PT PLN states that April 2018 becomes the deadline Study with Pavilion-Keppel related Logistics studies and preparation of small-scale LNG infrastructure. The results of the study with Keppel will be used for gas infrastructure development planning in Tanjung Pinang and Natuna Islands.
PLN Director Amir Rosidin said PLN and Keppel have signed a Head of Agreement (HoA) related to the cooperation at the Singapore Palace last week. The signing took place at a bilateral meeting of state leaders in commemoration of 50 years of Indonesia-Singapore cooperation.
"The cooperation of HOA is based on the principle of equality and mutual benefit of both parties and carried out for 6 not since signed. If the results of the Study are not beneficial to both parties then this HOA does not proceed to the stage of the agreement, "said Amir in Jakarta, Monday (9/11).
Amir said HoA contains activities and intensive discussions related to the peyusunan more in-depth feasibility study related to the distribution of LNG for the region of Tanjung Pinang and Natuna. Then the concept of cooperation framework to distribute LNG owned by PLN from PLN's existing contract with domestic source to small scale plant in Tanjung Pinang and Natuna.
The HoA also includes the development of a small-scale LNG infrastructure for the Tanjung Pinang and Natuna areas adjacent to Singapore.
"So HoA is not a contract sale and purchase transactions LNG. Rather for the preparation of mini LNG infastructure studies with the aim of obtaining the most reliable and efficient logistics solutions. If later the study results obtained higher costs then the study will end without follow-up implementation, "he said.
He said through this HoA with an offer in order to take advantage of the location of Singapore's LNG terminal as the location of the LNG hub. Given the location of Singapore adjacent to several gas-fired generator sites in Sumatra region. He called this cooperation as a form of decrease of Cost of Production (BPP).
"PLN is interested to see whether the utilization of Singapore's LNG terminal to be proposed by the Pavilion-Keppel can lower BPP in Sumatra," he said.
Amir further explains the area of Tanjung Pinang and Natuna growing. Currently the supply of Tanjung Pinang comes from Batam. As a tourist destination, PLN supports it by providing electricity supply not only from Batam.
This is to avoid things that are not in want when the supply from Batam stalled. While Natuna region with the development of fishery industry required a qualified power supply to support it. Although there is currently a reserve margin of 4 megawatts.
"We think Natuna should be upgraded though there is a reserve margin of 4 MA. But we think the future needs to be prepared, "he said.
IN INDONESIA
April 2018 Hasil Studi PLN-Keppel Selesai
PT PLN menyatakan bahwa April 2018 menjadi tenggat waktu Studi bersama Pavilion-Keppel terkait studi logistik dan penyiapan infrastruktur LNG Skala kecil. Hasil kajian dengan Keppel akan dipakai untuk perencanaan pembangunan infrastruktur gas di Tanjung Pinang dan Kepulauan Natuna.
Direktur PLN Amir Rosidin mengatakan PLN dan Keppel telah menandatangani Head of Agreement (HoA) terkait kerjasama tersebut di Istana Singapura pada pekan lalu. Penandatangan berlangsung pada pertemuan bilateral pemimpin negara dalam rangka memperingati kerjasama Indonesia-Singapura yang ke 50 tahun.
“Kerjasama HOA ini didasarkan atas asas kesetaraan dan saling menguntungkan kedua belah pihak serta dilakukan selama 6 bukan sejak ditandatangani. Bila hasil studi yang dibuat tidak memberikan manfaat bagi kedua belah pihak maka HOA ini tidak dilanjutkan ke tahap menuju perjanjian,” kata Amir di Jakarta, Senin (11/9).
Amir menuturkan HoA berisi kegiatan dan diskusi intensif terkait peyusunan Studi kelayakan yang lebih mendalam terkait distribusi LNG untuk wilayah Tanjung Pinang dan Natuna. Kemudian pembuatan konsep kerangka kerjasama untuk mendistribusikan LNG milik PLN dari kontrak eksisting PLN dengan Sumber domestik ke pembangkit skala kecil di Tanjung Pinang dan Natuna.
Selain itu HoA juga berisi pengembangan infrastruktur LNG Skala kecil untuk wilayah Tanjung Pinang dan Natuna yang letaknya berdekatan dengan Singapura.
“Jadi HoA ini bukan kontrak transaksi jual beli LNG. Melainkan untuk Studi penyiapan infastruktur mini LNG dengan tujuan mendapatkan solusi logistik yang paling handal dan efisien. Jika nantinya hasil studi diperoleh biaya lebih tinggi maka studi akan berakhir tanpa tindak lanjut implementasi,” ujarnya.
Dikatakannya melalui HoA ini dengan penawaran agar dapat memanfaatkan lokasi terminal LNG Singapura sebagai lokasi LNG hub. Mengingat lokasi Singapura yang berdekatan dengan beberapa lokasi pembangkit berbahan bakar gas di wilayah Sumatera. Dia menyebut kerjasama ini sebagai bentuk penurunan Biaya Pokok Produksi (BPP).
“PLN tertarik untuk melihat apakah pemanfaatan terminal LNG Singapura yang akan diajukan Pavilion-Keppel dapat menurunkan BPP di wilayah Sumatera," katanya.
Lebih lanjut Amir menjelaskan wilayah Tanjung Pinang dan Natuna Semakin berkembang. Saat ini pasokan Tanjung Pinang berasal dari Batam. Sebagai destinasi wisata maka PLN menyokongnya dengan menyediakan pasokan listrik bukan hanya dari Batam.
Hal ini guna menghindari hal yang tidak di inginkan bila pasokan dari Batam terhenti. Sedangkan kawasan Natuna dengan berkembangnya industri perikanan diperlukan pasokan listrik yang mumpuni guna menunjang hal tersebut. Meskipun saat ini terdapat reserve margin Sebesar 4 megawatt.
“Kami berpikir Natuna harus ditingkatkan pelayanannya meskipun disana ada reserve margin 4 MA. Tapi kami berpikir kedepan memang perlu disiapkan,” ujarnya.
Investor Daily, Page-9, Wednesday, Sept 13, 2017
No comments:
Post a Comment