Transition period of oil and gas block
PT Pertamina started drilling one well which is the first drilling in transition period of Mahakam Block management from Total E & P Indonesian to the state-owned oil and gas company. Upstream Director of Pertamina Syamsu Alam said the company started drilling activities on Monday (17/7). The well is one of 14 wells to be completed this year.
This drilling activity relies on previous activities derived from Total's investment as an existing operator completed in March 2017. He hopes that with this effort, gas production in Mahakam Block can still survive at the level of about 1,400 million cubic feet per day (MMscfd).
Pertamina's activities in the transition period in accordance with the agreement with Total to maintain production because it is feared that the operator's transition process on the block which will end its contract on December 31, 2017 has a negative impact on the Mahakam block production.
Based on data from SKK Migas, Mahakam Block operated by Total E & P Indonesie, its gas production until June 2017 reaches 105% or 1,504 MMscfd of gas higher than target of 1,430 MMscfd. Mahakam gas production contributes 20% to national gas production which reaches 7.512 MMscfd.
Actual production of oil / condensate was 55,100 barrels per day (bpd) or 103% higher than the target of 53,600 bpd. "Just drilled earlier, one well," he said on Monday (17/7).
He mentioned that the work of one well would take 12 days. After that, drilling activities move to another location that has been predetermined. The Company allocated US $ 160 million for the cost of drilling 14 wells in Mahakam during the transition period.
From data of SKK Migas, in 2017, Total will drill 25 wells, 158 reprocesses and 6,820 wells. In 2016, drilling was done 41 wells, re-working 147 wells and care for 7,339 wells.
IN INDONESIA
MASA TRANSISI BLOK MIGAS
Pertamina Mengebor di Mahakam
PT Pertamina mulai mengebor satu sumur yang merupakan pengeboran pertama di masa transisi pengelolaan Blok Mahakam dari Total E&P lndonesie ke perusahaan BUMN migas tersebut. Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan, perseroan memulai kegiatan pengeboran pada Senin (17/7) . Adapun sumur tersebut merupakan satu di antara 14 sumur yang akan diselesaikan pada tahun ini.
Kegiatan pengeboran ini menyambung kegiatan sebelumnya yang berasal dari investasi Total sebagai operator existing telah diselesaikan pada Maret 2017. Dia berharap agar dengan upaya tersebut produksi gas di Blok Mahakam masih bisa bertahan pada level sekitar 1.400 juta kaki kubik per hari (MMscfd).
Kegiatan Pertamina di masa transisi sesuai dengan kesepakatan dengan Total untuk menjaga produksi karena dikhawatirkan proses transisi operator pada blok yang akan berakhir masa kontraknya pada 31 Desember 2017 itu berdampak negatif terhadap produksi Blok Mahakam.
Berdasarkan data SKK Migas, Blok Mahakam yang dioperasikan Total E&P Indonesie, realisasi produksi gasnya hingga Juni 2017 mencapai 105% atau 1.504 MMscfd gas yang lebih tinggi dari target yakni 1.430 MMscfd. Produksi gas Mahakam berkontribusi 20% terhadap produksi gas nasional yang mencapai 7.512 MMscfd.
Realisasi produksi minyak/kondensat sebesar 55.100 barel per hari (bph) atau lebih tinggi 103% dari target 53.600 bph. “Baru saja mengeboran tadi, satu sumur,” ujarnya, Senin (17/7).
Dia menyebut bahwa pengerjaan satu sumur akan membutuhkan waktu selama 12 hari. Setelah itu, kegiatan pengeboran beralih ke lokasi lain yang telah ditentukan sebelumnya. Perseroan mengalokasikan US$ 160 juta untuk biaya kegiatan pengeboran 14 sumur di Mahakam selama masa transisi.
Dari data SKK Migas, pada 2017, Total akan mengebor 25 sumur, 158 kerja ulang dan perawatan 6.820 sumur. Pada 2016, pengeboran dilakukan 41 sumur, kerja ulang 147 sumur dan perawatan atas 7.339 sumur.
Bisnis Indonesia, Page-30, Wednesday, July 19, 2017
No comments:
Post a Comment