The Government provides additional significant revenue share for PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java in the ONWJ Block. The offshore oil and gas block located on the north coast of West Java implements a gross split scheme signed on 18 January 2017.
In the gross split scheme, the initial share (base), for petroleum is 57% of the state, while 43% of the contractor's share. For natural gas of 52% of the state and 48% of the contractors.
In the ONWJ Block share-sharing contract, the final profit-sharing scheme is for the government 47.5% oil and 52.5% of the contractor's share. For gas, 57.5% of the government and 62.5% of contractors.
However, the government is currently increasing its revenue share for PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ), as the ONWJ Block operator, so it is quite a drastic increase. Currently, the operator gets a 73.5% split share for oil and 81% for natural gas.
Additional revenue-sharing is gained and progressive revenue-sharing is attributed to oil price factors and cumulative production. For the oil price factor, with an average of US $ 45 to US $ 50 per barrel, the oil structure gets an additional profit of 5% and 7.5% gas.
The additional split from cumulative oil and gas production is 3% each. In addition, it also received additional from the Minister of Energy and Mineral Resources discretion of 5%.
"Total split for PHE ONWJ, oil 73.5% status until the end of 2017, gas 81%," said President Director of PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Gunung Sardjono Hadi.
According to him, the profit sharing will be in effect until the end of 2017. Meanwhile, the oil price and cumulative factor of production will change as it enters 2018. Despite the changes and still will change due to several factors, it does not need to amend the contract because since the signing has been defined factors - factors that affect split change.
"So it has been defined from the beginning. There is no need for an amendment every year, "he said.
In addition, for the 10% participation share offer to BUMD still in process. Because, since getting a contract extension, 100% of ONWJ Block is now controlled by PHE ONWJ.
"For PI 10% BUMD is currently on progress," he said.
Regardless, the government has not set the tax treatment on the gross profit sharing contract.
CAPITAL SHOPPING
After obtaining additional profit-sharing, PHE ONWJ is targeting this year's capital expenditure of US $ 400 million with the addition of contractor's share through the scheme of production sharing contract.
Mount said that with the increase of revenue share, it is targeting additional investment. PHE ONWJ's capital expenditure this year is targeted to reach US $ 400 million.
According to PHE ONWJ will conduct drilling of six wells for development and improvement of production facilities. Based on the contract signed in January 2018, investment commitments in the first 3 years amounted to US $ 82.3 million and US $ 8.5 billion over the 20-year contract period.
"Target capex [capital expenditure] 2017 US $ 400 million."
An energy observer from Trisakti University Pri Agung Rakhmanto said that in the draft regulation on gloss split taxation it is estimated that it will only regulate the tax facilities as regulated in Goverment Regulation 27/2017 on the Refundable Operating Costs and the Treatment of Income Tax in Upstream Oil and Gas.
The amount of tax percentage will make the contract unattractive to investors. Moreover, the government is offering several working areas through auction schemes and direct offers.
IN INDONESIA
Porsi ONWJ Naik Drastis
Pemerintah memberikan Tambahan bagi hasil cukup signifikan bagi PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java dalam pengeloaan Blok ONWJ. Blok minyak dan gas bumi lepas pantai yang berlokasi di pantai utara Jawa Barat itu menerapkan skema bagi hasil kotor (gross split) yang ditandatangani pada 18 Januari 2017.
Dalam skema gross split, bagi hasil awal (basis), untuk minyak bumi sebesar 57% bagian negara , sedangkan 43% bagian kontraktor. Untuk gas bumi sebesar 52% bagian negara dan 48% bagian kontraktor.
Dalam kontrak bagi hasil gross split Blok ONWJ, skema final bagi hasil yang ditetapkan adalah untuk minyak 47,5% bagian pemerintah dan 52,5% bagian kontraktor. Untuk gas, 57,5% bagian pemerintah dan 62,5% bagian kontraktor.
Namun, saat ini pemerintah menambah bagi hasil bagi PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ), sebagai operator Blok ONWJ, sehingga naik cukup drastis. Saat ini, operator mendapatkan porsi split sebesar 73,5% untuk minyak dan 81% untuk gas bumi.
Tambahan bagi hasil itu diperoleh dan bagi hasil progresif yang dikaitkan dengan faktor harga minyak dan kumulatif produksi. Untuk faktor harga minyak, dengan rata-rata sebesar US$ 45 sampai US$ 50 per barel, struktur minyak mendapat tambahan bagi hasil sebesar 5% dan gas 7,5%.
Tambahan split dari kumulatif produksi minyak dan gas masing-masing sebesar 3%. Selain itu, pihaknya pun mendapat tambahan dari diskresi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral sebesar 5%.
“Total split buat PHE ONWJ, oil 73,5% status sampai akhir 2017, gas 81%,” kata Presiden Direktur PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Gunung Sardjono Hadi.
Menurutnya, bagi hasil tersebut akan berlaku hingga penghujung 2017. Sementara itu, untuk faktor harga minyak dan kumulatif produksi akan berubah saat memasuki 2018. Kendati mengalami perubahan dan masih akan berubah karena beberapa faktor, pihaknya tidak perlu melakukan amendemen kontrak karena sejak penandatanganan sudah didefinisikan faktor-faktor yang memengaruhi perubahan split.
“Jadi sudah di-defined dari awal. Tidak perlu ada amendemen setiap tahun,” katanya.
Selain itu, untuk penawaran saham partisipasi 10% kepada BUMD masih berproses. Pasalnya, sejak mendapat perpanjangan kontrak, 100% saham Blok ONWJ kini dikuasai PHE ONWJ.
“Untuk PI 10% BUMD saat ini sedang on progress," katanya.
Terlepas dari itu, pemerintah belum mengatur perlakuan perpajakan pada kontrak bagi hasil kotor.
BELANJA MODAL
Setelah mendapatkan tambahan bagi hasil, PHE ONWJ menargetkan belanja modal tahun ini sebesar US$ 400 juta dengan penambahan bagi hasil kontraktor melalui skema kontrak bagi hasil kotor.
Gunung mengatakan bahwa dengan bertambahnya bagi hasil, pihaknya menargetkan penambahan investasi. Belanja modal PHE ONWJ pada tahun ini ditargetkan bisa menyentuh US$ 400 juta.
Menurutnya PHE ONWJ akan melakukan pengeboran enam sumur pengembangan dan perbaikan fasilitas produksi. Berdasarkan kontrak yang diteken pada Januari 2018, komitmen investasi pada 3 tahun pertama sebesar US$ 82,3 juta dan US$ 8,5 miliar selama masa kontrak 20 tahun.
“Target capex [belanja modal] 2017 US$ 400 juta."
Pengamat energi dari Universitas Trisakti Pri Agung Rakhmanto mengatakan bahwa dalam draf peraturan tentang perpajakan gloss split itu diperkirakan hanya akan mengatur tentang fasilitas perpajakan seperti yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 27/2017 tentang Biaya Operasi yang Dapat Dikembalikan dan Perlakuan PPh di Hulu Migas.
Besarnya persentase pajak akan membuat kontrak tersebut tidak menarik bagi investor. Apalagi, pemerintah sedang menawarkan beberapa wilayah kerja melalui skema lelang dan penawaran langsung.
Bisnis Indonesia, Page-32, Tuesday, August 22, 2017
No comments:
Post a Comment