google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Total Interest 39% Shares Mahakam Block - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

MARKET

Friday, May 26, 2017

Total Interest 39% Shares Mahakam Block



Total E & P lndonesie is interested in purchasing a share of participation in the Mahakam Block of East Kalimantan of 39% in new contracts starting January 1, 2018. After the contract expires in 2017, the government has awarded 100% Mahakam block management to PT Pertamina.

Deputy Minister of Energy and Mineral Resources (ESDM) Arcandra Tahar said, the French oil and gas company has sent a letter expressing interest in buying 39% stake in the Mahakam Block. This 39% share is a joint for Total and Inpex Corporation which each have a share of 19.5% if the proposal is approved.

However, it has not made a decision whether to approve the request of Total E & P Indonesie. The reason, previously been set part of shares that can be acquired only 30%. "Approval depends on the valuation of the Mahakam block, 39% how much they have to pay, the value of what assets," he said.

He explained that the share purchase of Mahakam Block's participation will be done through business negotiations between Pertamina and Total. However, the government will determine the share composition that can be divided into Total. To determine the amount, the government is still waiting for the valuation done by Pertamima.

"The government determines whether 30% or 39%. Later how valuation it, he agrees or not with valuation so. If not agree, can be canceled, "said Arcandra.

Not only proposing to take 39% participation share, Total also put forward some additional terms. The company, which is still working on the Mahakam Block, asked for an investment credit of 17 percent, acceleration of depreciation to two years, and domestic market price (DMO) at market prices.

Arcandra explained, in the current Mahakam Block contract, Total also obtained investment credit. It's just that the prerequisites are different. Then for the asset depreciation period, usually for five years. Finally, the DMO rations are usually sold at a discount or below the market price. Submission of this additional requirement is said to be normal done Total. "But we will still review," he said.

According to him, Total desire to buy this stock is an improvement. Previously, companies that have 50 years of operation of the Mahakam Block are only willing to pay signature bonuses or want to obtain shares for free. In addition, Total does not object to Pertamina holding the operatorship of the Mahakam Block starting January 1, 2018. Only, Total does not want Mahakam Block shares if it is below 39%.

"It looks like 39% of this is their minimum limit," says Arcandra. Meanwhile, confirmed this Letter, Total E & P Indonesia does not want to comment. However, Upstream Director of Pertamina Syamsu Alam acknowledged the existence of a letter from Total to the government. Now it is working on asset valuation Mahakam block. It's just that Nature does not specify when this valuation is completed. "Regarding how much will be shared down, we follow the government's decision," he said.

Responsibility Obligations

If later approved to buy 39% participation stake, Arcandra affirmed Total also assumes obligations as a company managing the Mahakam Block. Together with Pertamina, Total must join the signature bonus payment to the government. Then, Total also has a mandatory participating shareholder participation investment for the region by 10%.

"Take away 10%, not in Pertamina all. If fair, all come to bear, "he said. This is because the government promised local governments can get a 10% stake with capital is borne by oil and gas block management company first and without interest. On this letter from Total, he promised to send back the reply once the valuation is completed.

If agreed, the government will revise the shared letter of participation of the Mahakam Block starting January 1, which previously set Pertamina can release 30% maximum to the existing contractor.

"The final contract is completed by December 2017. If you can get a decision on 39% shares immediately," Arcandra promised. Previously, it was known that Pertamina had signed a new Mahakam Block contract starting from 1 January 2018 at the end of 2015. Under the contract, the company promised a signature bonus of US $ 41 million. In addition, state revenues from production bonuses include US $ 5 million from a cumulative production of 500 million barrels of oil equivalent, of US $ 4 million from a cumulative production of 750 million barrels of oil equivalent, and US $ 4 million from a cumulative production of 1,000 million barrels of oil equivalent.

As for the first three-year investment plan. Pertamina pledged US $ 75.3 million. The details are respectively US $ 1.3 million, then US $ 33.5 million and US $ 40.5 million. Currently, Pertamina begins to manage the Mahakam block for the preparation of operator switching. This is to keep the oil and gas production in the block does not drop dramatically.

Pertamina plans to drill eight development wells undertaken by Total. The drilling of the well can be done after the signing of Bridging Agreement (BA) and Funding Agreement (FA) by Pertamina and Total E & P Indonesie and Inpex Corporation. The agreement has also been approved by the Special Unit for Upstream Oil and Gas Business Activities (SKK Migas).

The bridging agreement stipulates the implementation of Total Operations, as an existing operator in 2017 for the interests of PT Pertamina Hulu Mahakam. Meanwhile, the funding agreement stipulates the financing mechanism of CMF for Total Operations conducted in accordance with BA.

IN INDONESIAN

Total Minati 39% Saham Blok Mahakam


Total E&P lndonesie berminat membeli saham partisipasi di Blok Mahakam Kalimantan Timur sebesar 39% dalam kontrak baru mulai 1 Januari 2018. Pasca kontrak berakhir 2017, pemerintah telah menyerahkan pengelolaan Blok Mahakam 100% untuk PT Pertamina.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menuturkan, perusahaan migas asal Perancis itu telah mengirimkan surat yang menyatakan minatnya membeli 39% saham partisipasi Blok Mahakam. Saham 39% ini merupakan gabungan untuk Total dan Inpex Corporation yang masing-masing memiliki bagian 19,5%, jika usulan itu disetujui. 

Namun, pihaknya belum membuat keputusan apakah akan menyetujui permintaan Total E&P Indonesie tersebut. Pasalnya, sebelumnya telah ditetapkan bagian saham yang bisa diakuisisi hanya 30%. “Persetujuannya tergantung valuasi dari Blok Mahakam, 39% itu berapa mereka harus bayar, nilai asetnya berapa,” kata dia.

Dijelaskannya, pembelian saham partisipasi Blok Mahakam itu akan dilakukan melalui negosiasi bisnis antara Pertamina dan Total. Akan tetapi, pernerintah yang akan menentukan komposisi saham yang dapat dibagi ke Total. Untuk menentukan besarannya, pemerintah masih menunggu valuasi yang dilakukan oleh Pertamima.

“Pemerintah yang tentukan apakah 30% atau 39%. Nanti berapa valuation-nya, dia agree atau tidak dengan valuasi sekian. Kalau tidak agree, bisa batal,” jelas Arcandra.

Tidak hanya mengajukan usulan mengambil saham partisipasi 39%, Total juga mengajukan beberapa syarat tambahan. Perusahaan yang kini masih menggarap Blok Mahakam itu meminta investment credit sebesar 17%, percepatan depresiasi menjadi dua tahun saja, dan harga migas untuk jatah domestik (domestic market obligation/ DMO) sesuai harga pasar.

Arcandra memaparkan, dalam kontrak Blok Mahakam yang berlaku saat ini, Total juga memperoleh investment credit. Hanya saja, prasyarat yang diajukan berbeda. Kemudian untuk jangka waktu depresiasi aset, biasanya selama lima tahun. Terakhir, jatah DMO biasanya dijual dengan harga diskon atau di bawah harga pasar. Pengajuan tambahan syarat ini dikatakannya normal dilakukan Total. “Tetapi kami tetap akan kaji," tegasnya.

      Menurutnya, keinginan Total untuk membeli saham ini merupakan satu kemajuan. Sebelumnya, perusahaan yang telah 50 tahun lebih mengoperasikan Blok Mahakam ini hanya bersedia membayar bonus tanda tangan, atau ingin memperoleh saham secara gratis. Selain itu, Total tidak keberatan Pertamina memegang operatorship Blok Mahakam mulai 1 Januari 2018. Hanya saja, Total tidak menginginkan saham Blok Mahakam jika di bawah 39%.

“Kelihatannya 39% ini batasan minimal mereka,” ujar Arcandra. Sementara itu, dikonfirmasi soal Surat ini, Total E&P lndonesia tidak mau berkomentar. Namun, Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengakui mengetahui adanya surat dari Total ke pemerintah itu. Kini pihaknya sedang mengerjakan valuasi aset Blok Mahakam. Hanya saja Alam tidak merinci kapan valuasi ini rampung. “Mengenai berapa besar yang akan di-share down, kami mengikuti keputusan pemerintah,” kata dia.

Tanggung Kewajiban

Jika nantinya disetujui dapat membeli saham partisipasi 39%, Arcandra menegaskan Total juga turut menanggung kewajiban-kewajiban sebagai perusahaan pengelola Blok Mahakam. Bersama Pertamina, Total harus ikut menanggung pembayaran bonus tanda tangan ke pemerintah. Kemudian, Total juga memiliki mandatori turut memikul beban investasi saham partisipasi bagi daerah sebesar 10%.

“Ikutlah menanggung 10%, tidak di bayari Pertamina semua. Kalau fair, semua ikut menanggung,” katanya. Hal ini lantaran pemerintah menjanjikan pemerintah daerah dapat memperoleh saham 10% dengan modalnya ditanggung oleh perusahaan migas pengelola blok terlebih dahulu dan tanpa bunga. Atas surat dari Total ini, pihaknya menjanjikan segera mengirimkan balasan begitu valuasi selesai. 

Jika sepakat, maka pemerintah akan merevisi surat pembagian saham partisipasi Blok Mahakam mulai 1 Januari yang sebelumnya menetapkan Pertamina dapat melepas jatahnya maksimal 30% kepada kontraktor eksisting.

“Terakhir kontrak eksisting selesai Desember 2017. Kalau bisa secepatnya ada keputusan soal saham 39% ,” janji Arcandra. Sebelumnya, seperti diketahui Pertamina telah meneken kontrak baru Blok Mahakam yang berlaku mulai 1 Januari 2018 pada akhir 2015 lalu. Dalam kontrak itu, perseroan menjanjikan bonus tanda tangan US$ 41 juta. Selain itu juga penerimaan negara dari bonus produksi meliputi US$ 5 juta dari kumulatif produksi 500 juta barel setara minyak, sebesar US$ 4 juta dari kumulatif produksi 750 juta barel setara minyak, dan US$ 4 juta dari kumulatif produksi 1.000 juta barel setara minyak.

Sementara untuk rencana investasi tiga tahun pertama. Pertamina menjanjikan dana sebesar US$ 75,3 juta. Rinciannya secara berurutan US$ 1.3 juta, kemudian US$ 33,5 juta dan US$ 40,5 juta. Saat ini, Pertamina mulai ikut mengelola Blok Mahakam untuk persiapan peralihan operator. Hal ini untuk menjaga agar produksi migas di blok tersebut tidak turun drastis.

Pertamina berencana membor delapan sumur pengembangan yang dikerjakan oleh Total. Pemboran sumur itu dapat dilakukan setelah ditekennya Bridging Agreement (BA) dan Funding Agreement (FA) oleh Pertamina dan Total E&P Indonesie serta Inpex Corporation. Kesepakatan tersebut juga sudah disetujui oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

Ketentuan bridging agreement tersebut mengatur tentang pelaksanaan kegiatan operasi yang dilakukan Total, sebagai operator eksisting pada 2017 untuk kepentingan PT Pertamina Hulu Mahakam. Adapun, funding agreement mengatur tentang mekanisme pembiayaan PHM atas kegiatan operasi yang dilakukan Total sesuai dengan BA.

Investor Daily, Page-9, Saturday, May, 13, 2017

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel