PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) prepares to build a natural gas pipeline PK 52, which connects Tanjung Batu, East Kalimantan. This is after the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM) revoked the authority of PT Pertamina which was tasked to build and operate the gas pipeline project.
This will be a pipe project for PLN. Previously, Pertamina was unable to work on the assignment project that must be built soon this year. PLN declared the ability to immediately build the project.
According Superintendent Iwan Santoso, Director of Procurement PLN, it has done some preparation. Such as completing the tender process of engineering contractor, procurement, and construction (EPC) of the project. In addition, it has completed the process of land permitting and environmental impact analysis (AMDAL) related to the project. "The government wants this year to finish," said Iwan, Monday (3/7).
Actually, the government wants the PLN project to work on. But because there is a desire gas pipe can also be used for consumers other than PLN or open access, then the government submit the project assignment to Pertamina.
In the middle of the road, Pertamina raises a white flag or gives up on the project, because it must be able to finish the project quickly. Finally, the government turned back to PLN.
The PK 52 section gas pipeline is very important for PLN. This gas pipe can PLN utilize to supply gas from Pertamina for the benefit of Tanjung Batu Power Plant (PLTGU) with a capacity of 180 mega-Watt (MW). Because, PLN can increase the capacity of PLTGU Tanjung Batu up to 100 MW again. Because the pipeline PK 52 is able to carry gas up to 80 million cubic feet per day (mmscfd).
IN INDONESIA
PLN Siap Garap Proyek Gas Bumi PK 52 Tahun ini
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) bersiap membangun pipa gas bumi PK 52, yang menghubungkan Tanjung Batu, Kalimantan Timur. Ini setelah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencabut wewenang PT Pertamina yang mendapat tugas membangun dan mengoperasikan proyek pipa gas tersebut.
Ini akan menjadi proyek pembangunan pipa perdana bagi PLN. Sebelumnya, Pertamina tidak sanggup mengerjakan proyek penugasan tersebut yang harus segera dibangun pada tahun ini juga. PLN menyatakan kesanggupan segera membangun proyek itu.
Menurut Supangkat Iwan Santoso, Direktur Pengadaan PLN, pihaknya sudah melakukan beberapa persiapan. Seperti menyelesaikan proses tender kontraktor engineering, procurement, and construction (EPC) dari proyek tersebut. Selain itu sudah menuntaskan proses perizinan lahan dan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) terkait proyek. "Pemerintah ingin tahun ini selesai," kata Iwan, Senin (3/7).
Sebenarnya, pemerintah ingin proyek tersebut PLN yang mengerjakan. Tapi karena ada keinginan pipa gas tersebut juga bisa dipakai untuk konsumen selain PLN atau open access, maka pemerintah menyerahkan penugasan proyek tersebut kepada Pertamina.
Di tengah jalan, Pertamina justru mengibarkan bendera putih atau menyerah di proyek tersebut, karena harus bisa menyelesaikan proyek tersebut dengan cepat. Akhirnya, pemerintah kembali berpaling ke PLN.
Pipa gas ruas PK 52 sangat penting bagi PLN. Pipa gas ini bisa PLN manfaatkan untuk memasok gas dari Pertamina untuk kepentingan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Tanjung Batu yang berkapasitas 180 mega-Watt (MW). Sebab, PLN bisa menambah kapasitas PLTGU Tanjung Batu hingga 100 MW lagi. Pasalnya, pipa PK 52 ini sanggup membawa gas hingga 80 juta kaki kubik per hari (mmscfd).
Kontan, Page-14, Tuesday, July 4, 2017
No comments:
Post a Comment