The government targets gas production in 2018 to be 1.19 million barrels to 1.23 million barrels of oil equivalent. While oil production only amounted to 771,000 barrels-815,000 barrels. Gas production trends higher than this oil production will last until 2025. This is because several major projects will start production.
Head of Program and Communications Division of Upstream Oil and Gas Special Unit (SKK Migas) Wisnu Prabawa Taher says, gas production will be higher than oil by 60% by 2025 because some national strategic projects start production.
"From the new Jangkrik field on stream in May 2017, Tiung-Biru Jambaran Field, Tangguh Train 3 Block, Masela Block and Deepwateer Development Chevron Indonesia," he said.
For information, the Jangkrik Field gas production, Muara Bakau Block is targeted to reach 450 mmscfd to 600 mmscfd. Then Blok Indonesia Deepwater Development Gehem Field 420 mmscfd, Gendalo Field 700 mmscfd, Masela Block between 7.5 Milllion tonnes per year (MTPA) - 9,5 MTPA. And Tiung Biru Jambaran Field according to plan of development (POD) reached 227 mmscfd, while peak production reached 315 mmscfd.
Director General of Oil and Gas ESDM Ministry Ego Syahrial said gas production until August 15, 2017 amounted to 7,577 mmscfd.
"Most of the production comes from four large KKKS," he said.
The four are Total E & P lndonesie 1,464 mmscfd, BP Berau is 1,150 mmscfd and PT Pertamina reaches 996 mmscfd. The last of ConocoPhilips in Grissik reached 962 mmscfd.
IN INDONESIA
Tren Produksi Gas Terus Membubung
Pemerintah menargetkan, produksi gas pada tahun 2018 sebesar 1,19 juta barel sampai 1,23 juta barel setara minyak. Sedangkan produksi minyak hanya sebesar 771.000 barel-815.000 barel. Tren produksi gas lebih tinggi dibandingkan produksi minyak ini akan berlangsung sampai tahun 2025. Hal ini karena beberapa proyek besar akan mulai produksi.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi Satuan Kerja Khusus Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Wisnu Prabawa Taher bilang, produksi gas akan lebih tinggi dari minyak sebesar 60% di tahun 2025 lantaran beberapa proyek strategis nasional mulai produksi.
"Dari lapangan Jangkrik baru on stream Mei 2017, Lapangan Jambaran Tiung-Biru, Blok Tangguh Train 3, Blok Masela,dan Indonesia Deepwateer Development Chevron," katanya.
Sebagai informasi, produksi gas Lapangan Jangkrik, Blok Muara Bakau ditargetkan mencapai 450 mmscfd hingga 600 mmscfd. Lalu Blok Indonesia Deepwater Development Lapangan Gehem 420 mmscfd, Lapangan Gendalo 700 mmscfd, Blok Masela antara 7,5 Milllion tonnes per year (MTPA) - 9,5 MTPA. Dan Lapangan Jambaran Tiung Biru sesuai plan of development (POD) mencapai 227 mmscfd, sedangkan produksi puncak mencapai 315 mmscfd.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Ego Syahrial bilang, produksi gas hingga 15 Agustus 2017 sebesar 7.577 mmscfd.
"Sebagian besar produksi tersebut berasal dari empat KKKS besar," katanya.
Keempatnya adalah Total E&P lndonesie 1.464 mmscfd, BP Berau 1.150 mmscfd dan PT Pertamina mencapai 996 mmscfd. Terakhir dari ConocoPhilips di Grissik mencapai 962 mmscfd.
Kontan, Page-18, Tuesday, August 22, 2017
No comments:
Post a Comment