google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 The Gas Development Plan of Masela is Immediately Compiled - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Thursday, June 15, 2017

The Gas Development Plan of Masela is Immediately Compiled



Contractor looking for partners for project studies.

The Special Unit for Upstream Oil and Gas Business Activities (SKK Migas) targets the development plan of the Masela Block gas development project (POD) in the Arafura Sea beginning in July. Target it Contained in Letter of SKK Migas to President Director of Inpex Masela Ltd, Shunichiro Sugaya, at the end of May

"Inpex to immediately follow up the discussion with related functions in SKK Migas. We hope the pre-FEED (front end engineering design) work can start no later than July 2017, "said Head of SKK Migas. Amien Sunaryadi in his letter.

Inpex spokesman, Usman Slamet, confirmed the letter. But he declined to comment on the POD targeting targets requested by the government. "We will continue to work with the government to accelerate project implementation," he said

Currently Inpex is still looking for partners to work on development plans. The study will include three gas transportation projects from the gas separation well and condensate wells through a floating processing storage facility And offloading (FPSO), as well as liquefied natural gas (LNG) refinery in Southeast Maluku Regency.

The company is also discussing the proposed project budget with SKK Migas since last May.

Assignment to Inpex was published after Energy and Mineral Resources Minister Ignatius Jonan agreed on the preparation of POD one stage. "It's been said pre-FEED one stage only. They agreed, "said Jonan. To accelerate the implementation of the project, he asked the POD preparation partners to be selected through direct appointment.

Jonan also agreed on Inpex's request to apply for LNG gas refinery capacity of 9.5 million tons per year and compressed natural gas (CNG) of 150 million standard cubic feet per day (MMSCFD).

Previously the government wanted LNG gas processing capacity of 7.5 million tons per year and CNG of 474 MMSCFD. The agreement was obtained by the government after Jonan met President Inpex Toshiaki Kitamura in Tokyo last month.

Inpex also requested the extension of operations after the contract expired in 2028. The contractor had proposed a replacement of production for 10 years because the gas in the Masela Block has not been aspirated yet. But the government rejected the request.

Deputy Energy Minister Arcandra Tahar, said it could only approve the replacement of the production period for seven year. Thus, the company gets a contract period of up to 2035.

Later, the replacement of production period will be contained in the amendment of cooperation contract. Under the Inpex plan, construction of the project can begin in 2022. The new gas will be sucked in 2026 or a four year retreat from Original plan.

The project is too late because the government rejects the revision of POD proposed by Inpex in October 2015. The reason, President Jokowi wants the gas to be processed in a land refinery instead of a floating plant such as the proposed contractor

Two Masela Development Options

The government wants the Masela gas project to start soon. Special Unit for Upstream Oil and Gas Business Activities (SKK Migas) also requested Inpex Masela Ltd to develop a revised development plan.

Capacity
- Government : 7.5 MTPA LNG and 474 MMSCFD gas pipes
- lnpex           : 9.5 MTPA LNG & 150 MMSCFD pipeline gas
Decision         : 9.5 million MTPA & 150 MMSCFD gas pipeline

Replacement time
- Government : 7 years
- Inpex           : 10 years
Decision         : 7 years to 2035

IRR (rate of return on investment)
- Government : 12 percent
- Inpex           : 15 percent

Location
- Government  : Aru Islands
- Inpex           : Tanimbar Islands

IN INDONESIA

Rencana Pengembangan Gas Masela Segera Disusun  


Kontraktor mencari mitra untuk studi proyek.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan penyusunan revisi rencana pengembangan (plan of development/POD) proyek gas Blok Masela di Laut Arafura bisa dimulai pada Juli nanti. Target itu termuat dalam Surat SKK Migas kepada Presiden Direktur Inpex Masela Ltd, Shunichiro Sugaya, pada akhir Mei lalu

“Inpex agar segera menindaklanjuti pembahasan dengan fungsi terkait di SKK Migas. Kami berharap pekerjaan pre-FEED (front end engineering design) dapat dimulai selambat-lambatnya Juli 2017,” ujar Kepala SKK Migas. Amien Sunaryadi dalam suratnya. 

     Juru bicara Inpex, Usman Slamet, membenarkan adanya Surat tersebut. Namun dia menolak berkomentar mengenai target penyusunan POD yang diminta pemerintah. “Kami akan terus bekerja sama dengan pemerintah untuk mempercepat pelaksanaan proyek,” katanya

     Saat ini Inpex masih mencari mitra untuk mengerjakan rencana pengembangan. Kajian bakal mencakup tiga proyek pengangkutan gas dari mulut sumur pemisahan gas dan kondensat melalui fasilitas terapung/ floating processing storage and offloading (FPSO), serta kilang pengolahan gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) di Kabupaten Maluku Tenggara Barat.

Perusahaan juga sedang membahas usul anggaran proyek bersama SKK Migas sejak Mei lalu.

Penugasan kepada Inpex terbit setelah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan menyepakati penyusunan POD satu tahap. “Sudah dibilang pre-FEED satu tahap saja. Mereka sepakat,” kata Jonan. Untuk mempercepat pelaksanaan proyek, dia meminta mitra penyusunan POD dipilih melalui penunjukan langsung.

Jonan juga menyepakati permintaan Inpex yang mengajukan kapasitas kilang gas LNG sebesar 9,5 juta ton per tahun Serta gas pipa (compressed natural gas/CNG) sebanyak 150 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). 

Sebelumnya pemerintah menginginkan kapasitas pengolahan gas LNG sebanyak 7,5 juta ton per tahun dan CNG sebesar 474 MMSCFD. Kesepakatan diperoleh pemerintah setelah Jonan bertemu Presiden Inpex Toshiaki Kitamura di Tokyo, bulan lalu. 

Inpex juga menagih kepastian perpanjangan operasi setelah kontrak kedaluwarsa pada 2028. Kontraktor sempat mengusulkan penggantian masa produksi selama 10 tahun karena gas di Blok Masela sampai sekarang belum disedot. Namun pemerintah menolak permintaan itu. 

Wakil Menteri Energi Arcandra Tahar, mengatakan hanya bisa menyetujui penggantianya masa produksi selama tujuh tahun. Dengan demikian, perusahaan mendapat masa kontrak hingga 2035.

Nantinya, penggantian masa produksi akan termuat dalam amendemen kontrak kerja sama. Berdasarkan rencana Inpex, konstruksi proyek bisa dimulai pada 2022. Adapun gas baru akan disedot pada 2026 atau mundur empat tahun dari rencana semula. 

Proyek jauh terlambat lantaran pemerintah menolak revisi POD yang diajukan Inpex pada Oktober 2015. Alasannya, Presiden Jokowi menginginkan gas diolah di kilang darat, bukan kilang terapung seperti usul kontraktor

Dua Opsi Pengembangan Masela

Pemerintah ingin proyek gas Blok Masela bisa segera dimulai. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) pun meminta lnpex Masela Ltd menyusun revisi rencana pengembangan.

Kapasitas
- Pemerintah : 7,5 MTPA LNG dan 474 MMSCFD gas pipe
- lnpex          : 9,5 MTPA LNG & 150 MMSCFD gas pipa
Keputusan     : 9,5 juta MTPA & 150 MMSCFD gas pipa

Penggantian waktu
- Pemerintah : 7 tahun
- Inpex         : 10 tahun
Keputusan     : 7 tahun hingga 2035

IRR (tingkat pengembalian investasi)
- Pemerintah : 12 persen 
- Inpex         : 15 persen

Lokasi
- Pemerintah : Kepulauan Aru
- Inpex         : Kepulauan Tanimbar

Koran Tempo, Page-21, Thursday, June 15, 2017

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel