google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Pertamina Large Revitalization of Arun LNG Plant - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Monday, July 24, 2017

Pertamina Large Revitalization of Arun LNG Plant



PT Pertamina revitalizes massive liquefied natural gas (Liquifed Natural Gas / LNG) facility in Arun, Aceh. There are three projects at the Arun refinery running simultaneously, namely the revitalization of the LNG Hub terminal, the construction of the condensate terminal, and the liquified petroleum gas tank (LPG). PT Perta Arun Gas (PAG), which is the grandson of Pertamina, will manage the facility.

PAG President Director Teuku Khaidir said the three projects are the next milestones of LNG hubs, condensate tanks, and LPG tanks. The reason is currently two Arun LNG plant has become a regasification facility. He said the three projects run simultaneously and are targeted next year.

"Onstream is expected in 2018," Teuku said during a media visit, in Medan, Friday (21/7).

Teuku said, LPG tank project is worked by PT Pertamina Marketing and Trading. As many as two LPG tanks are built in stages. The total capacity of the tank reaches 60,000 cubic meters per day. He calls this LPG gas will supply the needs of the people of Aceh and parts of North Sumatra.

"In the near future the needs of LPG can be met from Arun," he said.

He said Pertamina Marketing and Trading is also working on a condensate storage project built by Pertamina Marketing and Trading. Three tanks with a capacity of 1.5 million barrels to store condensate stock. This facility will be able to support the sale and purchase of Pertamina's oil and gas products.

"There will be cooperation with Thailand and Malaysia," he said.

Meanwhile, Pertam Arun Gas Production Plan and Process Engineering Manager Sukarni Manan added that revitalization aims to increase Arun's utility for the community. He said the five existing refineries, PAG will use two other tanks for LNG storage. The tank will be leased, as is the facility owned by Singapore LNG.

"Until now, two companies are interested in using Pertamina tank, namely Japan LNG and Itochu. Currently the tank is still in the stage of repairing parts. The funding requirement reaches US $ 30 million, "he added.

The oldest LNG Plant

   Arun is the oldest LNG plant operating from 1978-2014. During those 36 years, 4,269 LNG cargoes were shipped to countries such as Korea and Japan. The processing complex has six gas refinery units, two special ports, and nine gas storage tanks.

   The number of liquefied natural gas (LNG) cargoes occupied by the Arun Receiver and Regasification Terminal in Aceh continues to increase from year to year. In this year there were 17 cargo which were classified. While last year reached 14 cargoes and in 2015 as many as 11 LNG cargoes.

   Production Plan & Process Engineering Manager of PT Perta Arun Gas Surkani Manan said that the terminal will start operation in 2015 which was inaugurated by President Joko Widodo.

"Initially we regasification 11 cargo sourced from Tangguh 10 cargo and Donggi 1 cargo. It is now 17 cargoes, "Surkarni said.

   Surkani said the majority of LNG cargoes are absorbed by PT PLN power plant. He said the need for an industry is only one cargo from year to year. Average gas distribution from Arun regasification facility in 2015 A total of 87.9 mmscfd with 86.05 mmscfd for PLN and 1.85 mmscfd for Industry in Medan.

Then in 2016 for the period January-October reached 88.81 mmscfd with details of 85.86 mmscfd for PLN and 2.95 mmscfd absorbed by the industry.

"Gas for PLN is for PLTMG Arun and Belawan. We and PLN have a mutual commitment. PLN has a big interest in regasification, "he said.

   He said the regasification terminal was previously an Arun LNG plant operating since 1978 and ending on October 15, 2014. It recorded that for 35 years the total shipment reached 4,269 cargoes to a number of countries such as Japan, Korea and Taiwan. 

    Pertamina has conducted an in-depth study since 2011 before the refinery ceased operations. The option of transferring functions into regasification is chosen to take into consideration the viability of the industry and the power plant which has soaked Arun gas.

"In 2011 Pertamina has conducted a study to be taken wherever this great asset there are 6 train, LNG tank, condensate, so some business activities developed by Pertamina, all directed customer expectations, the priority was decided by regasification," he said.

   According to him Lhokseumawe could become a dead city say LNG assets are not used. He mentioned that as long as Arun refinery operates to absorb up to 5,000 workers including to the derivative industry.

"With employment can sustain economic and political stability, because if many are unemployed will increase criminality," he concluded.


IN INDONESIA

Pertamina Revitalisasi Besar-besaran Kilang LNG Arun


PT Pertamina merevitalisasi secara besar-besaran fasilitas kilang gas alam cair (Liquifed Natural Gas/LNG) Arun, Aceh. Ada tiga proyek di kilang Arun yang berjalan bersamaan, yaitu revitalisasi terminal LNG Hub, pembangunan terminal kondensat, dan tangki liquified petroleum gas (LPG). PT Perta Arun Gas (PAG) yang merupakan cucu perusahaan Pertamina bakal mengelola fasilitas tersebut.

Direktur Utama PAG Teuku Khaidir mengatakan ketiga proyek tersebut merupakan milestone berikutnya LNG hub, tangki kondensat, dan tangki LPG. Pasalnya saat ini dua kilang LNG Arun sudah menjadi fasilitas regasifikasi. Dia bilang ketiga proyek itu berjalan bersamaan dan ditargetkan pada tahun depan. 

“Onstream diperkirakan tahun 2018,” kata Teuku dalam kunjungan media, di Medan, Jumat (21/7).

Teuku menuturkan, proyek tangki LPG digarap oleh PT Pertamina Marketing and Trading. Sebanyak dua tangki LPG yang dibangun secara bertahap. Adapun total kapasitas tangki tersebut mencapai 60.000 meter kubik per hari. Dia menyebut gas LPG ini akan menyuplai kebutuhan warga Aceh dan sebagian Sumatera Utara.

“Dalam waktu dekat kebutuhan LPG bisa dipenuhi dari Arun," ujarnya.

Dikatakannya Pertamina Marketing and Trading juga mengerjakan proyek tempat penyimpanan kondensat yang dibangun oleh Pertamina Marketing and Trading. Sebanyak tiga tangki berkapasitas 1,5 juta barel untuk menyimpan stok kondensat. Fasilitas ini nantinya mampu menunjang jual beli produk migas Pertamina. 

"Akan ada kerja sama dengan Thailand dan Malaysia. Itu bertahap,” tuturnya.

Sementara itu Manager Production Plan and Process Engineering Perta Arun Gas Sukarni Manan menambahkan revitalisasi bertujuan untuk meningkatkan utilitas Arun bagi masyarakat. Dia mengatakan, lima kilang yang ada saat ini, PAG akan menggunakan dua tangki lainnya sebagai tempat penyimpanan LNG. Tangki akan disewakan, seperti fasilitas yang dimiliki Singapore LNG.

“Hingga saat ini dua perusahaan berminat menggunakan tangki Pertamina, yaitu Japan LNG dan Itochu. Saat ini tangki masih dalam tahap perbaikan suku cadang. Kebutuhan dananya mencapai USS 30 juta,” tambahnya.

Kilang LNG Tertua

Arun merupakan kilang LNG tertua yang beroperasi 1978-2014. Selama 36 tahun itu Sebanyak 4.269 kargo LNG dikirim ke beberapa negara seperti Korea dan Jepang. Kompleks pengolahan ini memiliki enam unit kilang gas, dua pelabuhan khusus, dan sembilan tangki penyimpanan gas.

Jumlah kargo gas alam cair (LNG) yang digarap Terminal Penerima dan Regasifikasi Arun, Aceh terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun ini tercatat sebanyak 17 kargo yang diregasifikasi. Sedangkan tahun lalu mencapai 14 kargo dan pada 2015 sebanyak 11 kargo LNG.

Manager Production Plan & Process Engineering PT Perta Arun Gas Surkani Manan mengatakan Terminal ini mulai beroperasi pada 2015 yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.

“Awalnya kami regasifikasi 11 kargo bersumber dari Tangguh 10 kargo dan Donggi 1 kargo. Sekarang sudah 17 kargo,” kata Surkarni.

Surkani menuturkan mayoritas kargo LNG tersebut diserap oleh pembangkit listrik PT PLN. Dia mengatakan kebutuhan untuk industri hanya satu kargo dari tahun ke tahun. Rata-rata penyaluran gas dari fasilitas regasifikasi Arun di 2015 Sebanyak 87,9 mmscfd dengan rincian 86,05 mmscfd untuk PLN dan 1,85 mmscfd untuk Industri di Medan. 

Kemudian di 2016 untuk periode Januari-Oktober mencapai 88,81 mmscfd dengan rincian 85,86 mmscfd untuk PLN dan 2,95 mmscfd diserap industri.

“Gas untuk PLN itu untuk PLTMG Arun dan Belawan. Kami dan PLN punya komitmen bersama. PLN punya kepentingan besar dengan regasifikasi,” ujarnya.

Dikatakannya terminal regasifikasi ini sebelumnya merupakan kilang LNG Arun yang beroperasi sejak 1978 dan berakhir pada 15 Oktober 2014. Tercatat selama 35 tahun tersebut total pengapalan mencapai 4.269 kargo ke sejumlah negara seperti Jepang, Korea dan Taiwan. 

    Pertamina melakukan kajian mendalam sejak 2011 sebelum kilang tersebut berhenti operasi. Opsi pengalihan fungsi menjadi regasifikasi dipilih dengan mempertimbangkan kelangsungan hidup industri dan pembangkit listrik yang selama ini menyerap gas Arun.

"Pada 2011 Pertamina sudah lakukan kajian mau dibawa kemana aset besar ini ada 6 train, tangki LNG, kondensat. Jadi beberapa inisasi bisnis yang didevelop Pertamina, semua diarahkan ekspektasi pelanggan, prioritas dulu yang diputuskan regasifikasi,” ujarnya.

Menurutnya Lhokseumawe bisa menjadi kota mati bilang aset-aset LNG tidak dimanfaatkan. Dia menyebut selama kilang Arun beroperasi menyerap hingga 5.000 pekerja termasuk ke industri turunannya. 

“Dengan lapangan kerja bisa menopang stabilitas ekonomi dan politik, karena kalau banyak yang menganggur akan meningkatkan kriminalitas,” tutupnya.

Investor Daily, Page-9, Saturday, July 22, 2017

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel