google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Arun LNG Revitalized - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Monday, July 24, 2017

Arun LNG Revitalized



Perta Arun Gas is a subsidiary of PT Pertamina Gas. Perta Arun manages the regasification of liquefied natural gas / Arun LNG. PT Perta Arun Gas Production Plan & Process Engineering Manager Surkani Manan said the Arun LNG Plant last delivered LNG cargoes in October 2014.

The refinery, which previously produced 224 LNG cargoes in 1994, is no longer able to deliver gas because there are no more supplies from the nearest gas wells.

The LNG plant through PT Arun Natural Gas Liquefaction (NCL) previously received gas supplies from the North Sumatera Offshore Block and Block North Sumatra Block B. After the decline in production occurred, the government commissioned Pertamina to utilize the assets and built the regasification and receiving facility of LNG or floating storage regasification Unit (FSRU).

Arun FSRU processes LNG from Tangguh and Donggi-Senoro. The average production of Arun regasification facility in 2015 is 86.05 million cubic feet per day (MMscfd), which is distributed for PLN needs and 1.85 MMscfd for industries in Medan such as glass and ceramics producers.

In 2016, the regasification result for PLN 85.86 MMscfd and other gas users industries was 2.95 MMscfd. In fact, in terms of capacity, maximum regasification capability up to 405 MMscfd. Thus, the utilization of the Arun FSRU facility is only in the range of 20%. FSRU is a floating LNG receiving facility and converts liquefied natural gas back to natural gas.

The Tangguh refinery converts natural gas into LNG to be transported by ship. Then the LNG is classified in the FSRU to be returned to natural gas. To optimize the assets available in Arun, it will revitalize a number of gas storage tanks. Of the five LNG tanks, only two are still in use. Then, there will be four tanks that are enabled to store LPG or liquefied petroleum gas (LPG).

The capacity of LPG processing is planned 2x84.000 cubic meters from existing tanks and 60,000 cubic meters is the construction of new facilities. The plan, in the quarter I / 2018 tank can operate.

"The plan of I / 2018 is completed. Now it's still construction, "he said

PRICES GO DOWN

The government's move to lower gas prices downstream in Arun makes gas absorption slows down. This is a result of government efforts to reduce gas prices from US $ 12.22 per MMBtu to US $ 9.50 per MMBtu.

The decline in gas prices comes from the cuts in regasification costs, toll fees and lower gas prices (Tangguh and Donggi-Senoro). In addition to LNG supplied from Papua (Tangguh) and Central Sulawesi (Donggi-Senoro), Perta Arun Gas also obtains gas pipelines from NSO and NSB Blocks, so there is no need to go through the regasification process.

Gas delivered directly from the mouth of the well to the consumer through the pipeline is often called the gas pipe so there is no need for regasification process. Meanwhile, for the last 3 months gas of 33,000 cubic meters has not been absorbed. According to him, in terms of company revenue is reduced, but from the cargo side increased because of increasing demand for LNG by PLN.

IN INDONESIA

LNG Arun Direvitalisasi


Perta Arun Gas merupakan anak usaha PT Pertamina Gas. Perta Arun mengelola regasifikasi gas alam cair/LNG Arun. Manager Production Plan & Process Engineering PT Perta Arun Gas Surkani Manan mengatakan bahwa Kilang LNG Arun terakhir kali mengirimkan kargo LNG pada Oktober 2014.

Kilang yang sebelumnya pernah memproduksi 224 kargo LNG pada 1994 itu tidak lagi bisa mengirim gas karena sudah tidak ada lagi pasokan dari sumur gas terdekat.

Kilang LNG melalui PT Arun Natural Gas Liquefaction (NCL) sebelumnya mendapatkan pasokan gas dari Blok North Sumatra Offshore dan Blok North Sumatra Block B. Setelah penurunan produksi terjadi, pemerintah menugaskan Pertamina untuk memanfaatkan aset tersebut dan membangun fasilitas regasifikasi dan penerimaan LNG atau Floating Storage Regasification Unit (FSRU).

FSRU Arun mengolah LNG dari Tangguh dan Donggi-Senoro. Rerata produksi dari fasilitas regasifikasi Arun pada 2015 sebesar 86,05 juta kaki kubik per hari (MMscfd) yang disalurkan untuk kebutuhan PLN dan 1,85 MMscfd untuk industri di Medan seperti produsen kaca dan keramik.

Pada 2016, hasil regasifikasi untuk PLN 85,86 MMscfd dan industri pengguna gas Iainnya 2,95 MMscfd. Padahal, dari sisi kapasitas, kemampuan regasifikasi maksimum hingga 405 MMscfd. Dengan demikian utilisasi fasilitas FSRU Arun hanya di kisaran 20%. FSRU merupakan fasilitas penerima LNG terapung dan mengubah kembali gas alam cair ke gas bumi. 

Kilang Tangguh mengubah gas bumi menjadi LNG agar dapat diangkut dengan kapal. Kemudian LNG itu diregasifikasi di FSRU untuk dikembalikan menjadi gas bumi. Untuk mengoptimumkan aset yang tersedia di Arun, pihaknya akan merevitalisasi sejumlah tangki penyimpanan gas. Dari lima tangki LNG, hanya dua yang masih digunakan. Kemudian, akan terdapat empat tangki yang difungsikan untuk menyimpan elpiji atau liquefied petroleum gas (LPG) .

Kapasitas pengolahan elpiji itu direncanakan 2x84.000 meter kubik berasal dari tangki yang sudah ada dan 60.000 meter kubik merupakan pembangunan fasilitas baru. Rencananya, pada kuartal I/2018 tangki bisa beroperasi. 

“Rencananya kuartal I/2018 selesai. Sekarang masih konstruksi,” katanya 

HARGA TURUN

Adapun langkah pemerintah menurunkan harga gas di tingkat hilir di Arun membuat penyerapan gas melambat. Hal itu akibat dari upaya pemerintah menurunkan harga gas dari US$12,22 per MMBtu menjadi US$9,50 per MMBtu.

Penurunan harga gas berasal dari pemangkasan biaya regasifikasi, sewa pipa (toll fee) dan penurunan harga gas di tingkat hulu (Tangguh dan Donggi-Senoro). Selain LNG yang dipasok dari Papua (Tangguh) dan Sulawesi Tengah (Donggi-Senoro), Perta Arun Gas juga mendapatkan pasokan gas pipa dari Blok NSO dan NSB sehingga tidak perlu melalui proses regasifikasi.

Gas yang disalurkan langsung dari mulut sumur ke konsumen melalui pipa sering disebut dengan gas pipa sehingga tidak perlu ada proses regasifikasi. Sementara itu, selama 3 bulan terakhir gas sebanyak 33.000 meter kubik belum terserap. Menurutnya, dari segi pendapatan perusahaan berkurang, tetapi dari sisi kargo naik karena bertambahnya permintaan LNG oleh PLN. 

Bisnis Indonesia, Page-30, Friday, July 21, 2017

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel