The new well block mahakam
PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) has obtained positive results and well drilling activities at Tunu Field, Mahakam Working Area, since 16 July. The well is named TN-N74 and TN-N75 which has a depth of about 1,078 meters, with a Shallow Arcthitecture Tubingless (SAT) wellow composting system type.
Upstream Director of PT Pertamina Syamsu Alam said the drilling in this transitional period aims to keep the production wells well ahead of the management shift. Currently, the annual gas production volume in the Mahakam Working Area is 1.635 million standard cubic feet per day, while oil production reaches 63,000 barrels per day.
The drilling is financed by the company, and is executed by Total E & P Indonesie as an existing operator. Pertamina has allocated US $ 160 million for drilling investment for this year.
"We and Total E & P Indonesie agree there is a transition period, so this drilling aims to reduce the rate of production so as not to decrease drastically and constantly when changing operators later," he said
In accordance with the production sharing contract signed by PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) and SKK Migas at the end of December 2015, PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) reserves the right to fund the necessary oil and gas operations activities since the contract is signed until the transition of effective management proceeds.
The company plans to drill 14 wells during 2017. With these activities, it is expected that oil and gas wells can be produced immediately when Pertamina takes over the management which came into effect on January 1, 2018.
Syamsu said the drilling results at Lapangan Tunu showed satisfactory results. Even the activity is beyond the initial expectations, because the geological condition of the well is quite risky. In addition, the company also received no obstacles or obstacles reports during drilling.
"When talking drilling in the Mahakam, geologically very challenging. The layers are numerous and thin, so it is definitely risky. But so far the results in the three wells are actually very good, because it found several layers previously hidden, "he continued
He revealed the possibility of a reduced cost incurred from initial estimates when drilling was fully realized.
"There are several innovations that are applied during drilling, so the activities are more efficient and the cost is cheaper, so the efficiency is not because it is deliberately sparing, but as a result of that successful breakthrough".
Furthermore, drilling will be done in Handil field. In addition, other aspects prepared by the company are human resources. Syamsu expressed the aspect of human resources is an important factor in the transition of management.
"We hope as many of our Total E & P Indonesie employees continue their work to maintain the operation. The report indicates that 90% of the bids have been returned and declared willingness to join Pertamina.
IN INDONESIA
Pertamina Garap Tunu
PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) telah memperoleh hasil yang positif dan kegiatan pengeboran sumur di Lapangan Tunu, Wilayah Kerja Mahakam, sejak 16 Juli. Sumur tersebut bernama TN-N74 dan TN-N75 yang memiliki kedalaman sekitar 1.078 meter, dengan tipe arsitektur komplesi sumur shallow arcthitecture tubingless (SAT).
Direktur Hulu PT Pertamina Syamsu Alam mengatakan pengeboran dalam masa transisi ini bertujuan untuk menjaga tingkat produksi sumur-sumur menjelang peralihan pengelolaan. Saat ini, volume produksi tahunan gas bumi di wilayah Kerja Mahakam mencapai 1.635 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day), sedangkan produksi minyak mencapai 63.000 barel per hari.
Kegiatan pengeboran ini dibiayai oleh perseroan, dan dieksekusi oleh Total E&P Indonesie selaku operator existing. Pertamina mengalokasikan US$160 juta untuk investasi pengeboran selama setahun ini.
"Kami dan Total E&P Indonesie sepakat ada masa transisi, jadi pengeboran ini bertujuan untuk menekan laju produksi agar tidak menurun drastis dan terus-menerus saat berganti operator nanti," tuturnya
Sesuai dengan kontrak bagi hasil yang diteken oleh PHM dan SKK Migas pada akhir Desember 2015, PHM berhak membiayai kegiatan operasi migas yang diperlukan sejak kontrak diteken hingga peralihan pengelolaan efektif berjalan.
Perseroan berencana mengebor 14 sumur selama 2017 . Dengan kegiatan tersebut, diharapkan sumur-sumur migas dapat segera diproduksi saat Pertamina mengambil alih pengelolaan yang mulai berlaku pada 1 Januari 2018.
Syamsu mengatakan hasil pengeboran di Lapangan Tunu menunjukkan hasil yang memuaskan. Bahkan aktivitas itu terbilang melampaui ekspektasi awal, sebab kondisi geologis sumur yang cukup berisiko. Selain itu, perseroan juga tidak menerima laporan hambatan ataupun kendala selama pengeboran berlangsung.
“Kalau bicara pengeboran di Mahakam, secara geologis sangat menantang. Lapisannya banyak dan tipis, jadi sudah pasti beresiko. Tapi sejauh ini hasil di tiga sumur itu justru sangat baik, karena ditemukan beberapa lapisan yang sebelumnya tersembunyi," sambungnya
Dia mengungkapkan adanya kemungkinan berkurangnya biaya yang dikeluarkan dari perkiraan awal saat pengeboran terealisasi sepenuhnya.
"Ada beberapa inovasi yang diterapkan saat pengeboran, sehingga kegiatan lebih efisien dan biayanya lebih murah. Jadi efisiensinya bukan karena sengaja di hemat, tapi sebagai hasil dari terobosan yang berhasil itu".
Selanjutnya, pengeboran akan dilakukan di lapangan Handil. Selain itu, aspek lain yang dipersiapkan oleh perseroan adalah sumber daya manusia. Syamsu mengutarakan aspek SDM merupakan faktor penting dalam peralihan pengelolaan.
“Kami berharap sebanyak mungkin karyawan Total E&P Indonesie melanjutkan pekerjaannya untuk menjaga operasi. Hasil laporan menunjukkan ada 90 % tawaran yang sudah kembali dan menyatakan kesediaan untuk bergabung dengan Pertamina.
Bisnis Indonesia, Page-34, Wednesday, August 9, 2017
No comments:
Post a Comment