PT Perta Arun Gas seeks to increase the number of cargo of LNG / LNG through the receiving and regasification terminal of Arun, Nanggroe Aceh Darussalam. Three years, the trend is increasing. This year, there were 17 cargo that were classified, up from last year's 14 cargoes.
In 2015, the regasification process is only 11 LNG cargoes. Arun LNG plant had stopped on October 15, 2014, after 37 years of operation because the gas there is exhausted. The last LNG exported from the refinery was about 4,469 cargoes. Now Perta Arun Gas is beginning to convert refineries into receiving and regasifying LNG terminals.
Production Plan & Process Engineering Manager of PT Perta Arun Gas Surkani Manan said the receiving and regasification terminal of Arun began to operate again in 2015, inaugurated by President Joko Widodo.
"We initially regasification of 11 cargoes is sourced from Tangguh 10 cargo and Donggi 1 cargo, now it is 17 cargoes," said Surkani, during a media visit in Lhokseumawe on Thursday (20/7).
The majority of LNG cargoes are absorbed by power plants PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). The need for industry is only one cargo from year to year. The average of gas distribution from Regasification facility
Arun in 2015 as much as 87.9 mmscfd. In addition, 6.05 mmscfd for PLN and 1.85 mmscfd for industries in Medan. Then in 2016, precisely in the period January to October reached 88.81 mmscfd with details of 85.86 mmscfd for PLN and 2.95 mmscfd absorbed by the industry.
"The gas for PLN is for PLTMG Arun and Belawan, and PLN has a mutual commitment and PLN has a great interest in regasification," said Surkani.
IN INDONESIA
Makin Banyak Regasifikasi LNG di Perta Arun Gas
PT Perta Arun Gas berupaya meningkatkan jumlah kargo gas alam cair/LNG melalui terminal penerima dan regasifikasi Arun, Nanggroe Aceh Darussalam. Tiga tahun ini, trennya meningkat. Tahun ini tercatat sebanyak 17 kargo yang diregasifikasi, naik dari tahun lalu yang sebanyak 14 kargo.
Tahun 2015, proses regasifikasi hanya 11 kargo LNG. Kilang LNG Arun sempat berhenti pada 15 Oktober 2014, setelah 37 tahun beroperasi karena gas di sana habis. LNG terakhir yang diekspor dari kilang tersebut sekitar 4.469 kargo. Kini Perta Arun Gas mulai mengubah kilang menjadi terminal penerima dan regasifikasi LNG.
Manajer Production Plan & Process Engineering PT Perta Arun Gas Surkani Manan mengatakan, terminal penerima dan regasifikasi Arun ini mulai beroperasi kembali pada tahun 2015, diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.
"Awalnya kami regasifikasi 11 kargo bersumber dari Tangguh 10 kargo dan Donggi 1 kargo. Sekarang sudah 17 kargo," kata Surkani, dalam kunjungan media di Lhokseumawe, Kamis (20/7).
Mayoritas kargo LNG tersebut diserap oleh pembangkit listrik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Kebutuhan untuk industri hanya satu kargo dari tahun ke tahun. Adapun rata-rata penyaluran gas dari fasilitas Regasifikasi
Arun di 2015 sebanyak 87,9 mmscfd. Rincfiannya, 6,05 mmscfd untuk PLN dan 1,85 mmscfd untuk industri di Medan. Kemudian pada tahun 2016, tepatnya di periode Januari-Oktober mencapai 88,81 mmscfd dengan rincian 85,86 mmscfd untuk PLN dan 2,95 mmscfd diserap industri.
"Gas untuk PLN itu untuk PLTMG Arun dan Belawan. Kami dan PLN punya komitmen bersama. PLN punya kepentingan besar dengan regasifikasi," kata Surkani.
Kontan, Page-14, Friday, July 21, 2017
No comments:
Post a Comment