Fuel oil (BBM) of premium types assessed should be immediately eliminated. The reason, these fuel products are often the main target of oil and gas mafia. According to a former member of the Oil and Gas Regulatory Reform Team Fahmy Radhi in Jakarta, Friday (25/8), the premium has not been sold in the international market for a long time, so it does not have a benchmark price. Because there is no such international market, so for the procurement of premium, Pertamina must memblending fuel oil (BBM) RON 92, so that the basic price becomes very high.
"The blending method makes the perfect target premium for oil and gas mafia in hunting rent. They mark up, so the Government buys premium at a very expensive price. To be affordable, the Government provides subsidies. So the government must bear the losses, "he said.
Worse yet, the subsidized Premium is smuggled again to Singapore, Malaysia, and Vietnam. Thus, the APBN funds used for the subsidy are robbed by oil and gas mafia in layers.
Elimination of Premium itself, according to Fahmy will not affect the socio-economic aspects. Especially before giving recommendations, the Oil and Gas Governance Reform Team also conducted a study.
The result, that the removal of Premium will not affect the social problem of economi. Because the abolition of RON 88 fuel will not affect the rate of inflation. This is different if the removed is Solar oil which is widely used for transportation and fishing.
"So, the removal of Premium is not a problem at all. Moreover, now Pertamina has issued a Pertalite, "said Fahmy.
Previously, Chairman of the National Oil and Gas Entrepreneurs Association (Hiswana Migas) Jakarta, Jabar, Banten, Juan Tarigan said it would be subject to the government's decision if Premium will later be completely removed.
"We're okay because it's purely business," Juan said.
But so far, Juan admitted there is no signal, either from the Government or Pertamina to reduce and remove the Premium.
"Not all gas stations can sell all BBM Variants. Of gas stations will choose where the most popular fuel. Nowadays people tend to choose Pertalite instead of Premium, "said Juan.
Juan assess, special SPBU is fully managed by individuals (DODO) and managed by individuals and Pertamina (CODO) will definitely choose the type of fuel sold. Meanwhile, Pertamina-managed gas stations (COCO) certainly prioritize services to provide all types of fuel. However, Pertamina is unlikely to allow all gas stations in one region to negate the premium.
IN INDONESIA
Menjadi Sasaran Pemburu Rente, Premium Dinilai Harus Dihapuskan
Bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dinilai harus segera dihapuskan. Pasalnya, produk BBM ini sering menjadi sasaran utama mafia migas. Menurut mantan anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas Fahmy Radhi di Jakarta, Jumat (25/8), premium sudah lama tidak dijual di pasar internasional, sehingga tidak memiliki harga patokan. Karena tidak ada di pasar internasional itu pula, maka untuk pengadaan premium, Pertamina harus memblending bahan bakar minyak (BBM) RON 92, sehingga harga pokoknya menjadi sangat tinggi.
“Cara blending tersebut menjadikan premium sasaran yang sempurna untuk mafia migas dalam berburu rente. Mereka melakukan mark up, sehingga Pemerintah membeli premium dengan harga sangat mahal. Agar harganya terjangkau, Pemerintah memberikan subsidi. Sehingga sesungguhnya Pemerintah harus menanggung kerugian,” kata dia.
Parahnya lagi, Premium yang disubsidi tersebut diselundupkan lagi ke Singapura, Malaysia, dan Vietnam. Dengan demikian, dana APBN yang dipergunakan untuk subsidi tersebut, dirampok oleh mafia migas dengan cara berlapis-lapis.
Penghapusan Premium itu sendiri, menurut Fahmy tidak akan berdampak terhadap aspek sosial ekonomi. Apalagi sebelum memberikan rekomendasi, Tim Reformasi Tata Kelola Migas juga melakukan kajian.
Hasilnya, bahwa penghapusan Premium tidak akan berpengaruh terhadap masalah sosial ekonomi. Sebab penghapusan BBM RON 88 tersebut tidak akan mempengaruhi tingkat inflasi. Hal ini berbeda jika yang dihapus adalah minyak Solar yang memang banyak dipergunakan untuk transportasi dan nelayan.
“Jadi, penghapusan Premium sama sekali tidak masalah. Apalagi, sekarang Pertamina sudah mengeluarkan Pertalite,” kata Fahmy.
Sebelumnya, Ketua Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas Bumi Nasional (Hiswana Migas) Wilayah DKI Jakarta, Jabar, Banten Juan Tarigan mengatakan akan tunduk pada keputusan pemerintah jika nantinya Premium dihapus total.
“Kita oke saja karena murni bisnis,” kata Juan.
Namun sejauh ini, Juan mengaku belum ada sinyal, baik dari Pemerintah maupun Pertamina untuk mengurangi dan menghapus Premium.
“Tidak semua SPBU bisa menjual semua Varian BBM. Tentu SPBU akan memilih mana BBM yang paling laris. Saat ini masyarakat cenderung memilih Pertalite daripada Premium,” kata Juan.
Juan menilai, khusus SPBU yang dikelola penuh oleh individu (DODO) dan dikelola individu dan Pertamina (CODO) pasti akan memilih jenis BBM yang dijual. Sedangkan SPBU yang dikelola penuh Pertamina (COCO) tentu mengutamakan pelayanan untuk menyediakan seluruh jenis BBM. Namun Pertamina tidak mungkin membiarkan seluruh SPBU dalam satu wilayah meniadakan premium.
Investor Daily, Page-9, Saturday, August 26, 2017
No comments:
Post a Comment