Currently Cepu Block accounts for 25% of the national oil lifting target.
Crude oil production from Banyu Urip oil field in Cepu Block continues to show improvement. Last year production was still in the range of 160 thousand to 185 thousand barrels per day (bpd), while in August it has been able to reach 200 thousand bpd.
Vice President of Public and Government Affairs of Exxon Mobil Indonesia Erwin Maryoto said it is now getting an environmental impact analysis (amdal) to produce at 220 thousand bpd.
"The achievement of 200 thousand bpd means about 25% of the national lifting target," said Erwin Marwoto
Cepu Block is managed by Exxon Mobil with 45% ownership, Pertamina EP 45%, and BUMD 10%. The Banyu UriP oil and gas field is estimated to have reserves of 729 million barrels and has a management contract period of up to 2035.
The production of Cepu Block is indeed expected to have a bigger role in the decline of oil production from other blocks that have already existed. Rokan (Chevron), the largest oil contributor in the first quarter of 2017, produced only 230,000 bpd from 2014 at 264 thousand bpd.
Minister of Energy and Mineral Resources Ignasius Jonan while visiting the United States some time ago hoping that the production of Cepu Block could reach 300 thousand bpd.
Keeping Lifting
Special Unit for Upstream Oil and Gas Business Activities (SKK Migas) assesses the role of Pertamina EP is very large to help maintain Indonesian oil lifting. This is because Pertamina EP controls the relatively large oil and gas blocks of other cooperation contractors.
"If you rely on a relatively small contractor, it will be more difficult. So indeed we hope in Pertamina EP to be able to increase production, "said Internal Supervisor SKK Migas, Taslim Z Yunus.
It must be admitted that oil and gas investment climate in Indonesia especially exploration activities in recent years is still low. This year, oil and gas investors will only drill 32 wells to seek new oil and gas potential.
"Whereas before 2014, at least per year reaches 100 wells," said Taslim.
The main cause of this is the low world crude oil prices that currently range below US $ 50 per barrel.
"Only investors who have money or who have funds from retained earnings will be able to explore," he said.
Therefore, it will make a number of efforts to convince investors in the oil and gas sector, between another approach personally (one on one).
"Next week at least 10 investors of the working area owners will be approached," he said.
Investing in this sector in Indonesia is still promising profit (margin) despite crude oil price around US $ 50 per barrel.
"There is still a margin because the average production cost per barrel of oil in Indonesia is US $ 18. In fact, some field owners in Indonesia are below US $ 10," he said.
IN INDONESIA
Produksi Blok Cepu 200 Ribu Barel
Saat ini Blok Cepu menyumbang 25% dari target lifting minyak nasional.
Produksi minyak mentah dari lapangan migas Banyu Urip di Blok Cepu terus menunjukkan peningkatan. Tahun lalu produksinya masih berada di kisaran 160 ribu hingga 185 ribu barel per hari (bph), sedangkan pada Agustus ini sudah dapat mencapai 200 ribu bph.
Vice President Public and Goverment Affairs Exxon Mobil Indonesia Eerwin Maryoto mengatakan pihaknya kini sudah mendapatkan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) untuk berproduksi di level 220 ribu bph.
“Pencapaian 200 ribu bph ini berarti sekitar 25% dari target lifing nasional," kata Erwin Marwoto
Blok Cepu dikelola Exxon Mobil dengan tingkat kepemilikan saham 45%, Pertamina EP 45%, dan BUMD 10%. Lapangan migas Banyu UriP diperkirakan memiliki cadangan 729 juta barel dan memiliki masa kontrak pengelolaan hingga 2035.
Produksi Blok Cepu ini memang diharapkan memiliki peran yang lebih besar di saat menurunnya produksi minyak dari blok-blok lain yang telah lebih dulu ada. Untuk diketahui, Blok Rokan (Chevron) yang menjadi penyumbang produksi minyak terbesar kini pada triwulan pertama 2017 hanya memproduksi 230 ribu bph dari sebelumnya di 2016 sebesar 264 ribu bph.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan saat berkunjung ke Amerika Serikat beberapa waktu lalu berharap agar produksi Blok Cepu bisa mencapai 300 ribu bph.
Menjaga Lifting
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menilai peran dari Pertamina EP sangat besar untuk bisa membantu mempertahankan lifting minyak Indonesia. Hal itu karena Pertamina EP menguasai blok-blok migas yang relatif besar dari kontraktor kerja sama lainnya.
“Kalau mengandalkan kontraktor yang relatif kecil, akan lebih sulit. Jadi memang kita berharap pada Pertamina EP untuk bisa meningkatkan produksi,” ujar Pengawas Internal SKK Migas, Taslim Z Yunus.
Harus diakui iklim investasi migas di Indonesia khususnya kegiatan eksplorasi dalam beberapa tahun terakhir masih rendah. Pada tahun ini investor migas hanya akan mengebor 32 sumur untuk mencari potensi minyak dan gas baru.
“Padahal sebelum 2014, paling tidak per tahun mencapai 100 sumur," kata Taslim.
Penyebab utama hal itu ialah rendahnya harga minyak mentah dunia yang saat ini berkisar di bawah US$ 50 per barel.
“Hanya investor yang punya duit atau yang punya dana dari laba yang ditahan yang akan mampu melakukan eksplorasi,” katanya.
Oleh karena itu, pihaknya akan melakukan sejumlah upaya untuk meyakinkan para investor di sektor migas, antara lain pendekatan secara personal (one on one).
“Pekan depan setidaknya 10 investor pemilik wilayah kerja akan kita dekati,” katanya.
Berinvestasi di sektor ini di Indonesia masih menjanjikan profit (margin) meski harga minyak mentah sekitar US$50 per barel.
“Masih ada marginnya karena rata-rata biaya produksi per barel minyak di Indonesia itu US$ 18. Bahkan, beberapa pemilik lapangan di Indonesia ada yang di bawah US$ 10,” katanya.
Media Indonesia, Page-17, Monday, August 21, 2017
No comments:
Post a Comment