google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Pertamina Gas Supply to Eastern Indonesia - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Wednesday, July 19, 2017

Pertamina Gas Supply to Eastern Indonesia

LNG

PT Pertagas Niaga started supplying liquefied natural gas for industrial needs and power generation in Ambon, Maluku. The supply, which began in the second week of July 2017, was the first to be conducted in eastern Indonesia.

Liquefied natural gas is needed for remote areas of Indonesia. In an official statement, President Director of PT Pertagas Niaga Linda Sunarti, Monday (17/7), said the first supply of liquefied natural gas (LNG) in Ambon region for generator generated shopping center in the city. LNG is stored in a tank with a capacity of 1,600 million British thermal units (MMBTU) to be delivered to Ambon.

"This delivery is an effort to increase distribution of energy in Indonesia. If the market response is positive, we will expand LNG supply to other parts of eastern Indonesia, "Linda said.

The LNG is supplied from Bangka Field located in Bontang, East Kalimantan, operated by Chevron through a deepwater project. Pertagas Niaga is working with PT Aico Energi to ship LNG from Kariangau Port in Balikpapan to Yos Sudarso Port in Ambon. LNG is transported by General Cargo Meratus ship.

Stakeholders Relation Manager of Pertagas Niaga Ratna Dumila added that the company has also supplied LNG to East Kalimantan and North Sumatra. Generally, LNG is to meet the needs of industry and power plants that do not have gas pipeline facilities. Pertagas Niaga also supplies LNG in Java and Bali.

"The volume of LNG supplied by Pertagas Niaga is fluctuating," Ratna said.

PT Pertagas Niaga is a subsidiary of PT Pertamina Gas engaged in gas trade through piped gas, compressed natural gas (CNG), LNG, and management of city gas networks. Pertagas Niaga gas supply is obtained from PT Pertamina EP, PT Pertamina Hulu Energi, and other cooperative contractors (KKKS) in Indonesia.

Power plants

In the Gas Indonesia Summit 2017 event held last week in Jakarta, Director General of Oil and Gas at the Ministry of Energy and Mineral Resources I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja said most of the gas for domestic needs is used as a source of power plants and industries. Domestic gas consumption reached 3.997 million standard cubic feet per day (MMSCFD).

"The exported gas reaches 2,860 MMSCDs in the form of gas pipelines or LNG," said Wiratmaja.

According to Wiratmaja, Indonesia experienced an increase in gas production because from the Jangkrik Field, Muara Bakau Block offshore East Kalimantan, the initial production of 450 MMSCFD could be increased to 600 MMSCFD.

With the immediate operation of Tangguh Train 3 in Papua and the Masela Block in Maluku, LNG import plans estimated in 2019 can be postponed.

IN INDONESIA

Pertamina Pasok Gas ke Indonesia Bagian Timur


PT Pertagas Niaga mulai memasok gas alam cair untuk kebutuhan industri dan pembangkit listrik di Ambon, Maluku. Pasokan yang dimulai sejak pekan kedua Juli 2017 itu adalah yang pertama dilakukan di Wilayah Indonesia bagian timur.

Gas alam cair dibutuhkan untuk wilayah-wilayah terpencil di Indonesia. Dalam keterangan resmi, Direktur Utama PT Pertagas Niaga Linda Sunarti, Senin (17/7), menyatakan, pasokan gas alam cair (LNG) yang pertama di wilayah Ambon itu untuk pembangkit generator yang dioperasikan pusat perbelanjaan di kota tersebut. LNG disimpan di dalam tangki dengan kapasitas 1.600 juta British thermal unit (MMBTU) untuk dikirim ke Ambon.

”Pengiriman ini sebagai upaya pemerataan distribusi energi di wilayah Indonesia. Apabila respons pasar positit, kami akan memperluas pasokan LNG ke wilayah lain di Indonesia bagian timur,” kata Linda.

LNG tersebut dipasok dari Lapangan Bangka yang berada di Bontang, Kalimantan Timur, yang dioperasikan Chevron lewat proyek laut dalam. Pertagas Niaga bekerja sama dengan PT Aico Energi untuk mengirim LNG dari Pelabuhan Kariangau di Balikpapan menuju Pelabuhan Yos Sudarso di Ambon. LNG diangkut dengan kapal General Cargo Meratus.

Stakeholders Relation Manager Pertagas Niaga Ratna Dumila menambahkan, sebelumnya perusahaan juga memasok LNG ke wilayah Kalimantan Timur dan Sumatera Utara. Umumnya, LNG tersebut untuk memenuhi kebutuhan industri dan pembangkit listrik yang belum memiliki fasilitas jaringan pipa gas. Pertagas Niaga juga memasok LNG di wilayah Jawa dan Bali.

”Volume LNG yang dipasok Pertagas Niaga angkanya fluktuatif,” ujar Ratna.

PT Pertagas Niaga merupakan anak prusahaan PT Pertamina Gas yang bergerak dalam bidang niaga gas melalui jaringan gas pipa, gas alam terkompresi (CNG), LNG, dan pengelolaan jaringan gas kota (city gas). Pasokan gas Pertagas Niaga didapat dari PT Pertamina EP, PT Pertamina Hulu Energi, dan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) lainnya yang ada di Indonesia.

Pembangkit Listrik

Dalam acara Gas Indonesia Summit 2017 yang berlangsung pekan lalu di Jakarta, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja mengatakan, sebagian besar gas untuk kebutuhan dalam negeri dimanfaatkan sebagai sumber tenaga pembangkit Iistrik dan industri. Konsumsi gas di dalam negeri mencapai 3.997 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). 

”Gas yang diekspor mencapai 2.860 MMSCD yang berupa gas pipa ataupun LNG,” ujar Wiratmaja. 

Berdasarkan Neraca Gas Bumi Indonesia, kata Wiratmaja, Indonesia mengalami penambahan produksi gas karena dari Lapangan Jangkrik, Blok Muara Bakau di lepas pantai Kalimantan Timur, yang produksi semula 450 MMSCFD dapat ditingkatkan menjadi 600 MMSCFD.

Dengan segera beroperasinya Tangguh Train 3 di Papua dan Blok Masela di Maluku, rencana impor LNG yang diperkirakan tahun 2019 dapat ditunda.

Kompas, Page-20, Tuesday, July 18, 2017

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel