Until mid-June 2017 there has not been any prospective buyers interested in gas field production Jambaran Tiung Biru (JTB) managed by Pertamina EP Cepu. PLN is expected to sign a gas purchase agreement rejecting the price offered by Pertamina for USD 7 perMMBTU.
The price offered by Pertamina EP does not include the cost of transport to PLN's power plant in Gresik Regency through a toll fee of USD 1 per MMBTU. In total, PLN needs USD8 per MMBTU to get gas from Pertamina EP.
Public Goverment Affair and Relation Pertamina EP Cepu Kunadi said, there are several factors why gas prices in JTB expensive. H2S and CO2 gas content is high enough to make the conditioning process long and requires special equipment for exploitation. So, it's different from other gas factories, "Kunadi said. Price
Gas from wells to power stations in Java Region averages no more than USD 7 per MMBTU. Comparison of these prices that make gas in JTB quite expensive and considered less economical.
"If the price of USD 8, the original expected rate so that the rate of return is rather high. Pertamina assessed the return offer from PLN of USD 7 per MMBTU to make the rate of return for Pertamina lower. This will affect the difference between operating and revenue costs. PLN is concerned that it will affect the cost of providing electricity (EPP)
IN INDONESIA
Pertamina EP Kaji Harga Gas dari Lapangan JTB
Hingga pertengahan Juni 2017 belum ada satu pun calon pembeli yang berminat terhadap produksi gas lapangan Jambaran Tiung Biru (JTB) yang dikelola Pertamina EP Cepu. PLN yang diharapkan akan menandatangani kesepakatan pembelian gas menolak harga yang ditawarkan Pertamina sebesar USD 7 perMMBTU.
Harga yang ditawarkan Pertamina EP tersebut belum termasuk biaya angkut ke pembangkit milik PLN di Kabupaten Gresik melalui pipa (toll fee) sebesar USD 1 per MMBTU. Jika ditotal, PLN membutuhkan dana USD8 per MMBTU untuk mendapatkan gas dari Pertamina EP.
Publik Goverment Affair and Relation Pertamina EP Cepu Kunadi mengatakan, ada beberapa faktor kenapa harga gas di JTB mahal. Kandungan gas H2S dan CO2 yang cukup tinggi membuat proses pengondisiannya lama dan membutuhkan peralatan khusus untuk eksploitasi. Jadi, berbeda dari pabrik-pabrik gas lain,” kata Kunadi. Harga
Gas dari sumur sampai ke pembangkit di Wilayah Jawa rata-rata tidak lebih dari USD 7 per MMBTU. Perbandingan harga tersebut yang membuat gas di JTB tergolong mahal dan dinilai kurang ekonomis.
“Kalau harga USD 8, angka yang diharapkan semula supaya rate of return-nya agak tinggi. Pertamina menilai tawaran balik dari PLN sebesar USD 7 per MMBTU membuat rate of return bagi Pertamina semakin rendah. Hal ini akan memengaruhi selisih antara biaya operasi dan pendapatan. PLN pun khawatir hal itu berdampak terhadap biaya pokok penyediaan (EPP) listrik yang diproduksi nantinya.
Koran Sindo, Page-18, Saturday, June 17, 2017
No comments:
Post a Comment