DELIVERY BLOCK MANAGEMENT
SKK Migas asked PT Pertamina to immediately decide the certainty of the takeover of Ogan Komering Block management So that the sustainability of oil and gas production in Southern part of Sumatra will be maintained.
Ogan Komering Block of 1,152 square kilometers stretching in Ogan Komering Ulu Regency, Ogan Ilir and Muara Enim, South Sumatra Province, will be terminated in 2018. Initially, Pertamina and Talisman Energy were contractors of Ogan Komering Block (KKKS) cooperation contracts In the form of a joint operating body (JOB). However, in March 2017 Talisman sold 50% of its shares to Jadestone Energy.
"In principle (for extension) is preferred Pertamina. But they are still review taken or not, "said Head of Finance Affairs Representative Office of the Special Unit for Oil and Gas Upstream Oil and Gas Operations [SKK Migas] Southern Sumatra, Muhammad Agus
The Ogan Komering Block is one of the eight oil and gas working areas in Indonesia that are out of contract in 2017 and 2018. The other seven blocks are Tuban Block, East Java (JOB Pertamina-PetroChina East Java), Sanga-Sanga Block, East Kalimantan (Saka Energi); Southeast Sumatra Block (SES), Lampung (CNOOC SES Limited).
In addition, Central Block, East Kalimantan (Total E & J Indonesie); East Kalimantan Block, East Kalimantan (Chevron hydonesia Company); Attaka Block, East Kalimantan (Chevron); And North Sumatra Offshore Block, Aceh (Pertamina).
In January 2017, Energy and Mineral Resources Minister Ignatius Jonan has assigned Pertamina to take over the eight blocks. Later, the contract scheme will change from cost recovery to gross split.
"We are basically no problem whoever the management, whatever its affiliates, will keep us watching," said Agus. He expects operators in regional oil and gas blocks to be more efficient. Do not let, added Agus, the cost of production increases when South Sumatra no longer find new oil and gas reserves.
"South Sumatra's contribution as a whole oil and gas production has not changed much. Probably 10% of all Indonesia. Not too significant compared to Riau and Cepu, "he said.
Jadestone Energy noted that Ogan Komering Block produces an average of 3,000 barrels of oil equivalent per day (boepd) with details of 70% oil and 30% gas.
The hydrocarbon product is produced from three fields namely Air Serdang, Guruh, and Mandala. Meanwhile, the most productive oil and gas working area in Southern Sumatra is the Coridor Block operated by ConocoPhillips (Grissik) Ltd. In October 2016, the gas produced by the block was recorded at 809 million standard cubic feet per day (MMscfd).
The Corridor Block contract will be terminated in 2023 after renewal in 2013. Currently, ConocoPhillips is waiting to be assured by the government whether the US oil and gas company will get a second contract extension.
IN INDONESIA
Pertamina Pastikan BIok Ogan Komering
PENGAMBILALIHAN PENGELOLAAN BLOK
SKK Migas meminta PT Pertamina untuk segera memutuskan kepastian pengambilalihan pengelolaan Blok Ogan Komering agar kesinambungan produksi migas di Sumatra Bagian Selatan tetap terjaga.
Blok Ogan Komering seluas 1.152 kilometer persegi yang membentang di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Ogan Ilir, dan Muara Enim, Provinsi Sumatra Selatan, bakal habis kontraknya pada 2018. Pada awalnya, Pertamina dan Talisman Energy merupakan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) Blok Ogan Komering dalam bentuk badan operasi bersama (JOB). Namun, pada Maret 2017 Talisman menjual 50% sahamnya kepada Jadestone Energy.
“Pada prinsipnya (untuk perpanjangan) diutamakan Pertamina. Tapi mereka masih review diambil atau tidak,” kata Kepala Urusan Keuangan Kantor Perwakilan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi [SKK Migas] Sumatera Bagian Selatan, Muhammad Agus
Blok Ogan Komering merupakan satu dari delapan wilayah kerja migas di Indonesia yang habis kontrak pada 2017 dan 2018. Tujuh blok lain adalah Blok Tuban, Jawa Timur (JOB Pertamina-PetroChina East Java), Blok Sanga-Sanga, Kalimantan Timur (Saka Energi); Blok Southeast Sumatera (SES), lampung (CNOOC SES Limited).
Selain itu, Blok Tengah, Kalimantan Timur (Total E&J Indonesie); Blok East Kalimantan, Kalimantan Timur (Chevron hidonesia Company); Blok Attaka, Kalimantan Timur (Chevron); dan Blok North Sumatera Offshore, Aceh (Pertamina).
Pada Januari 2017, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan telah menugaskan Pertamina untuk mengambil alih delapan blok tersebut. Nantinya, skema kontrak akan berubah dari cost recovery menjadi gross split.
“Kami pada dasarnya tidak masalah siapapun pengelolanya, apapun afiliasinya, akan terus kami awasi,” ujar Agus. Dia mengharapkan operator di blok-blok migas di regional itu bisa lebih efisien. Jangan sampai, tambah Agus, biaya produksi bertambah besar padahal Sumatera Bagian Selatan tidak lagi menemukan cadangan migas baru.
“Sumbangan Sumatera Bagian Selatan secara keseluruhan produksi migas tidak banyak berubah. Mungkin 10% dari seluruh Indonesia. Tidak terlalu signifikan dibandingkan dengan Riau dan Cepu,” ujarnya.
Jadestone Energy mencatat Blok Ogan Komering menghasilkan rata-rata 3.000 barel setara minyak per hari (boepd) dengan rincian 70% minyak dan 30% gas.
Produk hidrokarbon itu dihasilkan dari tiga lapangan yakni Air Serdang, Guruh, dan Mandala. Adapun, wilayah kerja migas paling produktif di Sumatera Bagian Selatan adalah Blok Coridor yang dioperatori ConocoPhillips (Grissik) Ltd. Pada Oktober 2016, gas yang dihasilkan blok itu tercatat sebesar 809 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd).
Kontrak Blok Corridor akan berakbir pada 2023 setelah diperpanjang pada 2013. Saat ini, ConocoPhillips tengah menimggu kepastian dari pemerintah apakah perusahaan migas asal Amerika Serikat itu akan mendapatkan perpanjangan kontrak untuk kali kedua.
Bisnis Indonesia, Page-8, Thursday, June 22, 2017
No comments:
Post a Comment