The long journey of gas field development Jambaran Tiung Biru (JTB) has met the agreement. Deputy Minister of Energy and Mineral Resources (ESDM) Arcandra Tahar said, one result is related to the selling price to PLN Gresik Region USD 7.6 per mmbtu flat during the contract.
Related to the price of gas, Arcandra explained, initially gas selling price in JTB field to PT PLN about USD 9 per mmbtu. However, the selling price is too expensive for PLN. The government also asked for lowered investment. JTB is operated by Pertamina's subsidiary Pertamina EP Cepu, with its partner PT ExxonMobil Indonesia.
Pertamina relented and lowered its operational expenditure (capital expenditure / capex) around USD 250 million. As a result, JTB gas sales price to PLN to about USD 7.6 per mmbtu flat for 30 years.
PT. ExxonMobil Indonesia decided to release shares in JTB gas field. Therefore, the gas sale price is decided not to enter with the economy Exxon. Arcandra asserted, Exxon's pullback is entirely due to business-to-business decision with Pertamina.
Previously, ExxonMobil and Pertamina EP Cepu (PEPC) gained the right to manage 41.4 percent at the Tiung Biru Jambaran Field. The rest is owned by regional owned enterprises (BUMD) 9.2 percent and Pertamina EP 8 percent.
IN INDONESIA
Harga Gas Tiung Biru Turun
Perjalanan panjang pengembangan lapangan gas Jambaran Tiung Biru (JTB) telah menemui kesepakatan. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menuturkan, salah satu hasilnya adalah terkait harga jual ke PLN Wilayah Gresik USD 7,6 per mmbtu flat selama kontrak.
Terkait dengan harga gas tersebut, Arcandra menjelaskan, awalnya harga jual gas di lapangan JTB kepada PT PLN sekitar USD 9 per mmbtu. Namun, harga jual tersebut dirasakan terlalu mahal bagi PLN. Pemerintah pun meminta investasinya diturunkan. JTB dioperasikan anak usaha Pertamina, yakni Pertamina EP Cepu, dengan partnernya, PT ExxonMobil Indonesia.
Pertamina mengalah dan menurunkan belanja operasional (capital expenditure/capex) sekitar USD 250 juta. Hasilnya, harga jual gas JTB kepada PLN menjadi sekitar USD 7,6 per mmbtu flat selama 30 tahun.
PT. ExxonMobil Indonesia pun memutuskan untuk melepas saham di lapangan gas JTB. Sebab, harga jual gas yang diputuskan tidak masuk dengan keekonomian Exxon. Arcandra menegaskan, mundurnya Exxon sepenuhnya karena keputusan business-to business dengan Pertamina.
Sebelumnya, ExxonMobil dan Pertamina EP Cepu (PEPC) mendapatkan hak kelola 41,4 persen di Lapangan Jambaran Tiung Biru. Sisanya dimiliki badan usaha milik daerah (BUMD) 9,2 persen dan Pertamina EP 8 persen.
Jawa Pos, Page-5, Wednesday, August 9, 2017
No comments:
Post a Comment