PT Rekayasa Industri (Rekind) will continue the gas transmission pipeline project Cirebon-Semarang and look for the possibility of industries that will absorb the gas.
The Cirebon-Semarang pipeline is part of the Trans-Java gas pipeline project. The Trans-Java project consists of three main projects: First, western Java with an investment value of US $ 300 million with Cirebon-KHT line of 84 km and Tegalgede-Muara Tawar 50 km.
Secondly, North Java worth US $ 400 million with Cirebon-Semarang line 235 km. Third, eastern Java worth US $ 360 million with 271 km Semarang-Gresik line and East Java Gas Pipeline (FJGP) -Grati worth US $ 58 million 22.1 km.
Director of Strategy Development and Risk Management Rekind Yanuar Budinorman said the project has not been completed since the auction was won in 2006 due to supply and buyer constraints. However, he insists he will still commit to run the project and look for potential buyers.
Currently, he states looking for potential buyers who can buy gas. The preliminary survey conducted by potential buyers comes from West Java and Central Java.
"When we are looking for offtaker in the region, we are Cirebon and Semarang. Our offtaker is in West Java and Central Java, "he said in Jakarta, Friday (18/8).
After looking at consumer opportunities, Rekind must be able to get the gas demand from consumers about 200 million standard cubic feet per day / MMscfd.
If the consumer demand is less than 200 MMscfd, the project becomes unfeasible in terms of investment due to total pipe capacity based on the auction results of 200 MMscfd to 300 MMscfd.
"If less than 200 MMscfd, it is not feasible," he said.
He continued the government will help find the source of gas supply after Rekind get prospective buyers. Therefore, Yanuar will report the list of potential gas buyers to the Ministry of Energy and Mineral Resources at the end of August 2017. Gas supply options may originate and the nearest gas field and liquefied natural gas (LNG).
"On the 28th we will report to ESDM that the officer is this," he said.
After that, he will report to the Oil and Gas Downstream Regulatory Agency (BPH Migas) to reaffirm its commitment to the project. If the project can continue, Yanuar calls the need to update the feasibility study (FS) of the project. He estimates with the study's update that the investment value initially targeted at US $ 400 million is likely to change even if it is not significant.
USING THE RAILWAY
To be able to start the pipeline construction, it will use 90% of railway lines and only do land acquisition with 10% portion. When allocations and supplies have been obtained, construction can not be completed within a year because to build a 235 km long pipe takes about 33 months.
He hopes at the end of August can be obtained a serious consumer candidate to take advantage of gas that will be distributed Rekind.
"We expect at the end of August we have got a serious offtaker candidates," he said.
Previously, Head of BPH Migas Fanshurullah Asa said 11 years ago, there has been no development of the gas pipeline project. He also has called Rekind as the winner of the auction.
He questioned the commitment to build the gas pipeline. The reason, the time lag since winning the tender in 2006 is too long. Fanshurullah affirm Rekind mention will give answer on September 5, 2017.
"Cirebon-Semarang has been 11 years we asked for certainty Rekind build this pipe," he said.
IN INDONESIA
Rekind Lanjut Garap Cirebon-Semarang
PT Rekayasa lndustri (Rekind) akan melanjutkan proyek pipa gas transmisi Cirebon-Semarang dan mencari kemungkinan industri yang akan menyerap gas.
Pipa Cirebon-Semarang merupakan bagian dari proyek integrasi pipa gas Trans-Jawa. Adapun, proyek Trans-Jawa terdiri atas tiga proyek utama yaitu Pertama, Jawa bagian barat dengan nilai investasi US$ 300 juta dengan jalur Cirebon-KHT sepanjang 84 km dan Tegalgede-Muara Tawar 50 km.
Kedua, Jawa bagian utara senilai US$ 400 juta dengan jalur Cirebon-Semarang 235 km. Ketiga, Jawa bagian timur senilai US$ 360 juta dengan jalur Semarang-Gresik sepanjang 271 km dan East Java Gas Pipeline (FJGP)-Grati senilai US$ 58 juta 22,1 km.
Direktur Strategi Development dan Risk Management Rekind Yanuar Budinorman mengatakan proyek itu belum bisa diselesaikan sejak lelang dimenangkan pada 2006 karena terkendala pasokan dan pembeli. Namun, dia menegaskan masih akan berkomitmen menjalankan proyek dan mencari pembeli potensial.
Saat ini, dia menyatakan mencari calon pembeli yang bisa membeli gas. Adapun dari survei pendahuluan yang dilakukan pembeli potensial berasal dari Jawa Barat dan Jawa Tengah.
“Saat kami sedang mencari offtaker di wilayah, ruas kita Cirebon dan Semarang. Offtaker kita ada di Jawa Barat dan Jawa Tengah,” ujarnya di Jakarta, Jumat (18/8).
Setelah melihat peluang konsumen, Rekind harus bisa mendapatkan peluang kebutuhan gas dari konsumen sebesar sekitar 200 million standard cubic feet per day/MMscfd.
Bila permintaan konsumen kurang dari 200 MMscfd, proyek menjadi tidak layak dari segi investasi karena kapasitas total pipa berdasarkan hasil lelang 200 MMscfd hingga 300 MMscfd.
“Kalau kurang dari 200 MMscfd, sudah tidak feasible,” katanya.
Dia melanjutkan pemerintah akan membantu mencarikan sumber pasokan gas setelah Rekind mendapatkan calon pembeli. Oleh karena itu, Yanuar akan melaporkan daftar calon pembeli gas kepada Kementerian ESDM pada pengujung Agustus 2017. Opsi pasokan gas bisa berasal dan lapangan gas terdekat dan gas alam cair (liquefied natural gas/LNG).
“Tanggal 28 kita akan report ke ESDM bahwa offtakernya adalah ini,” katanya.
Setelah itu, dia akan melapor kepada Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) untuk mengukuhkan kembali komitmennya dalam proyek itu. Bila proyek bisa dilanjutkan, Yanuar menyebut perlu memperbarui studi kelayakan (feasibility study/FS) proyek. Dia memperkirakan dengan pembaruan studi tersebut nilai investasi yang awalnya ditarget US$ 400 juta kemungkinan berubah meski tidak signifikan.
MENGUNAKAN JALUR KERETA
Untuk bisa memulai konstruksi pipa, pihaknya akan menggunakan 90% jalur kereta api dan hanya melakukan pembebasan lahan dengan porsi 10%. Bila alokasi dan pasokan sudah didapat, pembangunan tidak bisa rampung dalam setahun karena untuk membangun pipa sepanjang 235 km membutuhkan waktu sekitar 33 bulan.
Dia berharap pada akhir Agustus bisa didapat calon konsumen yang serius untuk memanfaatkan gas yang nantinya disalurkan Rekind.
“Kita harapkan di akhir Agustus kita sudah mendapatkan calon offtaker yang serius,” tegasnya.
Sebelumnya, Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa mengatakan 11 tahun berselang, belum ada perkembangan proyek pipa gas itu. Dia pun telah memanggil Rekind sebagai pemenang lelang.
Dia mempertanyakan komitmen untuk membangun pipa gas itu. Alasannya, jeda waktu sejak memenangkan tender di 2006 terlalu lama. Fanshurullah menegaskan Rekind menyebut akan memberikan jawaban pada 5 September 2017.
“Cirebon-Semarang sudah 11 tahun kami meminta kepastian Rekind membangun pipa ini,” katanya.
Bisnis Indonesia, Page-10, Saturday, August 19, 2017
No comments:
Post a Comment