google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 September, Rekind Must Ensure the Fate of Gas Pipeline Project - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Wednesday, July 19, 2017

September, Rekind Must Ensure the Fate of Gas Pipeline Project



The Downstream Oil and Gas Regulatory Agency (BPH Migas) gave until September 15 for PT Rekayasa Industri to ensure the continuation of the Cirebon-Semarang transmission pipeline project. The reason, since auctioned in 2006, the construction of this pipe has not been realized as well.

Head of BPH Migas Fanshurullah Asa said, Cirebon-Semarang Pipe Project has been almost 11 years not done. His side has several times called the Rekind to ensure its ability to work on this project, last on July 6, 2017.

The result, Rekind will give answer to BPH Migas and Directorate General of Oil and Gas about the ability or not to build Pipe Cirebon Transmission Segment - Semarang no later than 15 September 2017.

"We give the time limit because almost 11 years is not realized," he said at a hearing with Commission VII DPR RI, Monday (17/7).

The next result of the meeting, Rekind mentioned the absence of gas allocation for the Cirebon-Semarang Pipe Project as a development constraint. In addition, Rekins also has not maximally obtained prospective gas buyers along this pipeline.

"We push PT Rekind, although there is no gas allocation but there is shadow shipper (buyer), can be realized," said Fanshurullah.

In 2015, there was a groundbreaking plan for Pipe Cirebon-Semarang in May-June that year. Furthermore, this pipeline is targeted to start operating (onstream) in 2019 later. In working on this project, Rekind cooperates with PT Pertamina Gas (Pertagas).

For gas supply, Rekind plans to utilize gas supply from floating storage and regasification unit (FSRU) or oil and gas field. Efforts to obtain gas will be easier because Rekind took Pertagas who also worked on Pipa Gresik - Semarang.

Director General of Oil and Gas at the Ministry of Energy and Mineral Resources, I Gusti Nyoman Wiratmaja, is reluctant to assume that Rekind does not continue the construction of Cirebon-Semarang Pipe.

"Let's wait, this is still being discussed. Construction of the pipeline must be connected from the supply until the buyer gas, "he explained.

Pipe Cirebon-Semarang is part of Trans-Java Pipe. The Trans-Java gas pipeline integration project consists of three main projects. First, West Java worth US $ 300 million with Cirebon-KHT line (84 km) and Tegalgede-Muara Tawar (50 km). Second, North Java worth US $ 400 million with Cirebon-Semarang line (255 km). Third, East Java worth US $ 360 million with Semarang-Gresik line (271 km) and East Java Gas Pipeline (EJGP) -Grati worth US $ 58 million (22.1 km).

Not only Pipe Cirebon-Semarang, Fanshurullah states, the construction of Pipa Kalimantan Jawa (Kalija) II is also stagnant. It has received Letter from President Director of PT Bakrie & Brothers Tbk with No. 041 / S / BOD-BGU / VIII / 2016 concerning the Kalija II Development Plan on 8 August 2016 ago.

"They state the main obstacle to the pipeline construction because they have not received gas allocation," he said. Thus, companies have difficulty getting funds from banks to build this project.

The Kalimantan-Java Pipeline Project was won by PT Bakrie & Brothers Tbk in 2006. Initially, there was no segmentation of segments for Pipa kalija. However, there is no clarity of gas sources from Kalimantan making the project hampered. Then in 2009, the pipeline upstream scheme that drains gas from Kepodang Field to PLTGU Tambaklorok is converted into a downstream scheme to become Kalija I Pipe.

For Pipe Kalija I, Fanshurullah states it has been built and operates. However, now Petronas Carigali just stated the state of powers at Kepodang Field which became the source of gas because of the decline of oil and gas reserves. Gas supply is expected to be sufficient until 2018 since gas flows from 2014, even though the initial count is up to 26 years.

"So this investor reaches BEP (break even point / return on capital) not yet," he said.

IN INDONESIA

September, Rekind Harus Pastikan Nasib Proyek Pipa Gas


Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) memberi waktu hingga 15 September bagi PT Rekayasa Industri untuk memastikan kelanjutan proyek pipa transmisi Cirebon-Semarang. Pasalnya, sejak dilelang pada 2006, pembangunan pipa ini belum terealisasi juga.

Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa mengatakan, Proyek Pipa Cirebon-Semarang sudah hampir 11 tahun tidak juga dikerjakan. Pihaknya sudah beberapa kali memanggil pihak Rekind untuk memastikan kesanggupannya dalam mengerjakan proyek ini, terakhir pada 6 Juli 2017. 

Hasilnya, Rekind akan memberikan jawaban kepada BPH Migas dan Ditjen Migas mengenai kesanggupan atau tidak membangun Pipa Ruas Transmisi Cirebon - Semarang paling lambat 15 September 2017.

“Kami beri batasan waktu karena hampir 11 tahun tidak terealisasi,” kata dia dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Senin (17/7).

Hasil berikutnya dari pertemuan itu, Rekind menyebut tidak adanya alokasi gas untuk Proyek Pipa Cirebon-Semarang sebagai kendala pembangunan. Selain itu, Rekins juga belum secara maksimal memperoleh calon pembeli gas di sepanjang jalur pipa ini.

“Kami desak PT Rekind, walau belum ada alokasi gas tetapi ada bayangan shipper (pembeli), bisa direalisasikan,” tegas Fanshurullah.

Pada 2015 lalu, sempat ada rencana groundbreaking Pipa Cirebon-Semarang dilakukan pada Mei-Juni tahun itu. Selanjutnya, pipa ini ditargetkan bisa mulai beroperasi (onstream) pada 2019 nanti. Dalam mengerjakan proyek ini, Rekind bekerja sama dengan PT Pertamina Gas (Pertagas).

Untuk pasokan gas, sempat muncul rencana Rekind bisa memanfaatkan pasokan gas dari unit penampungan dan regasifikasi terapung (floating storage and regasification unit/FSRU) atau lapangan migas. Upaya memperoleh gas akan lebih mudah karena Rekind menggandeng Pertagas yang juga menggarap Pipa Gresik- Semarang.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja enggan berandai-andai jika Rekind tidak melanjutkan pembangunan Pipa Cirebon-Semarang.

“Kita tunggu dulu, hal ini masih didiskusikan. Pembangunan pipa itu memang harus terhubung dari pasokan sampai pembeli gasnya,” jelasnya.

Pipa Cirebon-Semarang ini merupakan bagian dari Pipa Trans-Jawa. Proyek integrasi pipa gas Trans-Jawa terdiri atas tiga proyek utama. Pertama, Jawa bagian Barat senilai US$ 300 juta dengan jalur Cirebon-KHT (84 km) dan Tegalgede-Muara Tawar (50 km). Kedua, Jawa bagian Utara senilai US$ 400 juta dengan jalur Cirebon-Semarang (255 km). Ketiga, Jawa bagian Timur senilai US$ 360 juta dengan jalur Semarang-Gresik (271 km) dan East Java Gas Pipeline (EJGP)-Grati senilai US$ 58 juta (22,1 km).

Tidak hanya Pipa Cirebon-Semarang, Fanshurullah menyatakan, pembangunan Pipa Kalimantan Jawa (Kalija) II juga stagnan. Pihaknya telah menerima Surat dari Presiden Direktur PT Bakrie & Brothers Tbk dengan Nomor 041/S/ BOD-BGU/VIII/2016 perihal Rencana Pembangunan Kalija II pada 8 Agustus 2016 lalu.

“Mereke menyatakan kendala utama pelaksanaan pembangunan pipa tersebut karena belum mendapat alokasi gas,” kata dia. Sehingga, perusahaan sulit mendapat dana dari bank untuk membangun proyek ini. 

Proyek Pipa Kalimantan-Jawa dimenangkan oleh PT Bakrie & Brothers Tbk pada 2006. Awalnya, tidak ada segmentasi ruas untuk Pipa kalija. Namun, tidak ada kejelasan sumber gas dari Kalimantan membuat proyek terhambat. Kemudian pada 2009, pipa skema hulu yang mengalirkan gas dari Lapangan Kepodang ke PLTGU Tambaklorok diubah menjadi skema hilir untuk menjadi Pipa Kalija I. 

Untuk Pipa Kalija I, Fanshurullah menyatakan sudah dibangun dan beroperasi. Namun, kini Petronas Carigali justru menyatakan keadaan kahar pada Lapangan Kepodang yang menjadi sumber gasnya karena penurunan cadangan migas. Pasokan gas diperkirakan hanya cukup sampai 2018 sejak gas mengalir mulai 2014, padahal hitungan awal sampai 26 tahun. 

“Jadi ini investornya mencapai BEP (break even point/balik modal) belum,” ujarnya.

Investor Daily, Page-9, Tuesday, July 18, 2017

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel