Funding Jambaran-Tiung Biru in cut

The government cut capital expenditure in the Jambaran-Tiung Biru field project, Cepu Block of US $ 550 million to US $ 1.55 billion compared to the initial plan of US $ 2.1 billion.

The cutting of gas field investment located in Bojonegoro, East Java, makes the gas price generated more competitive. Deputy Minister of Energy and Mineral Resources (EMR) Archandra Tahar said the government is conducting the efficiency of the Jambaran-Tiung Biru project so that state and contractor revenues increase. Besides ilu, the efficiency has an impact on the decrease of gas price generated from the oil and gas field.

The Ministry of Energy and Mineral Resources conducted capex / capital expenditure or investment cost from US $ 2.1 billion to US $ 1.55 billion. It's a great achievement. The project can be executed immediately, "he said, Tuesday (8/8).

Archandra acknowledged that the efficiency caused oil and gas investment cap in this year also corrected. The realization of upstream oil and gas investment in the first half of 2017 reached US $ 4.8 billion or 21.62 percent of this year's target of US $ 22.2 billion

"However, this is an efficiency step, not to be seen from the declining investment," he said.

Jambaran-Tiung Biru will produce 330 MMscfd of gas with sales of 172 MMscfd for 16 years. In addition, PT PLN will absorb gas from Tiung Biru by 100 MMscfd, while 72 MMscfd is purchased by industry in Central Java. Gas from Jambaran-Tiung Biru will also be connected with gas transmission line of Gresik-Semarang segment along 267 km with diameter 28 inch.

Jambaran-Tiung Biru is an amalgamation of two fields, namely Jambaran Field and Tiung Biru. The Jambaran field is part of the Cepu Working Area, while the Tiung Biru Field is part and Territory The work of PT Pertamina EP.

In the Jambaran-Tiung Biru project, Pertamina EP Cepu is the operator and together with EMCL each have 41/1% management rights, while BUMD has 9.2% and 8% is owned by Pertamina EP.

IN INDONESIA

Pendanaan Jambaran-Tiung Biru Dipangkas

Pemerintah memangkas belanja modal dalam proyek lapangan Jambaran-Tiung Biru, Blok Cepu sebesar US$ 550 juta menjadi US$1,55 miliar dibandingkan dengan rencana awal US$2,1 miliar.

Pemangkasan investasi lapangan gas yang berlokasi di Bojonegoro, Jawa Timur itu membuat harga gas yang dihasilkan lebih kompetitif.  Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Archandra Tahar mengatakan, pemerintah melakukan efisiensi proyek Jambaran-Tiung Biru sehingga penerimaan negara dan kontraktor meningkat. Selain ilu, efisiensi itu berdampak terhadap penurunan harga gas yang dihasilkan dari lapangan migas itu.

Kementerian ESDM melakukan efisiensi capex/belanja modal atau biaya investasi dari US$2,1 miliar menjadi US$1,55 miliar. Ini capaian besar. Proyek tersebut dapat segera dieksekusi,” katanya, Selasa (8/8).

Archandra mengakui bahwa efisiensi itu menyebabkan capian investasi migas pada tahun ini turut terkoreksi. Realisasi investasi hulu migas pada semester I/2017 baru tercapai US$ 4,8 miliar atau 21,62% dari target tahun ini US$ 22,2 miliar 

“Namun, ini merupakan sebuah langkah efisiensi, jangan dilihat dari turunnya investasi,” katanya.

Jambaran-Tiung Biru akan memproduksikan gas 330 MMscfd dengan penjualan sebesar 172 MMscfd selama 16 tahun. Selain itu, PT PLN akan menyerap gas dari Tiung Biru sebanyak 100 MMscfd, sedangkan 72 MMscfd dibeli industri di Jawa Tengah. Gas dari Jambaran-Tiung Biru juga akan tersambung dengan pipa gas transmisi ruas Gresik-Semarang sepanjang 267 km dengan diameter 28 inci.

Jambaran-Tiung Biru merupakan penggabungan dari dua lapangan, yaitu Lapangan Jambaran dan Tiung Biru. Lapangan Jambaran merupakan bagian dari Wilayah kerja Cepu, sedangkan Lapangan Tiung Biru menjadi bagian dan Wilayah kerja PT Pertamina EP.

Dalam proyek Jambaran-Tiung Biru, Pertamina EP Cepu menjadi operator dan bersama EMCL masing-masing memiliki 41/1% hak kelola, sedangkan BUMD memiliki 9,2%, dan 8% dikuasai Pertamina EP.

Bisnis Indonesia, Page-34, Wednesday, August 9, 2017