google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 FPU Cricket Production Reaches 900 MMSCFD - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Thursday, June 15, 2017

FPU Cricket Production Reaches 900 MMSCFD




Gas production from the cricket floating processing unit (FPU) of Cricket in Muara Bakau Block, Makassar Strait has the potential to increase to 900 million standard cubic feet per day / mmscfd. Additional production comes from Merakes Field and the Indonesia Deepwater Development (IDD) project.

Minister of Energy and Mineral Resources (ESDM) Ignasius Jonan said, FPU Crickets have started production since May 26 with a volume of 120-130 mmscfd. In accordance with production capacity plan, FPU Cricket ship is designed for gas processing with capacity up to 450 mmscfd gradually or equivalent to 83 thousand barrel oil equivalent per day / boepd.

"If adjusted again, slightly increased, the production capacity can be up to 600 mmscfd with additional gas coming from Merakes field in East Sepinggan Block," he said in his official statement on Sunday (10/6).

This has a very significant effect on the upstream oil and gas industry in Indonesia. The reason, according to Jonan, production from this Cricket Field could be a substitute for the production of the Mahakam Block began to fall. "If it can be at least 450 mmscfd it's pretty good, national gas production is now 7,100 mmscfd, it should add 7% if condensate is little," he said.

Previously, ENI, also the operator of Muara Bakau Block, announced the successful drilling and testing of Marekes Well 2 in East Sepinggan Block. The findings in Merakes are estimated at 2 trillion cubic feet of gas with additional potential that needs to be evaluated. Location of Wells Merakes 2 with Jangkrik Field facilitate synergy with existing production infrastructure.

During the visit of Jonan to the Field of Cricket, ENI also submitted its plan to hold Chevron Indonesia related to the cooperation plan of the use of production facilities at the Indonesia Deepwater Development (IDD) project in Gendalo-Gehem, Makassar Strait, which is quite close to the location of this Cricket FPU.

"So Chevron does not have to invest big again, the same facilities can be used, so there is no duplication (more efficient) and the time can be faster," said Jonan.

As is known, the Cricket Complex Project, which includes North Korea's Cricket and Cricket Fields, started production in May, faster than the target in 2018. Production from both fields is channeled through 10 subsea wells connected to FPU Cricket.

Once processed on the FPU, the gas will be flown through a special 79-kilometer pipeline to the Onshore Receiving Facility, through the East Kalimantan Transportation System, to the Badak LNG plant in Bontang.

IN INDONESIA

Produksi FPU Jangkrik Capai 900 MMSCFD


Produksi gas dari fasilitas pemrosesan gas terapung (floating processing unit/FPU) Jangkrik di Blok Muara Bakau, Selat Makassar berpotensi meningkat menjadi 900 million standard cubic feet per day/mmscfd. Tambahan produksi berasal dari Lapangan Merakes dan proyek Indonesia Deepwater Development (IDD).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, FPU Jangkrik sudah mulai berproduksi sejak 26 Mei dengan volume 120-130 mmscfd. Sesuai dengan rencana kapasitas produksi, kapal FPU Jangkrik dirancang untuk pengolahan gas dengan kapasitas hingga 450 mmscfd secara bertahap atau setara dengan 83 ribu barrel oil equivalen per day/ boepd.

“Kalau disesuaikan lagi, ditingkatkan sedikit, kapasitas produksinya bisa sampai 600 mmscfd dengan tambahan gas yang berasal dari lapangan Merakes di Blok East Sepinggan,” kata dia dalam keterangan resminya, Minggu (10/ 6).

Hal ini memberikan efek yang sangat signifikan terhadap industri hulu migas Indonesia. Pasalnya, menurut Jonan, produksi dari Lapangan Jangkrik ini bisa menjadi pengganti produksi Blok Mahakam yang mulai turun. “Kalau bisa minimal 450 mmscfd itu lumayan sekali, produksi gas nasional sekarang 7.100 mmscfd, mestinya menambah 7% bila kondensatnya sedikit,” katanya.

Sebelumnya, ENI yang juga operator Blok Muara Bakau, mengumumkan keberhasilan pengeboran dan pengetesan Sumur Marekes 2 di Blok East Sepinggan. Temuan di Merakes ini diperkirakan sebesar 2 triliun kaki kubik gas dengan tambahan potensi yang perlu dievaluasi. Lokasi Sumur Merakes 2 dengan Lapangan Jangkrik memudahkan sinergi dengan infrastruktur produksi eksisting.

Dalam kunjungan Jonan ke Lapangan Jangkrik tersebut, ENI juga menyampaikan rencananya untuk menggandeng Chevron Indonesia terkait rencana kerja sama penggunaan fasilitas produksi pada proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) di Gendalo-Gehem, Selat Makassar, yang cukup dekat dengan lokasi FPU Jangkrik ini.

“Jadi Chevron tidak usah berinvestasi lagi yang besar, fasilitas yang sama bisa dipakai, supaya tidak ada duplikasi (lebih efisien) dan waktunya bisa lebih cepat,” kata Jonan.

Sebagaimana diketahui, Proyek Kompleks Jangkrik yang mencakup Lapangan Jangkrik dan Jangkrik North East, telah memulai produksinya pada Mei lalu, lebih cepat dari pada target pada 2018. Produksi dari kedua lapangan disalurkan melalui 10 sumur bawah laut yang terhubung dengan FPU Jangkrik. 

Setelah diproses di atas FPU, gas akan dialirkan melalui pipa khusus sepanjang 79 kilometer ke Fasilitas Penerima di Darat atau Onshore Receiving Facility, melalui Sistem Transportasi Kalimantan Timur, hingga tiba di kilang LNG Badak di Bontang.

Investor Daily, Page-9, Tuesday, June 13, 2017

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel