google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Blora Regency Government Prepares Tour of Oil and Gas Education - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

MARKET

Friday, September 22, 2017

Blora Regency Government Prepares Tour of Oil and Gas Education



The stagnation of oil and gas exploration activities in Cepu affected the hotel occupancy rate in the local area. Even a number of star hotels in Cepu, currently the highest occupancy rate of about 20%.

"Three years ago when Exxon Mobile exploration in Cepu was smooth, the occupancy rate of 3, 4 and 5 star hotels could be up to 80%. Currently at least 15-20%, "said Vice Regent Blora H Ariel Rohman when met with a number of media in Media Workshop Period II Year 2017 SKK Migas-KKKS Jabanusa Region in Blora, Wednesday (20/9).

Arief explained, this condition if left not only threaten the business continuity of the businessmen and the decrease of local revenue from hotel taxes, also threaten the local community. Because so far the hotel sector absorbs a lot of local labor and in turn is able to overcome poverty in the region of Blora. Therefore, it is trying to attract tourists to come to the region, especially Cepu for educational tour.

"We together with relevant agencies continue to socialize Cepu as a tour of oil and gas education. In Cepu we have STEM Akamigas, Pusdiklat or PPSDM Migas with all the facilities. Or to be able to travel in the old wells in Ledok Village, not only Bojonegoro we also have, "he said.

With oil and gas education currently being introduced, it is hoped that the condition of hospitality in Cepu will improve. Supporting economies such as food and beverage industry, souvenir products of Small and Medium Enterprises (MSMEs) of local area can move again. And the most important poverty numbers are now in the red zone, ie 13% can be reduced at the rate of 9% in the next two years.

Meanwhile, Vice President of Operations SKK Migas Elan Biantoro recognize oil and gas sector investment, especially exploration is still very low.

"The exploration of the last three years has dropped dramatically. Investor interest is still low, "he said.

According to him, in 2017 oil and gas investors will only drill wells to find new oil and gas potential only 32 wells.

"Whereas before 2014, at least per year reaches 100 wells or exploration points," he said.

Elan said, the main cause of it is the low world crude oil prices currently around under 50 US dollars per barrel.

"In this situation, only investors who have money or who have funds from retained earnings will be able to explore," he said.

SKK Migas will make a number of efforts to convince investors in the oil and gas sector, including a personal approach. Also convincing to invest in this sector in Indonesia is still promising profit (margin) despite the price of crude oil around 50 US dollars per barrel.

"There is still a margin because the average cost of production per barrel of oil in Indonesia is 18 US dollars. Even some field owners in Indonesia are under 10 US dollars, "he said.

It said the government through SKK Migas tries to keep oil production from three major players in Indonesia, stay awake. "They are Chevron, Exxon Mobile Indonesia and Pertamina. All three contribute up to 75 percent of our total oil and gas production, "he said.

Data from SKK Migas said oil production in the first quarter of 2017 was 815.6 thousand barrels per day, or 0.07 percent higher than the target of 815 thousand barrels per day.

IN INDONESIA

Pemerintah Kabupaten Blora Siapkan Wisata Edukasi Migas


Stagnannya kegiatan eksplorasi migas di Cepu berimbas pada tingkat hunian hotel di daerah setempat. Bahkan sejumlah hotel berbintang di Cepu, saat ini tingkat huniannya paling tinggi sekitar 20%. 

“Tiga tahun lalu saat eksplorasi Exxon Mobile di Cepu lancar, tingkat hunian hotel bintang 3, 4 dan 5 bisa sampai 80%. Saat ini paling banter hanya 15-20%,” kata Wakil Bupati Blora H Ariel Rohman saat bertemu dengan sejumlah media dalam acara Lokakarya Media Periode II Tahun 2017 SKK Migas-KKKS Wilayah Jabanusa di Blora, Rabu (20/9).

Dijelaskan Arief, kondisi ini jika dibiarkan tidak hanya mengancam kelangsungan bisnis para pengusaha dan menurunnya penerimaan daerah dari pajak hotel, juga mengancam masyarakat setempat. Karena selama ini sektor perhotelan banyak menyerap tenaga kerja lokal dan pada gilirannya mampu mengatasi kemiskinan di wilayah Blora. Karena itu pihaknya sedang berusaha untuk menggaet wisatawan untuk datang ke wilayahnya, khususnya Cepu untuk berwisata edukasi.

“Kami bersama instansi terkait terus menyosialisasikan Cepu sebagai wisata edukasi migas. Di Cepu kami punya STEM Akamigas, Pusdiklat atau PPSDM Migas dengan segala fasilitasnya. Atau bisa berwisata di sumur-sumur tua di Desa Ledok, tidak hanya Bojonegoro kami juga punya,” katanya.

Dengan wisata edukasi migas yang saat ini dikenalkan, pihaknya berharap kondisi perhotelan di Cepu membaik. Ekonomi pendukung seperti industri makanan dan minuman, cinderamata produk Usaha Mikro Kecil dan  Menengah (UMKM) wilayah setempat bisa bergerak kembali. Dan terpenting angka kemiskinan yang sekarang berada di zona merah, yakni 13% bisa ditekan di angka 9% dalam dua tahun mendatang.

Sementara itu Vice President Bidang Operasi SKK Migas Elan Biantoro mengakui investasi sektor migas khususnya eksplorasi saat ini masih sangat rendah. 

“Eksplorasi tiga tahun terakhir menurun drastis. Minat investor masih rendah, “ katanya.

Menurutnya, pada 2017 investor migas hanya akan mengebor sumur untuk mencari potensi migas baru hanya 32 sumur. 

“Padahal sebelum 2014, paling tidak per tahun mencapai 100 sumur atau titik eksplorasi,” katanya.

Elan menyebut, penyebab utama hal itu adalah rendahnya harga minyak mentah dunia yang saat ini berkisar di bawah 50 dollar AS per barel. 

“Dalam situasi seperti ini, hanya investor yang punya duit atau yang punya dana dari laba yang ditahan yang akan mampu melakukan eksplorasi,” katanya.

SKK Migas akan melakukan sejumlah upaya untuk meyakinkan para investor di sektor migas, antara lain pendekatan secara personal. Juga meyakinkan berinvestasi di sektor ini di Indonesia masih menjanjikan profit (margin) meski harga minyak mentah sekitar 50 dollar AS per barel. 

“Masih ada marginnya karena rata-rata biaya produksi per barel minyak di Indonesia itu 18 dollar AS. Bahkan beberapa pemilik lapangan di Indonesia ada yang di bawah 10 dolar AS, “ katanya.

Dikatakan, pemerintah melalui SKK Migas berusaha menjaga agar produksi minyak dari tiga pemain utama di Indonesia, tetap terjaga. “Mereka ini Chevron, Exxon Mobile Indonesia dan Pertamina. Ketiganya punya kontribusi hingga 75 persen dari total produksi migas kita,” katanya.

Data SKK Migas menyebutkan produksi minyak hingga kuartal I 2017 tercatat 815,6 ribu barel per hari, atau lebih besar 0,07 persen dibanding target APBN sebesar 815 ribu barel per hari.

Bhirawa, Page-5, Friday, Sept 22, 2017

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel