google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Hope Gas from Jambaran-Tiung Biru - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

MARKET

Wednesday, September 27, 2017

Hope Gas from Jambaran-Tiung Biru



The development of the Jambaran-Tiung Biru Blok Cepu block, Bojonegoro seems to be ready for operation. After ExxonMobil Cepu Limited, owner of 41.4% shares in the field is willing to sell its shares to PT Pertamina EP Cepu. Pertamina also gets gas buyers.

Currently Pertamina EP Cepu owns shares of Jambaran Tiung Biru, 41.4%, ExxonMobil Cepu 41, 4%, BUMD 9.2% and Pertamina EP 8%. If sales occur, the composition becomes Pertamina EP Cepu of 82.8%, Pertamina EP at 8% and BUMD of 9.2%.

Elia Massa Manik, President Director of PT Pertamina said that the project is a new hope to overcome the gas deficit in Central Java and East Java. Pertamina will channel approximately US $ 1.5 billion for the project of Jambaran Tiung Biru. With 1.9 trillion cubic feet of gas reserves -2.5 trillion cubic feet, he hopes that the industries in Central Java and East Java will have enough gas supply.

"The development of Tiung Biru Jambaran will open employment," he said during groundbreaking with the Minister of EMR and Head SKK Migas, Monday (25/9). Currently, Pertamina is still finalizing the share transfer negotiation of Jambaran Tiung Biru. Although there has been no agreement with ExxonMobil Cepu, Pertamina has received gas buyer, his own brother, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) at US $ 7.6 per mmbtu on August 8, 2017.

"The agreement was the beginning of developing the field, because there are buyers of gas," he said.

ExxonMobil Cepu field has high lmpleksitas with 34% CO2 content and gas processing facilities 330 million metric standard cubic feet per day (mmscfd). Medium production of gas sold as much as 172 mmscfd. Drilling will be done by PT Rekayasa Industri and PT Japan Gas Corporation.

Amien Sunaryadi, Head of SKK Migas, said the state revenue projection from this project until the contract is completed in 2035 reached US $ 3.61 billion or Rp 48 trillion. A total of 100 mmscfd to Pertamina, then to PLN for electricity needs in East Java and Central Java. The remaining 72 mmscfd for industries in Central Java and East Java.

IN INDONESIA

Berharap Gas dari Jambaran Tiung Biru


Pengembangan lapangan Jambaran-Tiung Biru Blok Cepu, Bojonegoro nampaknya siap dioperasikan Ini setelah ExxonMobil Cepu Limited sebagai pemilik 41,4 % saham di lapangan tersebut bersedia menjual sahamnya ke PT Pertamina EP Cepu. Pertamina juga mendapat pembeli gas.

Saat ini Pertamina EP Cepu memiliki saham Jambaran Tiung Biru, sebesar 41,4%, ExxonMobil Cepu 41, 4%, BUMD 9,2% dan Pertamina EP 8%. Jika penjualan terjadi, komposisinya menjadi Pertamina EP Cepu sebesar 82,8%, Pertamina EP sebesar 8% dan BUMD sebesar 9,2%.

Elia Massa Manik, Direktur Utama PT Pertamina mengungkapkan, proyek ini menjadi harapan baru mengatasi defisit gas di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pertamina akan mengalirkan dana sekitar US$ 1,5 miliar untuk proyek Jambaran Tiung Biru. Dengan cadangan gas 1,9 triliun cubic feet -2,5 triliun cubic feet dirinya berharap industri di Jateng dan Jatim mendapat suplai gas yang cukup. 

"Pengembangan Jambaran Tiung Biru akan membuka lapangan kerja," kata dia saat groundbreaking bersama Menteri ESDM dan Kepala SKK Migas, Senin (25/9). Saat ini, Pertamina masih menyelesaikan negosiasi pengalihan saham Jambaran Tiung Biru. Meski belum terjadi kesepakatan dengan ExxonMobil Cepu, Pertamina sudah mendapat pembeli gas, saudaranya sendiri, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan harga US 7,6 per mmbtu pada 8 Agustus 2017. 

"Kesepakatan itu jadi awal mengembangkan lapangan, karena ada pembeli gas," ujarnya.

Lapangan ExxonMobil Cepu memiliki lmpleksitas tinggi dengan kandungan CO2 34% dan fasilitas pemrosesan gas 330 million metric standard cubic feet per day (mmscfd). Sedang produksi gas jual sebanyak 172 mmscfd. Pengeboran akan dilakukan PT Rekayasa Industri dan PT Japan Gas Corporation.

Amien Sunaryadi, Kepala SKK Migas, menyatakan, proyeksi penerimaan negara dari proyek ini sampai kontrak selesai tahun 2035 mencapai US$ 3,61 miliar atau Rp 48 triliun. Sebanyak 100 mmscfd ke Pertamina, kemudian ke PLN untuk kebutuhan listrik di Jatim dan Jateng. Sisanya 72 mmscfd untuk industri di Jateng dan Jatim.

Kontan, Page-18, Tuesday, Sept 26, 2017

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel