enam sumur. Dengan tambahan enam sumur baru tersebut, produksi ditargetkan naik menjadi sekitar 190 MMscfd hingga 200 MMscfd. Tumbur menyebutkan bahwa pengeboran untuk tiap sumur diperkirakan sebesar US$51.50 juta hingga US$1,70 juta dengan kedalaman 17.000 kaki.
Di Lapangan tersebut, Saka menguasai saham partisipasi sebesar 36% dan Swift Energy 64%, serta bertindak sebagai operator. Saka menguasai saham partisipasi di lapangan tersebut sejak Juli 2014.
Diperkirakan pada akhir 2014, cadangan shale gas di lapangan yang berlokasi selatan Texas itu sebesar 64 million barrel oil equivalent/MMboe. Tumbur berharap agar dengan kegiatan tersebut, Saka bisa mendapat 72 MMscfd dari target tambahan produksi sesuai dengan saham partisipasi yang dimiliki.
Bisnis Indonesia, Page-30, Wednesday, May 24, 2017
No comments:
Post a Comment