Refinery Project
Pertamina and the Government of Tuban Regency hope that the Tuban refinery project can run immediately, though The land that will be used as the project is not 100% free from home residents. There are people who still make the land As a corn plantation. Currently Pertamina continues to complete the project.
The construction of an oil refinery in Tuban is a great hope for the surrounding community. This new Grass Root Refinery (NGRR) Tuban project will start running and can be a revenue supporter of the area. In the project, PT Pertamina took Rosneft from Russia.
Both will invest about US $ 13 billion. In the joint venture, Pertamina controls 51% stake in Tuban Refinery and the rest belongs to Rosneft, upstream oil and gas company from Russia.
The Tuban refinery is designed with a capacity of 300,000 barrels per day (bpd). While the quality of fuel oil (BBM) equivalent Euro-5. Pertamina promised to speed up the pre-construction process, so that the project could start on time.
Amir Siagian, Project Manager Coordinator of Tuban Refinery, said the development progress of the refinery project
Tuban has reached the engineering stage. This engineering consists of three stages, namely basic, front end, and detail. Now just basic, basic work up to eight months ahead. After that, enter the front end stage for 14 months ahead again.
People certainly hope, this project can start smoothly. In addition to contributing to meet the needs of community fuel, the Tuban refinery project is also expected to improve the welfare of the people of Tuban. Tuban Regent Fathul Huda stated that the district government and Tuban people have high hopes from the new refinery project in Tuban.
One of them is increasing local revenue (PAD). With some sectors to grow, we expect to increase the multiplier effect and earnings directly, gross regional domestic product (GRDP) from several sectors, such as taxes and others. If GDP rises, of course the effect will be many.
While working on the basic engineering stages, Pertamina is also preparing the project, the land needs of the plant location reaches 500 hectares. Currently the land is still used by the community to grow corn. Even residents' houses are still standing strong on the land that will be used for the construction of the Tuban refinery.
But Amir is still optimistic, Pertamina's target of doing groundbreaking in June 2017 can be achieved. Groundbreaking depends on it, engineering finished, clearance completed, and ready land.
Nevertheless, Fathul did not know the estimated GDP increase with the construction of the Tuban refinery. Fathul only hopes Tuban PDRB can reach Rp 80 trillion in the next five years. If now our GRDP has gone up 100% from Rp 19 trillion to Rp 48 trillion for five years. We expect another five years after the project is operational, reaching Rp 70 trillion to Rp 80 trillion, our expectation.
IN INDONESIAN
Proyek Kilang Menopang Tuban
Pertamina dan Pemerintah Kabupaten Tuban berharap, proyek Kilang Tuban bisa segera berjalan, meskipun lahan yang akan dijadikan proyek tersebut belum 100% bebas dari rumah warga. Ada warga yang masih menjadikan lahan itu Sebagai perkebunan jagung. Saat ini Pertamina terus menyelesaikan proyek itu.
Pembangunan Kilang minyak di Tuban menjadi harapan besar bagi masyarakat sekitar. Proyek yang benama New Grass Root Refinery (NGRR) Tuban ini akan mulai berjalan dan bisa menjadi penyokong pendapatan daerah tersebut.
Dalam proyek itu, PT Pertamina menggandeng Rosneft dari Rusia. Keduanya akan menginvestasikan sekitar US$ 13 miliar. Dalam kongsi itu, Pertamina menguasai saham 51% Kilang Tuban dan sisanya milik Rosneft, perusahaan hulu migas asal Rusia.
Kilang Tuban didesain dengan kapasitas sebesar 300.000 barel per hari (bph). Sedangkan kualitas bahan bakar minyak (BBM) setara Euro-5. Pertamina berjanji akan mengebut proses pra-konstruksi, agar proyek ini bisa dimulai tepat waktu.
Amir Siagian, Project Manager Coordinator Kilang Tuban, menyebutkan, kemajuan pembangunan proyek kilang Tuban sudah sampai tahapan engineering. Engineering ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu basic, front end, dan detail. Sekarang baru saja basic, pengerjaan basic hingga delapan bulan ke depan. Setelah itu, masuk tahap front end selama 14 bulan ke depan lagi.
Masyarakat tentu berharap, proyek ini bisa dimulai dengan mulus. Selain memberikan andil dalam memenuhi kebutuhan BBM masyarakat, proyek kilang Tuban juga diharapkan meningkatkan kesejahteraan warga Tuban. Bupati Tuban Fathul Huda menyatakan, pemerintah kabupaten dan masyarakat Tuban memiliki harapan tinggi dari proyek kilang baru di Tuban.
Salah satunya meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Dengan beberapa sektor yang akan tumbuh, kami berharap bisa meningkatkan multiplier effect dan pendapatan secara secara langsung, produk domestik regional bruto (PDRB) dari beberapa sektor, seperti pajak dan lain-lain. Kalau PDRB naik, sudah tentu efeknya akan banyak sekali.
Sambil mengerjakan tahapan basic engineering, Pertamina juga sedang menyiapkan Iahan proyek tersebut, Kebutuhan lahan lokasi kilang mencapai seluas 500 hektare. Saat ini lahan itu masih digunakan masyarakat untuk menanam jagung. Bahkan runah-rumah warga juga masih berdiri kuat di lahan yang akan digunakan untuk pembangunan kilang Tuban tersebut.
Namun Amir masih optimistis, target Pertamina melakukan groundbreaking pada Juni 2017 ini bisa tercapai. Groundbreaking tergantung tadi, engineering selesai, izin selesai, dan lahan siap.
Kendati demikian, Fathul belum mengetahui estimasi kenaikan PDRB dengan adanya pembangunan kilang Tuban. Fathul hanya berharap PDRB Tuban bisa mencapai angka Rp 80 triliun dalam lima tahun mendatang. Kalau sekarang ini PDRB kami sudah naik 100% dari Rp 19 triliun menjadi Rp 48 triliun selama lima tahun. Kami mengharapkan lima tahun lagi setelah proyek beroperasi ,bisa sampai Rp 70 triliun sampai Rp 80 triliun, harapan kami.
Kontan, Page-14, Wednesday, May, 3, 2017
No comments:
Post a Comment