Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM) targets, next year gas (lifting) production will rise while the oil lifting will stagnate. That picture is emblazoned in the State Budget (APBN) 2018.
In budget beleid next year, the government targets gas lifting of 1.19 million-1.23 million barrels of oil equivalent per day (boepd). The amount is up 4% -7% from the assumption of 2017 which amounted to 1.15 million boepd.
Minister of Energy and Mineral Resources, Ignasius Jonan explains, gas production from Cricket Field starting production in late May 2017 will support the increase of lifting gas next year. "The production of Cricket Field operated by Eni is at least 450 mmscfd, so the assumption is changed to 1.19 million-1.23 million boepd," said Jonan in a meeting with Commission VII DPR on Tuesday (13/6) night.
In addition to the Cricket Field, the Special Unit for Upstream Oil and Gas Business Activities (SKK Migas) recorded additional gas production from Wasambo Field in the second quarter of 2018 of 70 mmscfd. There is also gas production from CNY Field and Husky CNOOC Madura Limited's (HCML) MMD program that can support around 175 mmscfd.
Jonan added that oil production is projected at 771,000-815,000 barrels per day (bpd). The amount is relatively stagnant or equal to the assumption of oil production APBN 2017.
With these figures, the projected oil and gas production (oil and gas) to be included in the 2018 budget rules amounts to 1.96 million-2.05 million boepd. The projection is not much different from the assumption of oil and gas lifting in this year's state budget of 1.96 million boepd.
Director General of Oil and Gas, IGN Wiratmaja Puja, added that next year's petroleum production tends to stagnate as there is no additional large-scale production from the new field. "Currently, there is no new discovery of Banyu Urip Field in Cepu Block," said Wiratmaja.
IN INDONESIA
Tahun Depan, Produksi Gas Bisa Naik 7%
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan, tahun depan produksi (lifting) gas akan naik sedangkan liftng minyak akan stagnan. Itulah gambaran yang terpampang dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018.
Dalam beleid anggaran tahun depan, pemerintah menargetkan lifting gas sebesar 1,19 juta-1,23 juta barel setara minyak per hari (boepd). Jumlah tersebut naik 4%-7% dari asumsi tahun 2017 yang sebesar 1,15 juta boepd.
Menteri ESDM, Ignasius Jonan menjelaskan, produksi gas dari Lapangan Jangkrik yang mulai berproduksi akhir Mei 2017 akan menopang kenaikan lifting gas tahun depan. "Produksi Lapangan Jangkrik yang dioperasikan Eni minimal 450 mmscfd sehingga asumsinya berubah menjadi 1,19 juta-1,23 juta boepd," kata Jonan dalam rapat dengan Komisi VII DPR, Selasa (13/6) malam.
Selain dari Lapangan Jangkrik, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat tambahan produksi gas dari Lapangan Wasambo pada kuartal II-2018 sebesar 70 mmscfd. Ada juga produksi gas dari Lapangan MDH dan MBA milik Husky CNOOC Madura Limited (HCML) yang bisa menyokong sekitar 175 mmscfd.
Jonan menambahkan, produksi minyak diproyeksikan sebesar 771.000-815.000 barel per hari (bph). Jumlah tersebut relatif stagnan atau sama dengan asumsi produksi minyak APBN 2017.
Dengan gambaran tersebut, proyeksi produksi minyak dan gas bumi (migas) yang akan dimasukkan dalam aturan anggaran 2018 sebesar 1,96 juta-2,05 juta boepd. Proyeksi tersebut tidak berbeda jauh dengan asumsi lifting migas dalam anggaran negara tahun ini yang sebesar 1,96 juta boepd.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, IGN Wiratmaja Puja menambahkan, produksi minyak bumi tahun depan cenderung stagnan karena belum ada tambahan produksi berskala besar dari lapangan baru. "Saat, ini belum ada discovery baru sebesar Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu," kata Wiratmaja.
Kontan, Page-14, Thursday, June 15, 2017.
No comments:
Post a Comment