The supply of natural gas from Jangkrik Field, Muara Bakau managed by Eni, an Italian oil and gas company, is the savior of PT Badak NGL's sustainability as a natural gas processing company to liquefied natural gas (LNG).
Salis S. Aprilian, CEO of PT Badak NGL, said that natural gas supply from Eni-managed Jangkrik Field is the future for the company's business continuity. Because the company's production capacity continues to decline due to the decline of natural gas supply to the company's LNG refinery.
During this time, Badak NGL relies on natural gas supply from Mahakam Block, East Kalimantan, and Sanga-sanga. Gas from the Chevron-run Indonesia Deep Water project has not been able to boost the company's LNG production.
"Eni provides a bright future for our business continuity [Badak NGL], in the current decline in natural gas supply," he said in Bontang, Thursday (22/6).
Salis said that in the first stage Eni supplies natural gas of 200 million standard cubic feet per day (MMscfd), and will be 400 MMscfd in the next few years. The NGL rhino asked Eni to ensure the supply of 400 MMscfd of natural gas for the LNG plant in Bontang to run well.
With the assumption of 2 million Trub Cubic feet (TCF) of Natural Gas reserves at Jangkrik Field, the supply from Eni can guarantee the continuity of Badak NGL's business for 12 years. The Company has signed a cooperation agreement with Eni for a period of 20 years with an option renewable.
With the entry of gas and Eni, Salis targets the Badak NGL to produce 160 LNG cargoes throughout the year, "higher than the original target of 146 cargoes.
"With this new gas supply, Badak NGL will be more sustainable as an LNG processing plant," he said.
Sukandar, Deputy Head of Special Unit for Upstream Oil and Gas Operations, said the Badak NGL should again prepare its facilities to accommodate gas from Jangkrik Field. The reason, Eni has committed to continue to increase its production up to 1,000 MMscfd.
Sukandar said that natural gas from Muara Bakau will be prioritized to meet the needs of LNG and fertilizer industry in the country. In addition, LNG and Cricket Fields are intended for power generation in some areas.
IN INDONESIA
Eni Selamatkan Badak NGL
Pasokan gas alam dari Lapangan Jangkrik, Muara Bakau yang dikelola oleh Eni, perusahaan migas asal Italia menjadi penyelamat keberlanjutan usaha PT Badak NGL sebagai perusahaan pengolah gas bumi menjadi liquefied natural gas (LNG).
Salis S. Aprilian, CEO PT Badak NGL, mengatakan pasokan gas alam dari Lapangan Jangkrik yang dikelola Eni menjadi masa depan bagi keberlangsungan usaha perusahaan. Pasalnya, kapasitas produksi perusahaan terus merosot akibat turunnya pasokan gas alam ke kilang LNG milik perusahaan.
Selama ini, Badak NGL mengandalkan pasokan gas bumi dari Blok Mahakam, East Kalimantan, dan Sanga-sanga. Gas dari proyek Indonesian Deep Water yang dikelola Chevron pun belum dapat menggenjot produksi LNG perusahaan.
“Eni memberikan masa depan yang cerah bagi keberlangsungan usaha kami [Badak NGL], di saat penurunan pasokan gas alam saat ini,” katanya di Bontang, Kamis (22/6).
Salis menuturkan pada tahap pertama Eni memasok gas alam sebanyak 200 million standard cubic feet per day (MMscfd), dan akan menjadi 400 MMscfd dalam beherapa waktu mendatang. Badak NGL meminta Eni memastikan pasokan gas alam 400 MMscfd agar kilang LNG di Bontang berjalan baik.
Dengan asumsi cadangan gas alam di Lapangan Jangkrik sebanyak 2 Trillion cubic feet (TCF), maka pasokan dari Eni dapat menjamin keberlangsungan usaha Badak NGL selama 12 tahun. Perusahaan telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan Eni untuk jangka waktu 20 tahun dengan opsi dapat diperpanjang.
Dengan masuknya gas dan Eni, Salis menargetkan Badak NGL mampu memproduksi 160 kargo LNG sepanjang tahun "ini, lebih tinggi dibandingkan dengan target semula 146 kargo.
“Dengan adanya pasokan gas baru ini, Badak NGL akan semakin sustain sebagai kilang pengolahan LNG,” ujarnya.
Sukandar, Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi, mengatakan Badak NGL harus kembali mempersiapkan fasilitasnya untuk menampung gas dari Lapangan Jangkrik. Alasannya, Eni telah berkomitmen untuk terus meningkatkan produksinya hingga 1.000 MMscfd.
Sukandar menyebut gas alam dari Muara Bakau akan diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan LNG dan industri pupuk di dalam negeri. Selain itu, LNG dan Iapangan Jangkrik ditujukan untuk pembangkit listrik di sejumlah daerah.
Bisnis Indonesia, Page-7, Friday, June 23, 2017
No comments:
Post a Comment