PT Pertamina Gas (Pertagas), a subsidiary of PT Pertamina, is still seeking gas sources to be poured through the Gresik-Semarang pipeline to be completed this year. Because the Field Jambaran-Tiung Biru which is the main gas source of this pipe is expected to begin production in 2020.
Public Relation and Corporate Social Responsibility Manager Pertagas Hatim Ilwan said the construction of Gresik-Semarang Pipeline is in accordance with the planned schedule. Currently, the pipeline's engineering, procurement, and construction (EPC) progress has reached 90%. While the physical construction of less than 70 kilometers that must be resolved.
"The Gresik-Semarang pipeline is targeted to be completed this year, will be completed this year," he said
Pipe Gresik-Semarang has a capacity of 500 million standard cubic feet per day / mmscfd and a length of 267 km. The plan of Pipe Gresik-Semarang will deliver gas from the Jambaran-Tiung Biru field which is done by PT Pertamina EP Cepu to Central Java industry.
Nevertheless, gas from the Jambaran-Tiung Biru field will not enter the Gresik-Semarang pipeline this year. Therefore, parallel to the completion of the pipeline, it continues to look for sources of gas that can be taken.
"We target to finish first [Pipe Gresik-Semarang]. In a sense, parallel while looking for gas, "Hatim said.
In addition, it is also looking for potential customers, especially the industries that require gas. In its initial design, the Gresik-Semarang Pipe called it was built to meet the needs of industrial and power generation gas. Because, in Central Java, not yet adequate gas infrastructure.
"We can say that in Central Java, there is not yet enough gas infrastructure. We are on the west and east side, it is not yet connected. It used to be a big plan to connect the tip of Java Island from Cilegon to Panarukan, "he explained.
Pipe Gresik-Semarang with an investment of US $ 360 million is part of Transjawa Pipe. Trans Java gas pipeline integration project consists of three main projects.
First, West Java worth US $ 300 million with Cirebon-KHT line (84 km) and Tegalgede-Muara Tawar (50 km). Secondly, North Java worth US $ 400 million with Cirebon-Semarang line (255 km). Third, East Java worth US $ 360 million with Semarang-Gresik line (271 km) and East Java Gas Pipeline (EJ GP) -Grati worth US $ 58 million (22.1 km).
For the construction of Pipe Cirebon-Semarang, there has been no progress. For this project, Pertagas is said to be only a partner of PT Rekayasa Industri as the auction winner. As far as unclear gas source for Pipe Cirebon-Semarang is.
IN INDONESIA
Pertagas Cari Gas untuk Pipa Cresik-Semarang
PT Pertamina Gas (Pertagas), anak usaha PT Pertamina masih mencari sumber gas untuk dialirkan melalui pipa Gresik-Semarang yang akan selesai tahun ini. Pasalnya, Lapangan Jambaran-Tiung Biru yang menjadi sumber gas utama pipa ini diperkirakan baru akan mulai produksi pada 2020.
Public Relation and Corporate Social Responsibility Manager Pertagas Hatim Ilwan mengatakan, pembangunan Pipa Gresik-Semarang sesuai dengan jadwal yang direncanakan. Saat ini, progres rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (engineering, procurement, and construction/ EPC) pipa ini sudah mencapai 90%. Sementara pembangunan fisiknya kurang dari 70 kilometer saja yang harus diselesaikan.
“Pipa Gresik-Semarang memang targetnya tahun ini selesai, akan diselesaikan tahun ini,” kata dia
Pipa Gresik-Semarang memiliki kapasitas 500 million standard cubic feet per day/mmscfd dan panjang 267 km. Rencananya Pipa Gresik-Semarang akan mengalirkan gas dari Lapangan Jambaran-Tiung Biru yang dikerjakan PT Pertamina EP Cepu ke industri Jawa Tengah.
Meski demikian gas dari Lapangan Jambaran-Tiung Biru belum akan masuk ke Pipa Gresik-Semarang pada tahun ini. Karenanya, paralel dengan penyelesaian pipa, pihaknya terus mencari sumber-sumber gas yang dapat diambil.
“Kami targetnya selesaikan dulu [Pipa Gresik-Semarang]. Dalam artian, paralel sambil mencari gas,” tutur Hatim.
Selain itu, pihaknya juga sambil mencari calon pelanggan, utamanya industri yang membutuhkan gas. Dalam rancangan awalnya, Pipa Gresik-Semarang disebutnya memang dibangun untuk memenuhi kebutuhan gas pembangkit listrik dan industri. Pasalnya, di Jawa Tengah, belum tersedia infrastruktur gas yang memadai.
“Boleh dibilang selama ini di wilayah Jawa Tengah itu relatif belum tersedia infrastruktur gas. Kita ada di sisi barat dan timur, ini belum terhubung. Dulu rencana besarnya menyambung ujung Pulau Jawa dari Cilegon hingga Panarukan,” jelasnya.
Pipa Gresik-Semarang dengan nilai investasi US$ 360 juta ini merupakan bagian dari Pipa Transjawa. Proyek integrasi pipa gas Trans Jawa terdiri atas tiga proyek utama.
Pertama, Jawa bagian Barat senilai US$ 300 juta dengan jalur Cirebon-KHT (84 km) dan Tegalgede-Muara Tawar (50 km). Kedua, Jawa bagian Utara senilai US$ 400 juta dengan jalur Cirebon-Semarang (255 km). Ketiga, Jawa bagian Timur senilai US$ 360 juta dengan jalur Semarang-Gresik (271 km) dan East Java Gas Pipeline (EJ GP)-Grati senilai US$ 58 juta (22,1 km).
Untuk pembangunan Pipa Cirebon-Semarang, belum ada progres apapun. Untuk proyek ini, Pertagas disebutnya hanya sebagai mitra PT Rekayasa Industri selaku pemenang lelang. Sejauh belum jelas sumber gas untuk Pipa Cirebon-Semarang ini.
Investor Daily, Page-9, Tuesday, July 4, 2017
No comments:
Post a Comment