PT Rekayasa Industri opens the option to deliver gas supply from Jangkrik Field to gas transmission line of Cirebon-Semarang segment. The Cirebon-Semarang gas pipeline is part of the Trans-Java gas pipeline project.
The Trans-Java project consists of three main projects. First, western Java with an investment of US $ 300 million through Cirebon-Kandang Haur Timur along 84 km and Tegal Gede (Cikarang) -Magara Tawar 50 km. Secondly, North Java worth US $ 400 million with Cirebon-Semarang along 235 km. Third, East Java worth US $ 360 million through Semarang-Gresik along 271 km and East Java Gas Pipeline (EJGP) -Grati along 22.1 km with an investment of US $ 58 million.
Industrial Engineering (Rekind) stated that it will continue the pipeline construction process which the winning bidder has announced since 2006. The gas supply to be channeled to the pipeline comes from the Jangkrik Field, Muara Bakau Block in Makassar Strait in the form of LNG / LNG.
Assuming a 33-month physical construction, the gas pipeline is targeted to start delivering gas by 2020. Previously, the pipeline construction was constrained due to the uncertainty of gas buyers and gas supply sources. As a result, after 11 years, the project was canceled.
However, Rekind has signed a memorandum of understanding (MoU) on September 20, 2017 with PT Sarana Pembangunan Central Java in cooperation of gas distribution of the segment to be built. BUMD will be the coordinator to ensure buyers from the industrial sector in West Java and Central Java.
The pipeline, which is planned to be built with a capacity of 250 million cubic feet per day (MMscfd) up to 300 MMscfd, will operate in partnership with PT Pertamina Gas. Acting President Director Rekind Jakub Utama said that the projected increase in gas utilization as fuel also needs the industry to become the main driver for the company to continue the Cirebon-Semarang gas pipeline project. Rekind requested the support of the government, SOEs, enterprises, and industry players in order that the project can run on target.
"By looking at the high utilization opportunities of gas fuel, we expect support from all stakeholders in Central Java and West Java to participate in contributing," he said on Sunday (24/9).
Head of Downstream Oil and Gas Regulatory Agency Fanshurullah Asa said Rekind's presentation on September 18, there are several gas supply options that are channeled to the pipeline, namely from Coridor Block (ConocoPhillips Grissik Limited) in South Sumatra or Jangkrik Field (Eni Muara Bakau BV) .
"The options are from Cricket Field or from ConocoPhillips via SSWJ [South Sumatra-West Java] pipeline".
IN INDONESIA
Gas Dipasok dari Jangkrik
PT Rekayasa lndustri membuka opsi untuk mengalirkan pasokan gas dari Lapangan Jangkrik pada pipa gas transmisi ruas Cirebon-Semarang. Pipa gas Cirebon-Semarang merupakan bagian dari proyek integrasi pipa gas Trans-Jawa.
Proyek Trans-Jawa terdiri dari tiga proyek utama. Pertama, Jawa bagian barat dengan investasi US$ 300 juta melalui jalur Cirebon-Kandang Haur Timur sepanjang 84 km dan Tegal Gede (Cikarang)-Muara Tawar 50 km. Kedua, Jawa bagian utara senilai US$400 juta dengan jalur Cirebon-Semarang sepanjang 235 km. Ketiga, Jawa bagian timur senilai US$ 360 juta melalui Semarang-Gresik sepanjang 271 km dan East Java Gas Pipeline (EJGP)-Grati sepanjang 22,1 km dengan nilai investasi US$ 58 juta.
Rekayasa Industri (Rekind) menyatakan bahwa pihaknya akan melanjutkan proses pembangunan pipa yang pemenang lelangnya sudah diumumkan sejak 2006 tersebut. Pasokan gas yang akan dialirkan pada ruas pipa itu berasal dari Lapangan Jangkrik, Blok Muara Bakau di Selat Makassar berupa gas alam cair/LNG.
Dengan asumsi pengerjaan fisik selama 33 bulan, pipa gas tersebut ditargetkan mulai mengalirkan gas pada 2020. Sebelumnya, pembangunan ruas pipa itu terkendala karena belum adanya kepastian pembeli gas dan sumber pasokan gas. Alhasil, selang 11 tahun, proyek batal diselesaikan.
Namun, Rekind telah menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) pada 20 September 2017 dengan PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah dalam kerja sama pendistribusian gas dari ruas yang akan dibangun. BUMD akan menjadi koordinator untuk memastikan pembeli dari sektor industri di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Pipa yang rencananya dibangun dengan kapasitas 250 juta kaki kubik per hari (MMscfd) hingga 300 MMscfd itu pengoperasiannya akan bermitra dengan PT Pertamina Gas. Pelaksana Tugas Direktur Utama Rekind Jakub Utama mengatakan bahwa proyeksi naiknya pemanfaatan gas sebagai bahan bakar juga kebutuhan industri menjadi pendorong utama bagi perseroan untuk melanjutkan proyek pipa gas Cirebon-Semarang. Rekind meminta dukungan pemerintah, BUMN, BUMD, dan pelaku industri agar proyek bisa berjalan sesuai target.
“Dengan melihat peluang pemanfaatan bahan bakar gas yang tinggi, kami mengharapkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Barat untuk turut serta memberikan kontribusi,” katanya, Minggu (24/9).
Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Fanshurullah Asa mengatakan presentasi Rekind pada 18 September, ada beberapa opsi pasokan gas yang dialirkan pada ruas pipa tersebut, yakni dari Blok Coridor (ConocoPhillips Grissik Limited) di Sumatra Selatan atau Lapangan Jangkrik (Eni Muara Bakau BV).
“Opsinya ada dari Lapangan Jangkrik atau dari ConocoPhillips melalui pipa SSWJ [South Sumatra-West Java]".
Bisnis Indonesia, Page-28, Monday, Sept 25, 2017
No comments:
Post a Comment