The management of the eight expired block will apply the gross split scheme
Special Unit for Upstream Oil and Gas Business Activities (SKK Migas) is happy. Many companies are interested to work on oil and gas blocks that expire contract (termination). One of the so-called Interested is a Malaysian oil company, namely Petronas.
Currently, the Malaysian upstream oil and gas company is still awaiting Pertamina cooperation offer, before joining work on one of the termination blocks.
While PT Pertamina itself is still thinking about managing the eight blocks of oil and gas termination next year. Because the government requires using the scheme for gross split for the entire block.
Djoko Siswanto, Deputy of Controlling Procurement of SKK Migas, said that anyone interested in joining Pertamina to work on the termination block must use the gross split scheme. Petronas already knows the requirements and still expresses interest. "Petronas if given the opportunity to join Pertamina, using a gross split scheme," he said on Wednesday (7/6).
One of the attractions of the termination blocks is the nature of production. So it does not require a large initial exploration fund.
Djoko has not explained which block will be targeted by Petronas. To be sure, the corporation is very interested. Moreover, the calculation of blocks that have been produced, will be the main attraction. "If the exploration is not necessarily able to be, so this economy will come in and given the opportunity of course he wants to join Pertamina, but it depends on Pertamina's offer
Meanwhile, Country Chairman of Petronas Indonesia, Mohammad Zaini Noor has not answered the confirmation of interest in working on one of the eight blocks termination.
Meanwhile, Pertamina's President Director Elia Massa Manik was reluctant to be interviewed about the certainty of the eight blocks of oil and gas termination after a hearing with Commission VII at the Parliament Building.
Massa Manik explained that Pertamina's financial position is currently tight because many projects must be done by the country's oil and gas company in the next few years.
"Therefore we talk to EMR, we make reliable, accountable calculations," said Massa.
China and Iran interest
Meanwhile, Director General of Oil and Gas at the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM) IGN Wiratmaja Puja revealed that not only Petronas is interested in managing one of the eight oil and gas blocks. He claims that other multinational companies are also interested.
The eight blocks of termination are still good enough to be developed. "Many are interested, because he heard Pertamina does not want to manage, therefore, these companies directly contact and want to come," he said at the House of Representatives, Thursday (8/6).
Unfortunately he did not want to explain which oil and gas blocks were requested. Wiratmaja just explained that the interested multinational companies are from Malaysia, China and Iran. On the other hand, Pertamina has also not stated that it has resigned from the eight termination blocks.
Thus, the ESDM Ministry gives a deadline. Time until the end of this month to Pertamina to detail details, whether the block is still economical to manage.
"We are waiting for Pertamina to calculate the economy until the end of this month, we hope that Pertamina will manage, because the blocks are good," Wiratmaja added.
8 Oil and Gas Blocks Submitted to Pertamina in 2018
BLOCK | EXISTING CONTRACTOR | PRODUCTION | |
1 | Blok TUBAN | JOB-PERTAMINA PETROCHINA EAST JAVA | 11,500 BPH |
2 | Blok Ogan Komering | JOB-PERTAMINA TALISMAN | 3,000 BOPD |
3 | Blok Sanga-Sanga | VIRGINIA INDONESIA, Co. | 15,568 BPH and Gas 232,5 MMSCFD |
4 | Blok Coutheast Sumatera | CNOOC Ses Ltd. | 31,958 BPH and Gas 132,9 MMSCFD |
5 | B Block | Exxon Mobil Oil Indonesia Inc. | 3,400 MMSCFD |
6 | Blok NSO/NSO Ext | Exxon Mobil Oil Indonesia Inc. | 400 MMSCFD |
7 | Blok Tengah | Total & EP Indonesie | (Exploration) |
8 | Blok East Kalimantan | Chevron Indonesia Company | 24,000 BPH and Gas 60 MMSCFD |
JOB= JOINT OPERATING BODY |
IN INDONESIA
Banyak Kontraktor Migas Mengincar Blok Terminasi
Pengelolaan kedelapan blok yang habis masa kontraknya akan menerapkan skema gross split
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sedang bahagia. Banyak perusahan yang tertarik menggarap blok migas yang habis masa kontraknya (terminasi). Salah satu yang disebut-sebut sangat tertarik adalah perusahaan minyak asal Malaysia, yakni Petronas.
Saat ini, perusahaan hulu migas asal Malaysia itu masih menunggu penawaran kerjasama Pertamina, sebelum bergabung menggarap di salah satu blok terminasi itu.
Sedangkan PT Pertamina sendiri masih memikirkan mengelola delapan blok migas terminasi tahun depan itu. Pasalnya, pemerintah mewajibkan memakai skema bagi hasil gross split untuk seluruh blok tersebut.
Djoko Siswanto, Deputi Pengendalian Pengadaan SKK Migas, mengatakan, siapapun yang berminat bergabung dengan Pertamina untuk menggarap blok terminasi tersebut, wajib menggunakan skema gross split. Petronas sudah mengetahui persyaratan tersebut dan tetap menyatakan ketertarikan. "Petronas kalau diberikan kesempatan mau bergabung dengan Pertamina, menggunakan skema gross split," ujarnya, Rabu (7/6).
Salah satu yang menjadi daya tarik blok-blok terminasi tersebut adalah sifatnya yang sudah produksi. Jadi tidak membutuhkan dana eksplorasi awal yang besar.
Djoko belum menjelaskan blok mana yang akan dibidik Petronas. Yang pasti, korporasi itu sangat berminat. Apalagi hitung-hitungan blok itu yang sudah produksi, akan menjadi daya tarik tersendiri. "Kalau eksplorasi belum tentu dapat, jadi ini keekonomiannya akan masuk dan diberikan kesempatan tentu dia mau gabung dengan Pertamina. Tetapi itu tergantung penawaran Pertamina
Sementara itu, Country Chairman Petronas Indonesia, Mohammad Zaini Noor belum menjawab konfirmasi soal ketertarikan menggarap satu dari delapan blok terminasi tersebut.
Sedangkan Direktur utama Pertamina Elia Massa Manik enggan diwawancarai soal kepastian delapan blok migas terminasi itu usai rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII di Gedung DPR.
Namun sebelumnya, Massa Manik pernah menjelaskan bahwa saat ini posisi keuangan Pertamina sedang ketat, karena banyak proyek yang harus dikerjakan oleh perusahaan migas negara ini hingga beberapa tahun ke depan.
"Oleh karena itu kami bicara dengan ESDM, kami buat perhitungan reliable, dan akuntabel," kata Massa.
China dan Iran minat
Sementara itu, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) IGN Wiratmaja Puja mengungkapkan, tidak hanya Petronas yang berminat mengelola satu dari delapan blok migas itu. la mengklaim, perusahaan multinasional lain juga berminat.
Ke delapan blok terminasi itu memang masih cukup bagus untuk dikembangkan. "Banyak yang berminat, karena mendengar Pertamina tidak mau mengelola, oleh karena itu, perusahaan-perusahaan itu langsung kontak dan mau ikut," katanya di Gedung DPR, Kamis (8/6).
Sayang ia belum mau menjelaskan blok migas mana yang diminta itu. Wiratmaja hanya menjelaskan bahwa perusahaan multinasional yang berminat itu berasal dari Malaysia, China dan Iran. Di sisi lain, Pertamina juga belum menyatakan bahwa pihaknya mengundurkan diri dari delapan blok terminasi itu.
Maka, Kementerian ESDM memberikan tenggat. waktu sampai akhir bulan ini kepada Pertamina untuk merinci detail, apakah blok tersebut masih ekonomis untuk dikelola.
"Kita tunggu Pertamina menghitung keekonomian sampai akhir bulan ini. Kita berharap, Pertamina yang mengelola, karena bloknya bagus-bagus," Wiratmaja menambahkan.
8 Blok Migas yang Diserahkan ke Pertamina Tahun 2018
BLOCK | EXISTING CONTRACTOR | PRODUCTION | |
1 | Blok TUBAN | JOB-PERTAMINA PETROCHINA EAST JAVA | 11,500 BPH |
2 | Blok Ogan Komering | JOB-PERTAMINA TALISMAN | 3,000 BOPD |
3 | Blok Sanga-Sanga | VIRGINIA INDONESIA, Co. | 15,568 BPH and Gas 232,5 MMSCFD |
4 | Blok Coutheast Sumatera | CNOOC Ses Ltd. | 31,958 BPH and Gas 132,9 MMSCFD |
5 | B Block | Exxon Mobil Oil Indonesia Inc. | 3,400 MMSCFD |
6 | Blok NSO/NSO Ext | Exxon Mobil Oil Indonesia Inc. | 400 MMSCFD |
7 | Blok Tengah | Total & EP Indonesie | (Exploration) |
8 | Blok East Kalimantan | Chevron Indonesia Company | 24,000 BPH and Gas 60 MMSCFD |
JOB= JOINT OPERATING BODY |
Kontan, Page-14, Friday, June 9, 2017
No comments:
Post a Comment