google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Global Oil Demand Will Be High - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Saturday, August 12, 2017

Global Oil Demand Will Be High



The International Energy Agency (IEA) estimates global oil demand will grow beyond this year's forecast. It eased global worries over global oil surplus due to rising US oil production and reduced interest from members of the world oil exporting organization (OPEC) to cut back on oil production.

The agency raised its forecast for global oil demand growth this year to 1.5 million barrels per day (bpd) from 1.4 million barrels of bpd in a previous report. Meanwhile, demand for next year is estimated to reach 1.4 million bpd.

"Manufacturers must find ways to continue increasing global demand, although demand realization is always stronger than expected," the IEA said in its official statement on Friday (11/8).

The Paris-based agency suggested that the world's oil-producing nations continue to tighten oil production, despite an indication of increased demand. The policy needs to be done so that global oil prices record a strong recovery.

OPEC member states have agreed to limit global oil production by about 1.2 million barrels per day. Meanwhile, Russia and other non-OPEC producers cut 600,000 bpd by March 2018 to support the recovery of world oil prices.

However, the IEA said that OPEC's compliance with its production cuts in July has dropped to 75%. The percentage of compliance is at its lowest level since the cutting deal of oil production began in January 2017. The IEA cited the weakness of the greatest level of compliance donated by Algeria, Iraq and the United Arab Emirates (UAE).

In addition, one of OPEC's Libyan members, currently freed from cuts in production policies, drastically increased oil production.

As a result, global oil supply as a whole increased by 520,000 bpd in July or much higher than the same period last year which recorded a rise of 500,000 bpd.

Another challenge that will hamper the process of reducing global oil surplus also comes from non-OPEC oil producing countries. The IEA estimates that non-OPEC countries' oil output will rise by 0.7 million bpd by 2017 and 1.4 million bpd by 2018. The increase is mostly contributed by Uncle Sam.

IN INDONESIA

Permintaan Minyak Global Bakal Tinggi


Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan permintaan minyak global akan tumbuh melebihi prediksi pada tahun ini. Hal itu meredakan kekhawatiran global atas kelebihan pasokan minyak global akibat kenaikan produksi minyak Amerika Serikat (AS) dan berkurangnya minat anggota organisasi negara pengekspor minyak dunia (OPEC) untuk memangkas kembali produksi minyaknya.

Badan tersebut menaikkan perkiraannya atas pertumbuhan permintaan minyak global pada tahun ini menjadi 1,5 juta barel per hari (bph) dari 1,4 juta barel bph dalam laporan sebelumnya. Sementara itu, permintaan untuk tahun depan diperkirakan mencapai 1,4 juta bph.

“Produsen harus menemukan cara untuk terus meningkatkan permintaan global, kendati realisasi permintaan selalu lebih kuat dari perkiraan,” tulis IEA dalam keterangan resminya, Jumat (11/8).

Lembaga yang berbasis di Paris tersebut menyarankan agar negara-negara produsen minyak dunia tetap melanjutkan pengetatan produksi minyaknya, meskipun ada indikasi peningkatan permintaan. Kebijakan tersebut perlu dilakukan agar harga minyak global mencatatkan pemulihan yang kuat.

Negara anggota OPEC telah sepakat untuk membatasi produksi minyak global sekitar 1,2 juta barel per hari. Sementara itu, Rusia dan produsen non-OPEC lainnya memotong 600.000 bph sampai Maret 2018 demi mendukung pemulihan harga minyak dunia.

Namun, IEA mengatakan bahwa kepatuhan OPEC terhadap pemotongan produksinya pada Juli telah turun menjadi 75%. Persentase kepatuhan tersebut menjadi tingkat terendahnya sejak kesepakatan pemotongan produksi minyak dimulai pada Januari 2017. IEA menyebutkan lemahnya tingkat kepatuhan paling besar disumbangkan oleh Aljazair, Irak dan Uni Emirat Arab
(UEA). 

Selain itu, salah anggota OPEC yakni Libya, yang saat ini dibebaskan dari kebijakan pemotongan produksi, justru meningkatkan secara drastis produksi minyaknya.

Akibatnya, pasokan minyak global secara keseluruhan meningkat sebesar 520.000 bph pada Juli atau jauh lebih tinggi dari periode yang sama pada tahun lalu yang mencatatkan kenaikan 500.000 bph.

Tantangan lain yang akan menghambat proses pengurangan kelebihan pasokan minyak global juga datang dari negara produsen minyak non-OPEC. IEA memperkirakan, produksi minyak negara non-OPEC akan naik 0,7 juta bph pada 2017 dan 1,4 juta bph pada 2018. Kenaikan tersebut paling besar disumbang oleh Paman Sam.

Bisnis Indonesia, Page-3, Saturday, August 12, 2017

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel